Dua Aspek Kesombongan

Majalahnabawi.com – Salah satu sifat yang harus kita hindari adalah sombong. Perilaku yang muncul ketika seseorang merasa lebih unggul atau lebih penting daripada orang lain. Keengganan untuk mengakui kesalahan atau kekurangan diri sendiri. Tidak mau menerima kekurangan atau pendapat orang lain. Untuk itu, perlu kita ketahui bahwa ada dua aspek kesombongan yaitu sombong kepada manusia dan kepada Sang Pencipta.

Sombong Kepada Manusia

Diantara bentuk kesombongan kepada sesama manusia ialah ketika memiliki harta, tidak mau berbagi. Melakukan kebaikan hanya untuk dipuji. Memiliki fisik yang indah dan menawan, namun suka mengejek fisik orang lain. Ilmunya seluas lautan, namun meremehkan dan suka meninggi. Sehingga dengan jelas Allah memperingatkan manusia tentang sifat yang berbahaya ini. Allah Swt. berfirman:

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ

Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri”. (QS. Luqman: 18).

Sangat jelas Allah tidak menyukai dan melarang kita memiliki sifat sombong, angkuh dan membanggakan diri. Apalagi sampai merendahkan orang lain, naudzubillah. Oleh sebab itu, lebihkan diri dan hati kita agar senantiasa memperbaiki diri. Apa gunanya disukai banyak manusia tetapi tidak disukai Sang Pencipta? Yang benar saja, rugi dong. Sejalan dengan ayat di atas, terdapat hadis Nabi Saw. tentang sifat sombong. Rasulullah Saw. bersabda:

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ

Artinya: “Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur (sombong).” (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).

Dalam hadis ini, Rasulullah memberitahu bahwa salah satu penduduk neraka adalah orang yang memiliki sifat sombong. Selain tidak disukai oleh Allah, neraka pun jadi tanggungan, ngeri. Jangan sampai kita termasuk golongan orang-orang yang sombong.

Sombong Kepada Sang Pencipta

Kesombongan tidak hanya kepada manusia saja. Terkadang kita juga sombong kepada Allah Swt. seperti ketika diberi nikmat, kelebihan, rezeki dan lain sebagainya. Kita tidak bersyukur, Justru kufur dari nikmat Allah Swt. Badan sehat tapi tidak melaksanakan kewajiban sebagai hamba. Jabatan yang tinggi, lupa pada Sang Pemberi. Umur panjang tapi lalai pada perintahNya, naudzubillah. Semoga kita semua dijauhkan dari hal-hal demikian.

Sebagai cerminan, ada satu syair dalam buku “Kidung Bilik Pesantren” karya KH. Ali Mustofa Yaqub yang berjudul “Jangan Sombong”. Berikut:

JANGAN SOMBONG

Orang tampan tak sembahyang

Apakah terlalu tampan?

Nabi Yusuf lebih tampan

Tetapi rajin sembahyang

Orang cantik tak sembahyang

Apakah terlalu cantik?

Siti Fatimah lebih cantik

Tetapi rajin sembahyang

صَلِّ و سَلِّمْ دَائِماًعَلَى أحْمَدَ

وَالْاَلِ والْاَصْحَابِ مَنْ قَدْ وَحَّدَ 

Orang kaya tak sembahyang

Apakah terlalu kaya?

Nabi Sulaiman lebih kaya

Tetapi rajin sembahyang

Orang miskin tak sembahyang

Apakah terlalu miskin?

Nabi Ayub lebih miskin

Tetapi rajin sembahyang

صَلِّ و سَلِّمْ دَائِماًعَلَى أحْمَدَ

وَالْاَلِ والْاَصْحَابِ مَنْ قَدْ وَحَّدَ 

Maka, semua nikmat dan kelebihan yang diberikan oleh Allah. baik berupa ilmu, harta, kesehatan dan lain-lain. Sudah semestinya disyukuri dan jangan pernah sombong terhadap nikmat-nikmat itu. Apalagi menjadikan kita lalai dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkanNya. Naudzubillah.

Similar Posts