Catatan Dakwah Dai Biksah Darus-Sunnah untuk Poso; Mengenal Lebih Dekat Pondok Pesantren NU Pertama di Poso

Latar Belakang dan Bangunan Pesantren

Pondok Pesantren Nahdlatut Tholibin adalah tempat penyebaran dakwah Islam Wasathiyah di Poso. Pesantren ini didirikan atas inisiatif dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Poso bersama Densus 88 Anti Teror POLRI, dengan tujuan utamanya adalah menyebarkan ajaran-ajaran yang moderat di Wilayah Kabupaten Poso dan sekitarnya. Awalnya, PCNU Kab. Poso mengusulkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) agar dibangunkan sarana, khususnya hunian santri untuk Pondok Pesantren Nahdlatul Tholibin. Usulan ini kemudian ditindaklanjuti oleh PBNU dengan membangun sinergi dengan POLRI.

Pesantren yang berdiri kokoh di atas tanah seluar 3 hektar ini terletak di Dusun Landangan, Desa Lantojaya, Kec. Poso Pesisir, Kab. Poso, Prov. Sulawesi Tengah. Memulai pembangunan pada 26 April 2022 dengan kontraktor pelaksana CV. Metropolitan Palu dan manajemen konsultan PT. Prisma Karya Utama, dan rampung dikerjakan dalam waktu 180 hari. Pesantren ini dibangun setinggi dua lantai dan memiliki empat unit barak dengan kapasitas daya tampung sebanyak 56 orang santri. Sebagai fasilitas pendukung aktivitas santri, di dalam Pesantren juga telah tersedia tempat tidur dan lemari pakaian. Selain itu, juga ada fasilitas umum seperti kamar mandi, toilet, jaringan air bersih, tempat wudhu, lampu taman, serta jaringan listrik yang memadai.

Kurikulum dan Perkembangan Pesantren

Dalam bidang kurikulum dan pendidikannya, Pondok Pesantren Nahdlatut Tholibin bekerjasama dengan Pesantren Hadis Darus-Sunnah Jakarta, dengan misi ”Mengader Ulama Terampil Sejak Usia Dini.” Di mana setiap tahunnya, akan ada tenaga pengajar (alumni Darus-Sunnah Jakarta) yang dikirim untuk ditempatkan di Pondok Pesantren ini. Tidak hanya itu, sejumlah warga asli Poso juga tengah diberikan beasiswa oleh POLRI untuk dapat menimba ilmu di beberapa instansi pendidikan di Jakarta. Harapannya, setelah menyelesaikan studinya, mereka dapat kembali ke kampung halamannya untuk menyebarkan Islam Wasathiyah, termasuk dengan mengabdikan diri mengembangkan Pondok Pesantren Nahdlatut Tholibin ini.

Saat ini, sejumlah dua dai telah diutus dan ditempatkan di pesantren ini, yaitu Ust. Ahmad Shodiqul Umam, LC., S.S.I. (Darus-Sunnah 2015-2019) dan Ust. Faiz Aidin, LC., S.Pd. (Darus-Sunnah 2019-2023). Kedua dai ini diberikan tugas untuk mengajar dan mengasuh para santri, serta mengatur operasional pesantren. Dalam pelaksanaannya, keduanya banyak dibantu oleh Pengurus PCNU Kab. Poso dan masyarakat sekitar pesantren. Kini, Pondok Pesantren Nahdlatut Tholibin telah menerima 12 santri putra generasi pertama (siswa tsanawiyah/SMP), dan aktif memulai kegiatan pembelajaran sejak 16 Juli 2023.

Aktivitas Santri

Para santri memulai kegiatan hariannya dengan salat tahajjud dan witir berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan salat subuh, dzikir, dan mengaji al-Quran. Karena tidak adanya tes seleksi masuk pada angkatan pertama ini, sehingga kemampuan masing-masing santri menjadi cukup beragam. Beberapa santri sudah cukup mahir dan lancar dalam membaca al-Quran, dan beberapa lainnya masih cukup kesulitan, bahkan belum mengenal baik huruf-huruf hijaiyyah. Sehingga sistem yang dipakai dalam pengajian al-Quran ini adalah dengan murid membacakan bacaannya di depan guru, lalu guru menyimak dan membenarkan apabila ada yang keliru (tahsin al-Quran). Selain itu, para santri juga dibebankan untuk menyetorkan hafalannya, mulai dari bacaan salat, surat-surat pendek, dan surat-surat pilihan. Beberapa santri yang sudah mahir, dapat terus melanjutkan hafalannya ke juz 29, 28, ataupun juz 1, 2, dan seterusnya (tahfiz al-Quran).

