Etika Islam yang Selaras untuk Meningkatkan Pemasaran
Majalahnabawi.com – Interaksi dalam sebuah kehidupan adalah sebuah kegiatan yang pasti. Fiqh mu’amalah menjadi sebuah pembahasan tentang interaksi manusia. Dalam hal ini, fiqh mu’amalah cenderung indektik kepada interaksi kehidupan tentang bisnis. Hal ini bisa kita lihat dengan pembahasan yang ada pada bangku-bangku pendidikan, pembahasan yang ada dalamnya merupakan hal-hal yang biasa dipraktekan dalam berbisnis.
Ketika membahas tentang interaksi tentunya ada moral yang harus terpenuhi. Moral yang termaksud sering disebut juga etika. Ketika berbisnis juga ada etika yang harus terperhatikan. Hal ini terterapkan bukan hanya berguna untuk menuntaskan kewajiban antar sesama manusia semata, namun ada sebuah nilai intrinsik di dalamnya yang ingin dituju.
Etika Pelayanan dan Pengaruhnya pada Konsumen
Mari kita kontekskan pada sebuah alur pemikiran kenyamanan berbelanja. Ketika kita menemui orang yang mempunyai etika yang baik, maka kita akan nyaman bersama orang tersebut. Ketika ini terterapkan dalam dunia bisnis, maka pelayanan yang lebih nyaman akan bisa menarik orang lebih banyak.
Rasulullah juga mengungkapkan sebuah tujuan terutusnya pada manusia, adalah untuk menyempurnakan akhlak. Hal ini terungkapkan lansung dari lisan Rasul:
عن أبي هريرة، عن النبي ﷺ قال: (إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق)
Artinya: “Sungguh aku diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Bukhari)
Pembahasan etika juga terkandung dalam pemasaran, hal ini tertujukan dalam peningkatan pelayanan, yang akan berakhir pada potensi peningkatan pendapatan. Kerena pelayanan yang terlengkapi etika yang baik akan lebih menyenangkan dan membuat menarik para calon pembeli.
Pembahasan pemasaran mencakup di dalamnya tentang marketing mix. Abuznaid, Seorang professor di bidang bisnis dari Herbon University mengembangkan Marketing mix menjadi 9P. Emplementasi etika bisnis Islam dapat kita lihat pada marketing mix 9p, berikut penjelasannya:
Marketing Mix 9P dalam Perspektif Etika Islam
- Product (Produk): produk yang tertera tidaklah sesuatu yang haram. Karena dengan kehalan barang, ketenangan konsumen dalam mengkonsumsi barang tumbuh.
- Price (Harga): tidak adanya manipulasi harga dan memasang harga sesuai dengan kualitas yang tertera. Karena, jika harga yang tertera tidak wajar (terlalu tinggi) dan tidak sesuai dengan kualitasnya, hal ini akan memperburuk stigma konsumen pada prosuk kita.
- Place (Tempat): tempat produksi dan distribusi barang berada di tempat yang baik.
- Promotion (Promosi): Melakukan promosi sesuai dengan fakta barang. Kualitas pada iklan sebanding dengan yang tersedia. Praktik overclaim, seringkali membunuh kepercayaan dan kenyamanan konsumen.
- People (Orang): professional, jujur, amanah, berprilaku baik dengan konsumen, menyapa dan melayani dengan sepenuh hati.
- Process (Prosess): proses yang termaksud adalah proses pelanggan mendapatkan produk kita, jadi pelayanan yang terberikan juga harus baik sampai konsumen mendapatkan produk kita. Kita harus memerhatikan kenyamanan dan mood konsumen hingga mereka mendapatkan prosuk, terlebih jika terjadi antrian panjang.
- Physical Evidence (Bukti Fisik): ketika menawarkan suatu produk, tentunya para konsumen akan mempertanyakan bukti apa yang bisa kita tampilkan, bahwa produk kita berkualitas. Bukti fisik ini bisa berupa produk yang tertampilkan atau tempat produksi (bisa terwakilkan oleh foto) yang menjamin kualitas produk. Semakin besar kita bisa membuktikan bahwa produk layak terbeli dengan proses pembuatan dan hasilnya, maka semakin besar juga orang akan tertarik untuk membeli produk kita.
- Promise (Janji): janji yang kita berikan kepada calon konsumen harus sesuai dengan kemampuan kita. Praktik overclaim harus sangat dihindari, karena janji yang tidak terpenuhi sangat berefek kepada kepercayaan konsumen. Ketika konsumen mulai tidak menaruh kepercayaan pada kita, maka akan sangat bisa berpengaruh pada pendapatan.
- Patience (Kesabaran): kesabaran yang termaksud adalah kesabaran dalam segala aspek. Sabar ketika ada dan tidak ada pelanggan. Ketika tidak ada pelanggan, maka hendaknya bersabar dan terus berdoa kepada Allah. Begitu juga, jika ketika ada pelanggan, maka kita harus sabar dan melayaninya dengan sepenuh hati.
Keselarasan Etika dan Peningkatan Pendapatan
Kesembilan poin ini merupakan alternatif teknik pemasaran yang berselaras dengan etika Islam, mulai dengan sifat jujur hingga tidak merugikan sesama. Kenyamanan merupakan yang tersampaikan oleh rasa, kata manis dalam iklan tak cukup memikat, namun jika tersandingkan dengan etika Islam yang melekat, maka pemasaran akan lebih berjalan. Dengan meningkatnya etika yang terterapkan dalam berbisnis, maka kecenderungan membeli lebih besar, sehingga hal ini akan berdampak pada potensi peningkatan pendapatan. Semua bermula dan bermura pada satu kata, Etika.
Allahu wa Rasuluhu A’lam.