Al-Quran sebagai Obat Kesehatan Mental?
Majalah Nabawi – Saat ini, isu yang ramai di telinga kita yakni mengenai kesehatan mental. Berbagai permasalahan pasti akan kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang timbul terlalu banyak akan menjadi beban bagi seseorang. Serta menjadi masalah terhadap mental dan jiwa seseorang.
Seiring berkembangnya zaman, banyak masalah yang timbul dari beberapa aspek. Sehingga banyak manusia yang kesehatan mentalnya terganggu karena mengalami stres, cemas, depresi, gelisah, berburuk sangka, hingga tekanan mental yang berlebihan sampai bunuh diri.
Lalu apakah yang membuat mereka tidak dapat menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan, sehingga lebih memilih melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, seperti bunuh diri?
Ketidaksehatan mental dapat mengenai kalangan mana saja, terutama mahasiswa. Karena mahasiswa berada pada batasan awal dewasa serta akhir remaja. Hal ini yang membuat mental tidak stabil. Pada umumnya masalah timbul ketika terdapat keinginan yang tidak dapat terwujudkan serta beriringan dengan tuntutan yang harus terselesaikan. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” menyatakan bahwa: “Kesehatan jiwa adalah keadaan pikiran yang selalu dalam keadaan tenang, aman, dan tentram, serta upaya ketenangan batin dapat dilakukan melalui penyesuaian kepasrahan (penyerahan total kepada Tuhan.” Dari kutipan buku ini dapat teman-teman simpulkan bahwa setiap individu harus memiliki pemahaman agama.
Al-Quran Berpengaruh Besar terhadap Kesehatan Mental Seseorang
Kesehatan mental tidak dapat lepas dari Perspektif agama. Karena dimensi agama merupakan salah satu dimensi manusia. Keberagaman manusia terhadap bentuk pengakuan atas kepercayaan agama yang mereka anut, memilik potensi untuk dapat beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam agama Islam Allah telah menurunkan wahyu yakni al-Quran dan memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan di alam semesta.
Tujuan Allah menurunkan hal tersebut, agar manusia dapat memahami serta mengambil pelajaran. Sehingga mendapatkan tujuan hidup serta ke mana arah hidupnya. Memahami arah hidup yang sesuai dengan al-Quran, membuat seseorang ingin mendekatkan diri kepada sang pencipta. Dengan cara itu pula seorang hamba dapat meningkatkan keimanan serta ketakwaan seseorang terhadap Allah SWT.
Dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta seorang hamba akan mendapatkan ketenangan hati tersendiri. Seperti di dalam firman Allah berikut ini:
أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ ٢٨…
Artinya: “ …………. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.“
(Q. S. Ar Ra’d [13]:28)
Ayat di atas menjelaskan bahwa untuk memperoleh ketenangan hati yakni dengan mengingat Allah. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengingat Allah. Salah satunya adalah dengan membaca al-Quran.
Beberapa penelitian telah menjelaskan bahwa membaca Al-Qur’an cenderung efektif untuk kesehatan mental yang memberikan efek ketenangan. Juga membuktikan bahwa tingkat kecemasan seseorang akan menurun setelah membaca al-Quran. Namun, banyak orang yang beralasan jika tidak sempat membaca al-Quran karena sibuk dengan urusan dunia.
Sebenarnya, jika kita tidak dapat membaca al-Quran dengan berbagai alasan. Maka kita dapat mendengarkan murottal al-Quran, yang mana tanpa kita rasa, kita mengikuti apa yang kita dengar.
Al-Quran adalah karunia yang Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ melalui perantara malaikat Jibril. Al-Quran diturunkan agar manusia dapat mempelajari kandungan di dalamnya. Salah satu yang bisa manusia pahami bahwa al-Quran sebagai obat segala penyakit. Hal ini dapat dilihat di Quran surah Fusshilat ayat 44. Maka dari itu betapa pentingnya kita untuk memahami, membaca, atau segala yang berhubungan dengan al-Quran.