rawi hadis

Bisakah Hadis Dha’if Berubah Kualitasnya Menjadi Hasan?

Majalahnabawi.com – Sebagaimana kita tahu, bahwa hadis berdasarkan kuliatasnya terbagi ke dalam tiga, yaitu sahih, hasan, dha’if. Suatu hadis sahih jika memenuhi semua kriteria kesahihan hadis, yaitu ittishal sanad, adil, dhabit, dan tidak adanya syadz dan ‘illat. Maka jika ada hadis yang tidak memenuhi kriteria tersebut, sudah pasti bahwa hadis tersebut bermasalah. Lalu bisakah hadis dha’if berubah derajat kualitasnya menjadi hadis hasan sehingga periwayatannya menjadi lebih kuat?

Menurut al-Hafidz Ibnu Hajar, “Jika melakukan I’tibar (proses penelitian dalam hadis untuk mencari dan mengkaji kualitas hadis) terhadap rawi yang buruk hafalannya, periwayatannya telah tercampur dan tidak bisa terbedakan, rawinya majhul, sanadnya terputus, dan rawi yang melakukan tadlis, maka hadis yang mulanya dha’if bisa berubah statusnya menjadi hadis hasan li ghairihi”.

Mencari Riwayat Pendukung

Tujuan dalam i’tibar adalah supaya dapat mengetahui ada atau tidaknya pendukung hadis dha’if tersebut baik berupa mutabi’ atau syahid. Namun perlu kita ketahui, bahwa i’tibar bukanlah bagian dari mutabi’ dan syahid, melainkan bentuk metode kajian agar dapat mengetahui keduanya. Jika sudah terealisasi i’tibar, lalu menghasilkan hadis yang benar dan sesuai dengan i’tibar juga hadis yang tidak benar dan tidak sesuai i’tibar, maka hadis yang benar dan sesuai i’tibarlah yang dirajihkan dan menjadi penguat dari hadis dha’if tersebut.

Dalam istilah ilmu hadis, hadis yang menjadi penguat namanya hadis mahfuz, dan hadis dha’if yang menguatkannya ternamakan syadz. Sehingga derajat hadis tersebut naik dari tawaqquf menjadi qabul. Oleh sebab itu, penamaan hadis hasan li ghairi karena pengaruh naik derajat kualitasnya menjadi hasan adalah faktor eksternal yakni berupa adanya mutabi’ atau syahid dari hadis lainnya, bukan dari dzatiyah hadis tersebut.

Syekh Abdul Aziz Muhammad bin Ibrahim dalam kitabnya Dhawabit al-Jarh wa al-Ta’dil menyebutkan ada tiga syarat yang bisa menguatkan riwayat dha’if dari segi dhabithnya, yaitu:

  1. Dha’ifnya tidak parah
  2. Terbantu dengan adanya mutaba’ah dan syahid yang sepadan atau melebihinya
  3. Hadis dha’if tidak menyalahi periwayatan tsiqah atau yang lainnya lagi yang lebih tsiqah

Suatu hadis dha’if, apabila memiliki salah satu dari tiga syarat di atas, maka hadis dha’if tersebut derajatnya bisa naik menjadi hadis hasan li ghairihi.

Similar Posts