Apakah Allah Adil dalam Menilai Amal?

Majalahnabawi.com – Sekilas pertanyaan tersebut mungkin terlihat sangat kurang ajar mengingat kita tau bahwa Allah adalah Maha Adil tercermin dari salah satu asma-Nya yaitu al-‘adl. Namun jika kita berfikir dan merenungi atas segala sesuatu yang telah Allah limpahkan kepada kita dan kemudian mengkomparasikannya dengan amal yang kita lakukan, pertanyaan tersebut layak kita renungi.

Syekh Ibnu Athaillah al-Sakandary dalam kitabnya al-Hikam pernah menuliskannya.

Kitab al-Hikam merupakan kitab karangan ulama masyhur bernama Syekh Ibnu Athaillah yang isinya menjelaskan beberapa nasehat-nasehat keimanan bagi seorang muslim. Dalam salah satu ungkapan beliau ada yang menjelaskan tentang keadilan serta rahmat Allah Swt.

لَا صَغِيْرَةَ إِذَا قَابَلَكَ عَدْلُهُ وَلَا كَبِيْرَةَ إِذَا وَاجَهَكَ فَضْلُهُ

Tiada dosa kecil jika keadilan Allah menghadap kepada kamu. Dan tiada dosa besar jika rahmat Allah menghadapkan kepadamu.

Syekh ibnu Athaillah menjelaskan dua hal yang begitu penting untuk dijadikan i’tibar bagi kita. Yang pertama, tidak ada yang namanya istilah dosa kecil jika kita membandingkannya dengan segala sesuatu yang telah Allah berikan pada kita. Allah telah memberikan nikmat yang tak terbatas kepada kita yang bahkan kita sendiri tidak sanggup menghitungnya. Allah berfirman

وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ (النحل : ١٨)

Oleh karena itu sangat tidak pantas seorang manusia yang telah merasakan kenikmatan tersebut untuk sekecil apapun mendurhakai-Nya. Dan jika Allah melaksanakan keadilan-Nya dalam menilai dosa manusia bahkan dosa sekecil apapun itu akan bernilai sangat besar jika dibanding segala sesuatu yang Allah telah berikan. Hal ini juga berlaku untuk amal kebaikan, amalan sebesar apapun yang kita lakukan tidak akan bernilai sedikitpun dihadapan semua karunia Allah.

Nikmat Allah Sangat Besar

Namun sebaliknya jika kita memperhatikan rahmat Allah kepada kita, amal buruk sebesar apapun yang kita lakukan selama Allah merahmati kita dan senantiasa kita memohon ampunan-Nya semua itu tidak ada nilainya, bahkan dengan rahmat Allah semua amal buruk itu dapat Allah hapus. Kemudian juga sebaliknya sekecil apapun amal baik dan saleh yang kita lakukan selama Allah memberi rahmat-Nya, hal itu dapat bernilai sangat besar di hadapan Allah, sebagaimana yang kita ketahui bahwa segala amal baik yang kita lakukan akan Allah balas 10x, namun amal buruk yang kita lakukan hanya 1x balasan. Allah berfirman:

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ (الاعراف : ١٦٠)

Juga mungkin kita sering mendengar bahwa jika kita berniat baik namun tidak melakukannya, niat baik itu dinilai satu kebaikan, dan jika kita melakukannya bernilai sebagai dua kebaikan. Berkebalikan dengan jika kita berniat beramal buruk, Allah tidak akan menilai kejahatan kita sampai kita benar benar melakukannya. Semua hal itu merupakan bentuk dari rahmat dan kasih sayang Allah pada kita, namun sangat sering sekali manusia mendustai nikmat yang Allah telah berikan. Allah berfirman:

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (سورة الرحمن)

Dari sekian banyaknya nikmat yang Allah telah berikan hanya sedikit hamba-Nya yang dapat menyukurinya.

وَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْر (سبأ : ١٣)

Dan kalau kita mau memasukkan semua dalil al-Quran yang menjelaskan kedurhakaan manusia atas nikmat Allah, maka kita tidak memiliki tempat lagi di tulisan ini. Hal ini mengindikasikan kedurhakaan luar biasa yang telah manusia lakukan.

Semoga kita semua senantiasa tergolong hamba yang bersyukur dan tidak mendurhakai seluruh karunia Allah, Amin.

Pelajaran Penting

Ada beberapa kesimpulan dan hikmah yang dapat kita jadikan pelajaran dari perkataan ibnu Athaillah tersebut.

1. Jangan pernah meremehkan dosa sekecil apapun, jadikan diri kita yakin bahwa Allah senantiasa mengawasi kita. Takutlah kepada neraka walaupun hanya sekecil biji kurma.

2. Jangan berbangga diri dengan amalan yang banyak. Karena sesungguhnya amalan yang kita lakukan belum sepenuhnya Allah terima namun senantiasa berharap rahmat dan ridha Allah serta menjadi pribadi yang lebih baik

3. Perbanyak beristighfar dan beramal saleh serta rajin bertafakkur dan tadabbur al-Quran

4. Jangan pernah sekalipun menganggap diri lebih baik dari orang lain.

Similar Posts