Doa Jawami’ Al-Kamil Sayyidah A’isyah ra.

Majalahnabawi.com – Doa merupakan salah satu bentuk penghambaan seseorang kepada Tuhannya. Setiap agama mengajarkan pemeluknya agar senantiasa berdoa. Tentu hal ini sebagai markah lemahnya seorang hamba tanpa pertolongan Tuhannya. Tanpa pertolongan Tuhan yang Maha Kuasa seseorang akan sulit untuk keluar dari ruang kepicikan, kesukaran dan masalah yang ia hadapi di dalam kehidupannya. Islam sendiri sangat menganjurkan berdoa kepada setiap pemeluknya. Baik keadaan dirinya sedang baik-baik saja ataupun sebaliknya. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt., dalam Q.S. Ghafir [40] ayat 60;

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.

Urgensi Doa

Pada ayat di atas Allah Swt., memerintahkan kita untuk berdoa. Bahkan sebagai bentuk dorongan dari terealisasinya perintah tersebut, Allah Swt., memberikan jaminan terkabulnya setiap doa yang dipanjatkan. Tentu hal ini menunjukkan betapa pentingnya doa. Pada akhir ayat, Allah Swt., menutup firman-Nya -yang berkenaan dengan doa- dengan ancaman kepada orang-orang yang sombong. Sebab orang-orang yang enggan berdoa merasa dirinya sudah mampu menjalani hidup tanpa pertolongan dari Allah Swt. Dan tentu perasaan semacam ini termasuk bagian dari sifat orang-orang yang sombong.

Doa yang Nabi Ajarkan Kepada Siti Aisyah

Di kesempatan hidupnya, Nabi Muhammad Saw., sering mengajarkan doa kepada keluarga dan para sahabatnya. Salah satunya kepada istri tercinta beliau, Sayyidah Aisyah ra. Doa yang diajarkan dikutip oleh Imam an-Nawawi dalam karya kitabnya yang berjudul  al-Adzkar. Imam Al-Hakim Abu Abdillah mengatakan doa yang diriwayatkan dalam hadis ini sohih sanadnya. Berikut redaksinya;

اللَّهُمَّ إني أسألُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهِ عاجِلِهِ وآجِلِهِ، ما عَلِمْتُ مِنْهُ وَما لَمْ أَعْلَمْ، وأعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرّ كُلِّهِ عاجله وآجِلهِ ما عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أعْلَمْ، وأسألُكَ الجَنَّةَ وَمَا قَرّبَ إِلَيْها مِنْ قَوْلٍ أوْ عَمَلٍ ” وأعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إلَيْها مِنْ قَوْلٍ أوْ عَمَلٍ، وأسألُكَ خَيْرَ ما سألَكَ بِهِ عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ مُحَمَّدٌ (صلى الله عليه وسلم)، وأعوذ بِكَ مِنْ شَرّ ما اسْتَعاذَكَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ مُحَمَّدٌ (صلى الله عليه وسلم)، وأسألُكَ ما قَضَيْتَ لي مِنْ أمْرٍ أنْ تَجْعَلَ عاقِبَتَهُ رَشَداً

Artinya: “Ya Allah, saya memohon kepada-Mu semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda. Apa yang saya ketahui maupun tidak saya ketahui. Dan saya berlindung kepada-Mu dari semua keburukan, baik yang disegerakan maupun yang ditunda, yang saya ketahui maupun yang tidak saya ketahui. Dan saya memohon kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan saya berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan atau perbuatan. Dan saya memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu Muhammad Sallallahu alai wa sallam kepada-Mu dan saya berlindung kepada-Mu dari apa yang diminta perlindungan oleh hamba dan nabi-Mu Muhammad Sallallahu alai wa sallam. Dan saya memohon kepada-Mu semua takdir yang Engkau tentukan berakhir baik untukku.” (HR. Ahmad di Musnad, 24498. Ibnu Hibban di sohihnya, 2413. Ibnu Majah di Sunannya, 3846. Dinyatakan shahih oleh Albani dalam kitab Shohih Al-Qur’an Jami’, 1276).

Doa ini dikenal dengan nama Jawami’ al-Kamil yang artinya kumpulan yang sempurna. Karena jika diperhatikan, semua doa yang ada di al-Qur’an dan Hadis terkandung dalam doa tersebut. Doa ini komplit karena menjadi muara dari setiap doa-doa baik yang dipanjatkan. Demikian penjelasan mengenai pentingnya doa dan doa Sayyidah Aisyah yang diajarkan oleh Nabi. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.

Similar Posts