Adab-Adab Persahabatan Menurut Al-Sya’rani
Majalahnabawi.com – Persahabatan tidak hanya sebatas sebutan saja, melainkan ada sejumlah adab yang harus terpenuhi di dalamnya. Berikut adalah beberapa adab persahabatan menurut Imam al-Sya’rani di dalam kitabnya “Adabu al-Shuhbah”.
Tak Melihat Aib Sahabatnya
Yang pertama, hendaknya seorang sahabat berusaha untuk tidak melihat aib sahabatnya. Dalam kitabnya al-Sya’rani mengungkapkan hal ini dengan redaksi “أن يتعامى عن عيوبه”, berusaha tidak melihat aib sahabatnya. Hal ini berdasarkan ayat 12 surah al-Hujurat yang berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak berprasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain serta janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah Swt, Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Tidak Melihat Kesalahan Sahabatnya yang Sudah Terjadi dan Tak Boleh Menyingkap Aurat yang Ditutupinya
Yang kedua, hendaknya seseorang tidak mengungkit-ungkit kesalahan sahabatnya yang telah lalu. Dan tidak boleh menyingkap aurat yang ditutupi sahabatnya. Imam al-Sya’rani dalam kitabnya mengungkapkan dengan redaksi “أن لا ينظرله إلى زلة سبقت, ولا يكشف له عورة سترت”, tidak melihat kesalahan sahabatnya yang sudah terjadi, serta tidak boleh menyingkap aurat yang ditutupinya. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Saw yang diriwayatkan oleh ‘Uqbah bin ‘Amir, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ رَأَى عَوْرَةً فَسَتَرَهَا, كَانَ كَمَنْ أَحْيَا مَوْؤُدَةً مِنْ قَبْرٍهَا
“Barang siapa yang melihat aurat saudaranya lalu menutupinya maka Ia seperti orang yang menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup.”
Tidak Memandang dengan Pandangan Meremehkan
Adab yang ketiga adalah hendaknya seseorang tidak memandang sahabatnya dengan pandangan meremehkan. Ungkapan yang Imam al-Sya’rani gunakan dalam kitabnya adalah “أن لا ينظر بعين الإحتقار”, jangan memandang saudaranya dengan pandangan meremehkan. Sebaliknya, seorang sahabat sepatutnya memandang sahabatnya dengan pandangan penuh kecintaan. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Saw dari riwayat Mu’adz bin Jabal ra sebagaimana berikut:
مَنْ نَظَرَ إِلَى أَخِيْهِ نَظَرْةً وُدٍّ غَفَرَالله ُلَهُ
“Barang siapa yang melihat saudaranya di dalam agama dengan pandangan kecintaan maka Allah Swt. mengampuni seluruh dosannya.”
Mengunjungi Sahabat
Yang keempat, hendaknya seseorang menyempatkan waktu untuk mengunjungi sahabatnya. Al-Sya’rani mengemukakan hal ini dalam kitabnya dengan redaksi “أن يزوره كل قليل من الأيام “, meluangkan sedikit waktunya untuk mengunjungi sahabat. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Saw, riwayat Ibnu ‘Umar ra, beliau bersabda;
إِذَا زَارَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَأَلْقَى لَهُ شَيْئًا يقيه مِنْ التُّرَابِ, وَقَاهُ اللهُ عَذَابَ النَّارِ
“Apabila salah seorang dari kalian mengunjungi saudaranya, kemudian disuguhkan alas duduk yang sudah steril dari debu maka Allah Swt melindungi orang tersebut dari siksa api neraka.”
Bersalaman ketika Bertemu
Yang kelima, hendaknya seseorang bersalaman dengan sahabatnya tatkala bertemu. Seperti ungkapan al-Sya’rani “أن يصاحفه كلما لقيه بنية التبرك و امتثال الأمر”, bersalaman dengan sahabat tatkala bertemu seraya berniat memperoleh berkah dan melaksanakan perintah. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah Saw dari riwayat al-Barra’, beliau bersabda;
. إِذَا الْتَقَى المُسْلِمَانِ فَتَصَافَحَا وَحَمِدَا اللهَ -عزَّ وجلَّ- وَاسْتَغْفَرَاهُ غَفَرَ لَهُمَا
“Apabila dua orang muslim bertemu lalu saling bersalaman dan memuji serta meminta ampunan kepada Allah Swt. maka di saat itu pula Allah Swt. telah mengampuni dosa keduanya.”
Demikikan beberapa adab dalam persahabatan menurut Imam al-Sya’rani. Semoga kita bisa mengamalkannya. Amin.