Asbab An-Nuzul Surat Al-Ikhlas
Majalahnabawi.com – Al-Quran terdiri dari 114 surat dan 6666 ayat. Dari sekian banyak surat dan ayat ini ada beberapa di antaranya yang memiliki keistimewaan sendiri, seperti surat al-Fatihah, surat Yasin, ayat Kursi, dan lainnya. Keistimewaan tersebut diajarkan langsung oleh Rasulullah Saw. sebagaimana hadis-hadis yang telah masyhur kita dengar. Misalnya:
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الجَنَّةِ إِلَّا أَنْ يَمُوْتَ
“Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi tiap selesai salat wajib, tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian.” (HR. An-Nasa’i)
مَنْ قَرَأَ يس فِيْ لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ غُفِرَ لَهُ فِيْ تِلْكَ اللَّيْلَةِ
“Barang siapa yang membaca surat Yasin pada suatu malam dengan mengharap ridha Allah Swt., maka ia akan diampuni pada malam itu juga.” (HR. Ad-Darimi)
Termasuk dari keistimewaan itu adalah surat al-Ikhlas. Membaca satu kali saja pahalanya menyamai sepertiga Al-Quran, membaca tiga kali berarti telah membaca seluruhnya. Rasulullah Saw. bersabda, “Qul Huwallahu ahad ” sebanding dengan sepertiga Al-Quran (HR. Muslim). Surat tersebut turun di kota Mekah (Makkiyah), terdiri dari 4 ayat, 15 kalimat, dan 47 huruf.
Riwayat tentang Sebab Turun Surat al-Ikhlas
Adapun sebab turunnya surat tersebut ulama berbeda pendapat. Syekh Muhammad bin Abu Bakar al-Ushfuri dalam kitabnya al-Mawa’idz al-Ushfuriyah menyebutkan dua riwayat tentang asbab an-Nuzul surat al-Ikhlas:
Pertama, dari riwayat Ubay bin Ka’ab, Jabir bin Abdullah, Abu Aliyah, asy-Sya’bi, dan Ikrimah bahwa, suatu ketika orang-orang kafir Mekah sedang berkumpul, di antaranya adalah Amir bin Thufail dan Zaid bin Qais. Mereka bertanya kepada Nabi Saw: “Wahai Muhammad, beritahu kami tentang Tuhanmu, apakah terbuat dari emas, perak, besi atau tembaga? Karena tuhan-tuhan kami terbuat dari benda-benda itu.”
Rasulullah Saw. pun menjawab: “Saya adalah utusan Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyerupai sesuatupun, dan saya tidak pernah mengatakan bahwa Allah itu adalah sesuatu.” Kemudian turunlah surat al-Ikhlas.
Kedua, terdapat dalam riwayat lain bahwa sebab turunnya surat al-Ikhlas adalah: Tatkala Rasulullah Saw. keluar menuju Madinah, orang-orang kafir Mekah berkumpul di pintu Nadwah, yaitu lorong menuju rumah Abu Jahal. Mereka mengatakan: “Barang siapa yang membawa Muhammad atau kepalanya saja kepada kita, maka imbalannya adalah 100 unta merah yang hitam kelopak matanya.”
Kemudian ada seorang laki-laki di antara mereka berdiri dan mengatakan: “Saya yang akan membawa Muhammad kepada kalian”. Akhirnya orang-orang kafir Mekah pun menanggung semua hadiah yang dijanjikan. Laki-laki itu bernama Suraqah bin Malik.
Saat Rasulullah Saw. dalam perjalanan, Suraqah mengikutinya dari belakang. Saat sudah dekat dengan Nabi, ia pun menghunuskan pedangnya untuk membunuh beliau. Atas perintah Rasulullah, bumi menahan Suroqah hingga membuat kaki kudanya amblas sampai ke lutut. Lalu Saraqah mengatakan: “Wahai Rasulullah, ampunilah saya.” Kemudian Rasulullah Saw. berdoa, dan Suraqah pun terselamatkan.
Setelah beberapa saat, Suraqah kembali menghunuskan pedangnya untuk membunuh Nabi yang kedua kalinya. Kemudian bumi kembali mengamblaskan kuda Suraqah sampai ke pusarnya. “Ampunilah saya wahai Rasulullah, saya tidak akan melakukannya lagi.” Kata Suraqah. Rasulullah Saw. pun mengampuninya, dan Suraqah terselamatkan.
Kemudian Suraqah turun dari kudanya dan berdiri di hadapan unta Rasulullah Saw., ia mengatakan: “Wahai Rasulullah, beritahu saya, siapakah Tuhanmu yang memiliki kekuasaan seperti ini? Apakah terbuat dari emas atau perak?
Rasulullah Saw. menundukkan kepala dan diam dengan waktu yang lama. Lalu malaikat Jibril turun dan mengatakan:
“Wahai Muhammad, katakanlah bahwa: “Allah adalah Dzat yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.. Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Tidak ada satupun yang sebanding dengan-Nya.” (QS. Al-Ikhlas)
Katakanlah wahai Muhammad, “Allah adalah Dzat yang menciptakan langit dan bumi. Dia telah menciptakan pasangan-pasangan dari kalian dan untuk kalian, juga menciptakan pasangan-pasangan dari binatang-binatang ternak. Tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya. Dia adalah Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (QS. Ash-shuraa: 11)
Mendengar penjelasan Rasulullah Saw., Suraqah berkata: “Wahai Rasulullah, tuntun saya masuk Islam.”. kemudian Rasulullah menuntunnya masuk Islam, dan Suraqah pun masuk Islam dengan keislaman yang sangat baik.
Tafsir Surat Al-Ikhlas
Menurut Ibnu Abbas lafad as-Samad adalah Dzat yang tidak memiliki rongga, tidak makan dan tidak minum. Andaikan Allah memiliki rongga, tentu Dia membutuhkan sesuatu. Padahal Allah tidak membutuhkan sesuatupun, melainkan semua makhluk yang membutuhkan-Nya.
Ada juga yang mengatakan bahwa as-Samad adalah tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Tidak melahirkan (lam yalid) maksudnya adalah tidak memiliki anak yang kemudian akan mewarisi kerajaan-Nya. Sementara maksud tidak dilahirkan (lam yulad) adalah Allah tidak punya ayah yang kemudian mewarisi kerajaan kepada-Nya. Maksud walam yakun lahu kufuwan ahad adalah Allah tidak memiliki lawan, tidak memiliki saingan, tidak memiliki sesama, dan tidak ada siapapun yang menyerupai-Nya.