2023, Ladang Pahala Bagi Pengusaha
majalahnabawi.com – Tahun 2023 adalah tahun yang terkesan menakutkan. Hal ini karena bayang-bayang pandemi yang belum sepenuhnya hilang pada tahun 2022, dan prediksi terjadinya resesi pada tahun 2023. Prediksi terjadinya resesi ekonomi yang bisa menjadi sebab hancurnya perekonomian dunia telah banyak beredar. Pada saat itu kemungkinan akan sangat berat bagi kalangan ekonomi menengah kebawah. Kesulitan ekonomi akibat pandemi beberapa tahun kebelakang bisa menjadi gambaran dari dampak resesi pada tahun 2023 ini. Namun hal ini sebenarnya bisa saja menjadi ladang pahala bagi para pengusaha.
Memanen Keuntungan di Ladang Pahala
Bagaimana resesi yang terjadi menjadi ladang pahala bagi para pengusaha? Jawabanya adalah dengan melakukan ibadah sosial. Ibadah sosial bisa memiliki pahala yang lebih besar dibandingkan ibadah individual. Dalam kitab Al-Asybāh wa Al-Naża`ir karya Imam al-Suyuthi (w 911 H) terdapat suatu kaidah fiqh yaitu al-muta’addiyī afḍalu min al qāṣiri (المتعديات أفضل من القاصرات) “amalan yang manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri lebih utama dibandingkan amalan yang hanya dirasakan oleh diri sendiri.” Pada masa inilah ibadah-ibadah sosial sangat berharga. Bahkan balasan dari ibadah sosial pada saat ini bisa jadi lebih besar daripada naik haji berkali-kali.
Salah satu bentuk ibadah sosial adalah menyantuni anak yatim. Dalam memberi gambaran seberapa besar pahala bagi orang yang menyantuni anak yatim, baginda Nabi mengatakan:
كَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ، أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ (رواه مسلم)
“Aku dan orang yang menyantuni anak yatim seperti dua jari ini di surga nanti, (Nabi mengisyaratkan dengan telunjuk dan jari tengahnya.)” (H.R Muslim)
Hadis ini mengisyaratkan bahwa pahala bagi orang yang melakukan ibadah sosial sangatlah besar hingga merupakan surga yang dekat dengan baginda Nabi. Dan tentu surga tempat baginda Nabi adalah surga VVIP dan bukan surga kelas ekonomi.
Sedangkan ibadah individual seperti haji mabrur, pahalanya hanyalah surga dan tidak di pastikan surga dengan derajat yang mana. Sebagaimana baginda Nabi Mengatakan:
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ له جزاء إلا الجنة (رواه البخاري)
“Pahala bagi haji yang mabrur tidak lain adalah surga” (H.R Bukhari)
Bisa saja surga yang menjadi balasan bagi orang yang berhaji adalah surga kelas ekonomi atau kelas yang paling bawah itupun kalau hajinya mabrur. Dari sini Prof. Dr. KH. Ali Mustofa yaqub berkesimpulan bahwa ibadah sosial lebih besar pahalanya daripada ibada individual. Hal tersebut beliau ungkapkan dalam bukunya yang berjudul “Makan Tak Pernah Kenyang”.
Memberi Pekerjaan Bagi Yang Membutuhkan
Pada Masa Baginda Nabi Masih Hidup, banyak peperangan yang terjadi. Hal ini menyebabkan banyak msulim yang syahid dan meninggalkan istri serta anak-anak mereka. Sehingga pada saat itu mungkin menyantuni anak yatim adalah salah satu ibadah sosial yang sangat penting.
Sedangkan pada masa sekarang tidak terjadi perang. Sehingga jumlah anak yatim tidak sebanyak waktu itu. Pada saat ini lebih banyak orang miskin dan juga orang yang tidak mempunyai pekerjaan. Bisa jadi pada saat ini memberikan pekerjaan kepada mereka yang membutuhkan adalah ibadah sosial yang paling penting. Bisa jadi dengan menjadi wirausahawan dan menyediakan lapangan pekerjaan pada saat orang-orang kelaparan adalah amalan yang mengantarkan seorang pengusaha kepada surga VVIP bersandingan dengan Baginda Nabi.