Doa tidak malas

Doa Tidak Malas

Majalahnabawi.com – Malas itu apa? Malas itu tidak mau bekerja, atau tidak mau mengerjakan sesuatu. Itu kata KBBI V. Malas itu tidak bernafsu, tidak suka, segan, enggan. Itu juga kata KBBI V. Iya, memang ada dua makna di sana untuk kata malas. Dan, dua-duanya adalah adjektiva: kata sifat. Itu dalam bahasa Indonesia. Namun, karena kita akan mengutip hadis, dan hadis itu berbahasa Arab, maka kamus yang dirujuk adalah kamus Bahasa Arab. Dalam hadis nabi terdapat doa tidak malas.

Malas Dalam Bahasa Arab

Dalam Kamus Arab Indonesia Almaany, malas dipadankan dengan kata balid, saqil, khamil, kasila-yaksalu, madad. Ada juga “dengan rasa malas” dipadankan dengan kata kurh. Ada juga “memberi dengan rasa malas” dipadankan dengan kata danna yadannu. Agar lebih fokus, kita pakai saja yang umum dipakai. Yaitu, kasila yaksalu kasal fahuwa kasil wa kaslan wahiya kasilah wa kasla wa kaslanah wahum kasla wa kasala wa kusala; kasul. Kasila yaksalu untuk verba. Kasal untuk nomina. Kasil dan kaslan untuk adjektiva maskulin.

Kasilah, kasla, dan kaslanah untuk feminin. Kasla, kasala, dan kusala untuk jamak. Kasul untuk penekanan.Sangat terkenal bahwa Nabi sallallahu alaihi wasallam berdoa memohon perlindungan dari kemalasan. Jika ini tidak mutawatir, setidaknya masyhur. Masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh lebih dari tiga periwayat. Hadis tentang doa berlindung dari kemalasan, setidaknya diriwayatkan oleh delapan sahabat melalui delapan puluh dua jalur dalam sembilan kitab hadis yang diakui. Hanya satu jalur yang terindikasi riwayatnya lemah. Delapan puluh satu sisanya sahih. H

Doa Agar Tidak Malas

Anas bin Malik (w. 90 H.), pelayan Nabi yang membersamai Nabi selama sepuluh tahun bersaksi bahwa doa tidak malas ini sering dibaca oleh Nabi. Istri Nabi, Aisyah (w. 57 H.), juga meriwayatkannya. Abdullah bin Mas’ud (w. 32 H.) yang telah menjadi sahabat sejak di Makkah, juga turut meriwayatkan doa ini. Zaid bin Arqam (w. 66 H.) mengaku bahwa doa ini nabi ajarkan kepada para sahabat. Abu Said al-Khudri (w. 63 H.) meriwayatkan bahwa doa ini adalah obat kesedihan yang diajarkan Nabi kepada Abu Umamah yang sedang sedih.

Meskipun, riwayat dari Abu Said ini lemah. Putra Abu Bakrah (w. 50 H.), Muslim (w. 90 H.) juga menirukan bapaknya membaca doa ini. Amr bin Syuaib (w. 118 H.), Syuaib bin Abdillah, Abdillah bin Amr bin al-‘Ash (w. 63 H.) secara turun menurun mendengar doa ini dari Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Usman bin Abi al-Ash (w. 51 H.) juga turut meriwayatkan doa ini. Lafal doa paling pendek adalah riwayat Imam al-Tirmizi (209-279 H.) melalui sahabat Zaid bin Arqam bertuliskan: Allahumma inni auzubika min al-kasal wa al-‘ajz wa al-bukhl. Ya Allah aku memohon perlindungan-Mu dari kemalasan, kelemahan, dan sifat pelit.O iya, kasal itu apa?

Belenggu Setan Dan Kemalasan

Kasal itu merasa berat dari sesuatu (Ibn Faris [w. 395 H]). Jabir meriwayatkan bahwa orang-orang ansar berjanji kepada Nabi untuk selalu taat baik ketika rajin maupun kasal (Abu Daud [202-275 H.], al-Tirmizi, Ibn Majah [209-273 H.], al-Darimi [181-255 H.], Ahmad [164-241 H.]). Nabi mengajarkan kepada Zainab, ketika sedang kasal, salat malam boleh sambil duduk (al-Bukhari [w. 194-256 H.], Abu Daud, al-Nasa’i [215-313 H.], Ibn Majah, Ahmad). Kasal juga berarti enggan menyempurnakan suatu pekerjaan, atau bahkan meninggalkan sama sekali. Abu Hurairah (w. 57 H.) meriwayatkan bahwa Nabi bercerita, ketika seseorang sedang tidur, ada tiga belenggu setan di lehernya. Jika ia bangun dan mengingat Allah, satu belenggu terlepas. Kemudian ia berwudu, satu belenggu lagi terlepas. Dan kemudian ia salat dua rakaat, terlepaslah semua belenggu itu. Sehingga, ia akan menjalani hari dengan semangat dan mood yang baik. Jika tidak, harinya akan penuh kemalasan: pekerjaan yang tidak sempurna atau bahkan tidak ia kerjakan sama sekali. (al-Bukhari, Muslim [206-261 H.], Abu Daud, al-Nasa’i, Ibn Majah, Malik [93-179 H.], Ahmad)

Dalam doa tidak malas, kita memohon perlindungan dari kemalasan, kita berlindung dari kemalasan: tidak mengerjakan kebaikan. Kita berlindung dari kemalasan: tidak menyelesaikan pekerjaan baik. Kita berlindung dari kemalasan: berat dalam mengerjakan kebaikan. Allahumma inna na’uzu bika min al-kasal wa al-‘ajz wa al-bukhl.

Similar Posts