imam ibn hibban

Biografi Al-Jāḥiẓ

Majalahnabawi.com – Al-Jāḥiẓ mempunyai nama lengkap Abu Usman ‘Amr bin Bahr al-Kinani al-Basri (أبو عثمان عمرو بن بحر الكناني), ia adalah seorang cendikiawan Afrika-Arab yang berasal dari Afrika Timur dan merupakan sastrawan Aran dan memiliki karya-karya dalam bidang literatur Arab, biologi, zoologi[1], sejarah, filsafat, psikologi, teologi mu’taziliyah, dan polemik-polemik politik religi.


[1] Zoologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang struktur, perilaku, fungsi, hingga evolusi hewan. Tak hanya tentang hewan, zoologi juga mempelajari tentang struktur organisme hidup hingga kesatuan kehidupan sub seluler.

Perjalanan Hidup Al-Jahiz

Perjalanan hidup masa kecil Al Jahiz tidak begitu banyak diketahui. Al Jahiz lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Dilahirkan di Kota Basra pada tahun 159 H/775 M dan wafat pada usia 96 tahun pada 255 H/867 M. Dia menegaskan dalam sebuah buku bahwa ia merupakan bangsa Arab dari suku Kinanah. Untuk membantu keluarga, Al Jahiz berjualan ikan disekitar saluran irigasi di Kota Basra. Kesulitan keuangan tidak menghambat Al Jahiz untuk terus mencari ilmu pengetahuan. Al Jahiz terbiasa berkumpul dengan para pemuda di masjid utama Kota Basra membahas dan mengkaji berbagai bidang ilmu pengetahun. Ia juga selalu menghadiri perkuliahan yang membahas tentang filologi, leksikografi dan sastra puisi.

Pendidikan Seorang Al-Jahiz

Al Jahiz melanjutkan dan menempuh masa pendidikanya selama 25 tahun. Sehingga memperoleh banyak ilmu pengetahuan tentang ilmu sastra Arab terutama puisi, filologi Arab, sejarah bangsa Arab dan bangsa persia sebelum Islam. Selain itu ia mempelajari ilmu Alquran dan hadits. Selain itu Al Jahiz juga membaca buku-buku yang diterjemahkan dari bangsa Yunani seperti filsafat Yunani khususnya Aristoteles. Pada masa tersebut kekhalifahan Abbasiyah dalam masa keemasan dengan adanya perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan pendidikan. Buku-buku, perpustakaan mudah ditemukan di wilayah kekhalifahan yang memudahkan para pelajar mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Nama al-Jahiz artinya “mata besar” adalah gelar yang diberikan kepadanya. Menurut sumber lain, ia dikenal sebagai Al-Jahiz karena cacat matanya, tetapi dikenal suka belajar, membaca, dan meneliti. 

Karya-karya Al-Jahiz

Beberapa karya Al-Jahiz, seperti Al-Hayawan, Al-Bukhara dan Al-Bayan wa Al-Tabin, telah mewarnai perdebatan ilmiah dan mencapai ratusan judul.  Karya-karya ini sangat dipengaruhi oleh karakter Al-Jahiz yang mengutamakan kebebasan berpikir dalam segala hal, terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 

Atas dasar ini, maka penulis berpendapat bahwa penting untuk mempelajari sosok al-Jahiz mulai dari latar belakang kehidupannya hingga konsep kebebasan berpikirnya.

Similar Posts