Berdakwah Sambil Berlibur di Kawasan Wisata Super Premium
Majalahnabawi.com – Ketika pertama kali mendengar nama saya yang asalnya hendak ditugaskan biksah di Papua kemudian dipindahkan ke Labuan Bajo, saya begitu senang sekali, karena nama Labuan Bajo sedang naik daun sebagai salah satu destinasi super premium di Indonesia. Dari sejak mendengar pemindahan tugas ini, setiap hari saya searching di google mengenai destinasi-destinasi wisata yang ada di Labuan Bajo. Semakin mencari, semakin saya menemukan keindahan Labuan Bajo.
Kesan Pertama Saat Tiba
Pada hari jumat, 1 September 2023, pukul 07.20 WIB saya dan Gus Najih take off dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Bandara Internasional Komodo yang dijadwalkan tiba pukul 10.30 WITA. Ketika pesawat sudah mendekati landing, saya terkagum dengan pemandangan gugusan kepulauan Komodo dan Rinca, benar-benar ndah ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ketika sampai, Ketua PCNU Manggarai Barat dan Anggota Densus 88 menyambut kami. Setelah melaksanakan salat jumat, kami langsung diajak berkeliling Labuan Bajo, bahkan sebelum koper saya disimpan, saya sudah merasakan suasana berlibur di Labuan Bajo. Mereka mengajak kami berkeliling ke sekitar Bukit Sylvia, Dermaga Labuan Bajo, serta Pusat kuliner dan wisata.
Hari-hari berlalu dalam tugas biksah, saya sering berkeliling Labuan Bajo, sekedar untuk nongkrong di Pusat Wisata Merorah, menikmati sunset di Puncak Waringin, maupun menikmati indahnya malam Labuan Bajo di Water front. Tempat-tempat tadi memiliki keindahan pemandangan yang bisa saya dapatkan secara gratis dan sehat, karena saya mengunjunginya sering kali dengan jogging pagi.
Dalam tugas mengajar di Pondok Pesantren Nurul Fatah Mburak, atau menghadiri undangan pengajian lainnya, sepanjang perjalanan saya disuguhi pemandangan bukit-bukit indah, ribuan sapi yang sedang digembala, serta hamparan sawah yang melintas. Dengan keindahan geografisnya ini, tidak mengherankan jika orang-orang Portugis memberikan nama pulau ini dengan nama “Flores”, yang dalam bahasa Portugis bermakna “Bunga”, yang sepadan dengan keindahannya.
Puncak Travelling
Salah satu perjalanan yang berkesan adalah saat menghadiri undangan pengajian menyambut Maulid Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam di Tanjung Boleng. Dalam perjalanan ke masjid tempat kegiatan, saya begitu berdecak kagum menikmati pemandangan lautnya, begitu tenang, biru, dan indah. Sayangnya hanya lewat saja, mudah-mudahan suatu saat bisa bermain dipinggir pantainya.
Puncak liburan saya di Labuan Bajo adalah saat mendapatkan tawaran ikut rombongan khuruj jemaah tabligh yang akan berwisata sebelum kepulangan mereka ke Jawa, tanpa ragu saya mengiyakan untuk ikut rombongan. Rombongan yang berjumlah 11 orang itu berangkat dari Dermaga Labuan Bajo menggunakan perahu kecil pada pukul 04.00 WITA. Perjalanan ini adalah perjalanan laut terjauh dan paling berkesan sepanjang hidup saya, mulai dari salat berjemaah subuh di atas kapal ditemani hembusan angin laut, menikmati indahnya pagi yang menyapa walaupun matahari terbit terhalang awan, dan melihat ikan-ikan saling berlomba menyibak lautan di pagi hari.
Keindahan Destinasi Wisata di Labuan Bajo
Perjalanan pertama berlangsung selama 3 jam, dan kami tiba di destinasi pertama, yakni pulau Padar. Pulau yang sangat terkenal dengan keindahannya ini menyambut kami dengan gagah dan tersenyum indah. Sebelum menikmati keindahan pulau padar, kami harus menaiki 300 anak tangga untuk sampai kepuncak. Pada pukul 08.30 WITA kami sampai di Puncak, dan di sana sudah banyak wisatawan mancanegara dan lokal yang sudah berkumpul sejak pukul 06.00 pagi. Di sana kami mengambil foto dan berbincang dengan wisatawan mancanegara, mulai dari Belanda, Jerman, Spanyol, Singapura, dan China. Pemandangan indah pulau Padar memang sangat mempesona, hingga diabadikan dalam mata uang Rupiah pecahan 50.000. Saya benar-benar sangat beruntung bisa mengunjungi salah satu destinasi terbaik di Labuan Bajo ini secara gratis.
Setelah mengunjungi Pulau Padar, kami beranjak menuju Pantai Pink, yang terkenal karena pasirnya berwarna merah muda, dan hanya ada satu-satunya di Asia Tenggara. Pantai Indah yang ombaknya tenang dan tidak sedang banyak pengunjung membuat kami memilih untuk sarapan dan bermain air di sana (karena tidak bawa baju ganti, akhirnya tidak berenang). Sekitar 1 jam kami di Pantai Pink, kami beranjak menuju Pulau Komodo, habitat kadal raksasa yang hanya ada satu di dunia.
Di Pulau Komodo, kami mengunjungi Taman Nasional Komodo (TNK) Loh Liang, dan di sana berjumpa dengan beberapa Komodo yang sedang berjemur dan beberapa burung endemik Flores. Di sana kami berkeliling ditemani staff dari TNK dan mendapatkan banyak informasi seputar kehidupan komodo dan warga di Pulau Komodo.
Pada pukul 13.00 WITA kami selesai berkeliling kemudian salat berjemaah di musala TNK Loh Liang, kemudian pulang menuju Labuan Bajo. Setelah 4 jam perjalanan laut, kami tiba di dermaga Labuan Bajo pukul 17.00 WITA