Doa-Doa dalam Setiap Gerakan Wudu
Majalahnabwi.com – Islam sebagai agama Rahmatan al-alamin sangat memberikan perhatian yang besar terhadap kebersihan dan kesucian. ditandai dengan syarat wajib untuk melakukan ibadah salat salah satunya harus suci dari hadas (besar-kecil) maupun najis sebagaimana yang diterangkan dalam Syarh al-Yaqut an-Nafis fi Madzhab Ibni Idris (halaman 140-147). Di dalam wudu, gerakan wudu tersebut tidak hanya sekedar melakukan gerakan saja. namun dianjurkan untuk membaca doa-doa yang menyertai tiap-tiap gerakan dari wudu tersebut, dengan menyertakan doa dalam setiap gerakan wudu, diharapkan wudu yang kita lakukan bisa bertambah kualitas makna ibadahnya. Di antara doa-doa tersebut ialah:
- Ketika membasuh telapak tangan sebanyak 3 kali, berdoa:
اللهم إني أسألك اليمن والبركة، وأعوذ بك من الشؤم والهلكة
Allahumma Inni asalukal yumna wal barokah, wa a’udzubika minas syu’mi wal halakah
Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kekuatan untuk menjalankan ketaatan dan diberikan keberkahan dan lindungi saya dari keburukan dan bahaya”
atau dalam riwayat yang dinukil dari Imam ar-Ramli :
اَللّٰهُمَّ احْفَظْ يَدِيْ مِنْ مَعَاصِيْكَ كُلِّهَا
Allâhumma ihfadh yadi min ma‘âshîka kullihâ
Artinya: “Ya Allah, jagalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat.”
2. Ketika berkumur:
اَللّٰهُمَّ أَعِنِّيْ على تلاوة كتابك وكثرة الذكر لك
Allahumma a’inni ‘ala tilaawati kitabika wa katsratis dzikri laka
Artinya: “Ya Allah tolonglah aku (untuk selalu) membaca Kitabmu dan memperbanyak zikir kepadamu.”
Atau membaca semisal yang disebutkan Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar,
اَللّٰهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ، اَللّٰهُمَّ اسْقِنِيْ مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأْسًا لَا أَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدًا
Allâhumma a‘inni ‘alâ dzikrika wa syukrika, Allâhumma asqinî min haudli nabiyyika shallallâhu ‘alaihi wa sallam ka’san lâ adzma’u ba‘dahu abadan
Artinya: “Ya Allah, tolonglah aku (untuk selalu) mengingat dan bersyukur pada-Mu. Ya Allah, beri aku minuman dari telaga Kautsar Nabi Muhammad, yang begitu menyegarkan hingga aku tidak merasa haus selamanya.”
3. Ketika istinsyaq/menghirup air:
اللهم أرحني رائحة الجنة وأنت عني راض
Allâhumma ariḫnî râiḫatal jannah wa anta ‘anni raadin
Artinya: “Ya Allah izinkan aku mencium wewangian surga, sedangkan engkau rida padaku.”
Sedangkan ketika istinsyar/mengeluarkan air dari hidung, membaca:
اللهم إني أعوذ بك من روائح النار وسوء الدار
Allahumma inni ‘audzubika min rawaihin naar wa suuid daar
Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari busuknya api neraka dan buruknya tempat kembali.”
4. Ketika membasuh wajah:
اَللّٰهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ
Allâhumma bayyidl wajhî yauma tabyadldlu wujûhun wa taswaddu wujûh
Artinya: “Ya Allah, putihkanlah wajahku di hari ketika wajah-wajah memutih dan menghitam.”
Hikmahnya agar di padang masyhar kelak kita digolongkan menjadi orang-orang yang baik, dengan tanda memutih wajahnya, sebaliknya orang yang jelek dicirikan dengan hitamnya wajah mereka.