Setelah kegiatan mengaji al-Quran, para santri mengenyam pendidikan formal di MTs al-Khairat, yang berlokasi di Kelurahan Moengko, berjarak kurang lebih 3 km dari lokasi pesantren. Karena jarak yang tidak dekat, para santri pun diantar-jemput setiap harinya menggunakan mobil operasional PCNU Kab. Poso. Saat ini, pesantren tengah mengajukan permohonan bus sekolah kepada Pemkab Poso, harapannya dapat memberikan kenyamanan dan efektivitas dalam mobilisasi kegiatan para santri. Aktivitas belajar ini berlangsung dari pukul tujuh pagi hingga pukul dua siang.

Pada sore hari, tepatnya setelah salat ashar, para santri melanjutkan dengan belajar ilmu alat (nahwu-sharaf) dan pengembangan bahasa Arab-Inggris. Dan pada malam hari (bakda maghrib), para santri mendapat kajian keislaman seperti fikih, sejarah, akidah, dll. Setelah selesai salat isya dan makan malam, para santri melanjutkan dengan aktivitas mudzakarah (belajar malam), untuk mempersiapkan pelajaran esok hari di madrasah maupun di pesantren. Di beberapa malam tertentu, para santri juga disibukkan dengan yasin-tahlil berjamaah, muhadharah (public speaking) dan pembacaan al-Barzanji.

Selain itu, para santri juga dibiasakan setiap harinya untuk membaca asmaul husna setiap pagi, membaca bait-bait nazam seperti al-mandzumah al-baiquniyah (bait-bait tentang ilmu hadis) dan aqidatul awwam (bait-bait tentang akidah) setiap hendak belajar, membaca berbagai wirid seperti wird al-lathif, ratib al-haddad, dan al-istighasah setiap pagi dan malam, membaca surat-surat pilihan di hari-hari tertentu, dan mengkhatamkan al-Quran setiap bakda salat ashar (dengan metode membaca 2 lembar setiap harinya). Harapannya, para santri dapat terbiasa dan hafal dengan apa yang mereka rutin baca, tanpa perlu menghafalnya. Tidak lupa pula para santri juga dibiasakan dengan ”kemandirian,” seperti penjadwalan bersih-bersih area kamar dan pesantren, mencuci pakaian dan memenuhi kebutuhannya sendiri, dll. Sehingga, mereka tidak merasa berat dengan aktifitas tersebut, karena telah rutin dilakukan dan dibiasakan.

Respon dan Harapan Masyarakat Sekitar

Jauh sejak belum berdirinya pondok pesantren ini, keterlibatan masyarakat dalam pengurusan tanah, penyiapan lahan, dll sudah sangat terasa, hingga pondok pesantren ini berdiri dan aktif berjalan mulai pertengahan agustus tahun 2023. Bahkan hingga saat ini, sinergi antara masyarakat sekitar dengan pesantren masih sangat baik dan cukup kompak. Terlihat dari beberapa kali acara yang diadakan pesantren, masyarakat sekitar selalu terlibat dan tampak antusias untuk turut menyukseskannya. Tidak hanya itu, masyarakat yang dikoordinir oleh PCNU Kab. Poso juga telah beberapa kali mengadakan kerja bakti di area pesantren. Dan ketika ada beberapa permasalahan, pesantren selalu meminta tolong dan bantuan dari masyarakat sekitar selaku tetangga terdekat.

Begitu pula sebaliknya, pihak pesantren juga berupaya penuh untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Di beberapa event yang diadakan masyarakat sekitar, sebisa mungkin pesantren juga turut hadir untuk memeriahkan dan membantu acara tersebut. Seringkali Asatidz pesantren diminta untuk mengisi pengajian, memimpin doa, dll. Demikian juga dengan para santri, beberapa kali diundang untuk menghadiri acara warga sekitar.

Semoga dengan berdirinya pesantren ini, dapat memberikan kebermanfaatan yang luas, khususnya bagi masyarakat Kab. Poso dan sekitarnya. Dan dapat mewujudkan cita-cita para perintis pesantren ini, yaitu menjadikan pesantren ini sebagai pusat penyebaran dakwah Islam Wasathiyah, dengan menyebarkan ajaran-ajaran yang moderat di Wilayah Kabupaten Poso dan sekitarnya. Aamiin.

Similar Posts