Bolehkah Membaca Doa Wudhu di Toilet?
Majalahnabawi.com – Wudhu adalah rutinitas setiap muslim di setiap harinya. Sebab wudhu menjadi syarat sahnya sholat yang setiap muslim kerjakan di setiap lima waktu yang telah Allah tetapkan. Dalam wudhu, tidak hanya terdapat usapan dan basuhan. Melainkan juga ada dzikir atau doa yang Nabi anjurkan ketika akan, dan setelah wudhu.
Larangan Berdoa di Toilet
Namun, dalam hal ini terjadi paradoksal ketika di pembahasan lain seputar dzikir melarang kita untuk dzikir atau berdoa di tempat yang kurang elok seperti di toilet. Lantas bagaimanakah sikap kita yang wudhu di kamar mandi yang ada toilet nya? Apakah tetap berdzikir untuk mempertahankan sunnah atau meninggalkan dzikir karena ada larangan? Berikut ulasan selengkapnya. Dalam permasalahan ini, ulama lebih memilih meninggalkan dzikir karena ada larangan dari pada berdzikir karena mempertahankan kesunnahan. Dalam kitab Hasyiah Ibnu Abidin [344] diterangkan sebagai berikut;
وَلَوْ تَوَضَّأَ فِي الْخَلَاءِ لِعُذْرٍ هَلْ يَأْتِي بِالْبَسْمَلَةِ وَنَحْوِهَا مِنْ أَدْعِيَتِهِ مُرَاعَاةً لِسُنَّةِ الْوُضُوءِ أَوْ يَتْرُكُهَا مُرَاعَاةً لِلْمَحَلِّ؟ وَاَلَّذِي يَظْهَرُ الثَّانِي لِتَصْرِيحِهِمْ بِتَقْدِيمِ النَّهْيِ عَلَى الْأَمْرِ
Artinya; ’’Seandainya seseorang wudhu di toilet, apakah dia tetap membaca basmalah dan doa-doa yang berkaitan dengan wudhu karena memperhatikan sunnah wudhu atau meninggalkan doa-doa tersebut karena memperhatikan tempat? Pendapat yang dzohir adalah yang kedua (meninggalkan doa) karena ulama menegaskan dengan lebih mendahulukan meninggalkan larangan atas melaksanakan perintah’’.
Dalam Shohih Muslim [194] riwayat Abdullah bin Umar juga diterangkan;
أَنَّ رَجُلًا مَرَّ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبُولُ، فَسَلَّمَ. فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْه
Artinya; ‘’Sesungguhnya seorang lelaki lewat dan Rasulullah dalam keadaan buang air kecil. Kemudian lelaki itu mengucapkan salam tapi Rasulullah tidak menjawabnya’’.
Berdzikir dengan Hati Ketika di Toilet
Dari pemaparan tersebut dapat kita pahami bahwa dzikir atau doa apapun tidaklah menjadi sunnah ketika seseorang ada di toilet. Namun ulama’ Syafi’iyyah memiliki solusi yang bijak ketika tetap ingin mendapatkan pahala sunnah. Yaitu dzikir dengan hati, bukan dengan lisan. Syaikh Syihabuddin Al-Qalyubi dalam kitabnya Hasyiah Qalyubi [46] menerangkan sebagai berikut;
(حَمِدَ اللَّهَ بِقَلْبِهِ) وَمِثْلُهُ الذِّكْرُ الْمَطْلُوبُ لَوْ نَسِيَهُ قَبْلَ الدُّخُولِ وَأَذْكَارُ الْوُضُوءِ لَوْ تَوَضَّأَ فِيهِ، وَالذِّكْرُ بَعْدَهُ وَالْأَوْلَى تَأْخِيرُهُ وَيُقَدِّمُ عَلَيْهِ الذِّكْرَ الْمُتَعَلِّقَ بِالْخَلَاء
Artinya;’’(membaca hamdalah di hatinya) dan semisal itu adalah dzikir/doa yang dianjurkan ketika sebelum masuk toilet lupa berdoa, dzikir-dzikir wudhu ketika wudhu di toilet dan dzikir setelah wudhu. Lebih utamanya adalah mengakhirkan dzikir setelah wudhu dan mendahulukan dzikir yang berkaitan dengan toilet (doa keluar toilet).
Imam Al-Qalyubi menerangkan tetap adanya kesunnahan dzikir ketika seseorang berada di toilet. Baik dzikir (membaca hamdalah) ketika bersin ataupun dzikir yang berkaitan dengan wudhu. Namun, dengan catatan dzikir tersebut dilantunkan dalam hati, bukan lisan. Beliau juga memberi kaifiyah (cara/aturan) ketika seseorang keluar dari toilet dan sebelumnya dia sudah wudhu di toilet tersebut. Aturan yang baik dan utama adalah orang tersebut berdzikir doa keluar dari toilet kemudian berdzikir doa setelah wudhu. Demikianlah penjelasan mengenai membaca doa wudhu di toilet.
Semoga bermanfaat. Wallahua’lam.