5. Ketika membasuh tangan kanan:
اَللّٰهُمَّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِينِيْ وَحَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيرًا
Allâhumma a‘thinî kitâbî biyamînî, wa ḫâsibnî ḫisâban yasîran
Artinya: “Ya Allah, berikanlah kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kananku, dan hisablah aku dengan hisab yang ringan.”
Sedangkan saat membasuh tangan kiri, membaca:
اَللّٰهُمَّ لَا تُعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِشِمَالِيْ وَلَا مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِيْ
Allâhumma lâ tu‘thinî bi syimâlî, wa lâ min warâ-idh dhahrî
Artinya: “Ya Allah, jangan Kauberikan kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kiriku, dan jangan pula diberikan dari balik punggungku.”
Kronologi doa di atas, kelak di akhirat nanti, Allah akan memberikan pada semua manusia, catatan amal mereka masing-masing. Apabila manusia tersebut amalnya baik, maka ia akan menerima kitab amalnya dengan tangan kanan dan berhadapan muka, namun apabila amalnya jelek, maka ia akan menerima kitab amalnya dengan tangan kiri dan diberikan dari balik punggung.
6. Ketika mengusap kepala:
اَللّٰهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ وَأَظِلَّنِيْ تَحْتَ عَرْشِكَ يَوْمَ لَا ظِلَّ إلَّا ظِلُّكَ
Allâhumma ḫarrim sya’rî wa basyarî ‘alân-nâri wa adhillanî taḫta ‘arsyika yauma lâ dhilla illâ dhilluka
Artinya: “Ya Allah, halangi rambut dan kulitku dari sentuhan api neraka, dan naungi aku dengan naungan singgasana-Mu, pada hari ketika tak ada naungan selain naungan dari-Mu.”
7. Ketika mengusap telinga:
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنْ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ
Allâhumma-j‘alnî minalladzîna yastami‘ûnal qaula fayattabi‘ûna aḫsanahu
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah aku orang-orang yang mampu mendengar ucapan dan mampu mengikuti apa yang terbaik dari ucapan tersebut.”
8. Ketika membasuh kaki kanan:
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهُ سَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا، اَللّٰهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمِيْ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ الْأَقْدَامُ
Allâhumma-j’alhu sa‘yan masykûran wa dzamban maghfûran wa ‘amalan mutaqabbalan. Allâhumma tsabbit qadamî ‘alash shirâthi yauma tazillu fîhil aqdâm
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah (segenap langkahku) sebagai usaha yang disyukuri, sebagai penyebab terampuninya dosa dan sebagai amal yang diterima. Ya Allah, mantapkanlah telapak kakiku saat melintasi jembatan shirathal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki yang tergelincir.”
Sedangkan ketika membasuh kaki kiri, membaca :
اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ تَنْزِلَ قَدَمِيْ عَنِ الصِّرَاطِ يَوْمَ تَنْزِلُ فِيْهِ أَقْدَامُ الْمُنَافِقِيْنَ
Allâhumma innî a‘ûdzu bika an tanzila qadamî ‘anish-shirâthi yauma tanzilu fîhi aqdâmul munâfiqîn
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung pada-Mu, dari tergelincir saat melintasi jembatan shirathal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki orang munafik yang tergelincir.”
Hikmah dari doa tersebut, agar nanti di akhirat kelak ketika semua manusia melewati jembatan shirathal mustaqim yaitu jembatan yang di bawahnya terdapat jurang menuju neraka, dan di ujung jembatan terdapat surga. kita dapat melewati jembatan tersebut.
Dijelaskan dalam riwayat Imam Muslim, at-Tirmidzi, dan Hakim bahwasanya barang siapa yang membaca doa-doa tersebut di setiap gerakan wudunya maka seluruh dosa yang dilakukan anggota badan tersebut akan diampuni. dan dicatat sebagai pahala oleh Allah Swt.-penjelasan ini dikutip dari kitab Maraqil Ubudiyah Syarah Bidayatul Hidayah, hal: 27. Karangan Imam an-Nawawi al-Bantani.