Catatan Dakwah Dai Biksah: Antara Dakwah dan Healing

Saya merupakan salah satu dari dua utusan dai Darus-Sunnah untuk berdakwah di wilayah Poso. Satunya lagi adalah Ustadz Ahmad Shodiqul Umam, LC. S.S.I. Alhamdulillah selama di Poso, biasanya hampir setiap hari Jum’at ada undangan khutbah Jum’at di masjid-masjid sekitar Poso. Tapi hari Jum’at kemarin, terasa berbeda karena undangan khutbah Jum’atnya berlokasi jauh masjidnya. Berikut cerita perjalanan saya kemarin.

Penyaluran Listrik Tenaga Air

Jum’at, 27 Oktober 2023 pukul 07.00 WITA, saya dan Ustadz Samsul Lawenga (salah satu pengurus PCNU Poso) berangkat mengendarai mobil beliau dari rumah beliau di Landangan, Lantojaya, Poso Pesisir, menuju PLTA 2 di Pamona Timur, kami menempuh perjalanan dalam waktu 1 jam 30 menit sehingga sampai di PLTA 2 pada pukul 08.30 WTA. Setelah sudah masuk wilayah PLTA 2, karena tujuan kami adalah berkhutbah Jum’at di masjid PLTA 1 dan 2 (PLTA merupakan perusahan Pembangkit Listrik Tenaga Air yang dibagun oleh Bapak Yusuf Kalla dkk untuk menyalurkan listrik ke daerah Poso, Makasar, bahkan sampai ke Kalimantan), sedangkan masih lama masuk waktu sholat Jum’at, maka kami foto-foto dulu dan jalan-jalan menelusuri kawasan PLTA 2. Setelah itu, kami istirahat di ruang pengurus masjid PLTA 2, sampai pukul 10.30 WITA, saya dijemput pengurus masjid sementara PLTA 1 lalu saya diantar menggunakan mobil perusahan PLTA 1, kemudian saya dipersilahkan istirahat dan makan dulu di kamar pengurus masjid PLTA 1.

Khutbah Jauh dari Rumah

Pada pukul 11.30 saya masuk ke masjidnya, lalu sampai masuk waktu Zuhur, kemudian saya berkhutbah menyampaikan perihal pentingnya kita peduli terhadap warga Palestina yang sedang diserang Israel, dan bagaimana caranya kita membantu mereka. Setidaknya ada 3 hal yang bisa kita lakukan untuk membantu warga Palestina yaitu berdoa, membantu dana dan materiil lain, dan mengembalikan peradaban ilmu keislaman ke tangan umat Islam dengan cara banyak belajar dan membaca sejarah. Setelah rangkaian ibadah sholat Jum’at selesai, saya duduk-duduk bersama dengan beberapa jamaah sambil dipersilahkan minum es buah yang sudah disiapkan oleh pengurus masjid PLTA 1. Setelah itu, datang Ustadz Syamsul dari PLTA 2 dengan mobilnya menjemput saya, lalu kami ke jembatan Tentena yang mana kurang lebih 20 menitan dari PLTA 1. Kami menikmati pemandangan Danau Poso yang mana merupakan Danau terluas dan terdalam kedua setelah Danau Toba. Setelah itu, kami menuju kantor KUA Tentena untuk istirahat sampai Ashar tiba, kami menuju Masjid Besar Baitullah Tentena. Lalu kami sholat Ashar berjamaah bersama warga situ. Setelah sholat Ashar, kami mengobrol sebentar dengan beberapa jamaah masjid tersebut sambil memperkenalkan saya dan Pondok Pesantren Nahdlatut Tholibin Poso kepada beberapa jamaah.

Dakwah, Majelis Taklim, dan Ibu-ibu

Setelah itu, kami menuju rumah Ibu Nur, pemimpin majelis ta’lim ibu-ibu di daerah Tentena. Setelah sampai rumahnya, kami mengobrol dulu sebentar di teras rumah Ibu Nur sambil menunggu jamaah ibu-ibu datang, karena mungkin rumah ibu-ibu itu jauh-jauh karena ibu-ibu yang datang itu banyak yang diantar suami atau anaknya menggunakan motor dan mobil. Setelah jamaah ibu-ibu sudah hadir, sekitar pukul 16.00 kami masuk ke rumah ibu Nur, lalu dimulai acara, hingga pada acara ceramah yang saya sampaikan pada pukul 16.15 WITA, saya hanya sebentar menyampaikan perkenalan diri dan Pondok Pesantren Nahdlatut Tholibin, dan saya sampaikan juga perihal kehidupan rumah tangga Rasulullah. Setelah saya menyampaikan kultum, lalu dilanjut dengan kultum kedua yang disampaikan oleh Ustadz Samsul Lawenga, dan dilanjut dengan doa oleh Pak KUA Tentena. Setelah itu, kami dan jamaah ibu-ibu dipersilahkan makan. Sampai pukul 16.50 WITA, kami pamit pulang ke Poso Pesisir. Karena perjalanan jauh, maka kami singgah sholat Maghrib di masjid Pondok Pesantren Walisongo Poso. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan, sampai tiba di Pondok Pesantren Nahdlatut Tholibin pada pukul 19.07 WITA dan sudah masuk waktu Isya.

Antusiasme di Tengah Mayoritas

Pelajaran yang dapat saya petik dari perjalanan da’wah kemarin adalah berda’wah menyebarkan ajaran agama Islam itu butuh pengorbanan dan perjuangan. Semangat beribadah dan mendengarkan khutbah yang ditunjukkan oleh para pekerja di PLTA 1 Poso itu sangat luar biasa antusias, tidak ada yang tidur saat khutbah. Semangat mengaji dan bersatunya ibu-ibu Tentena sangat luar biasa, walaupun mereka hidup di tengah warga mayoritas non Islam. Dan Indonesia memiliki alam yang luar biasa, yang harus kita rawat, jaga, dan lestarikan. Jangan merusaknya dan mengotorinya. Indonesia juga bisa hidup damai dengan banyak perbedaan agama, suku, budaya, dan bahasa.
Sekian, cukup indah dan memuaskan, walaupun ada lelahnya juga.

Similar Posts