Hadis Misoginis; Kebanyakan Ahli Neraka itu Perempuan

Majalahnabawi.com – Istilah misoginis berawal dari adanya mitos tentang penciptaan perempuan dan keluarnya Adam dari surga ke bumi menjadi sebab munculnya banyak perlakuan kasar dan negatif terhadap perempuan. Dalam cerita itu perempuan diciptakan untuk melengkapi hasrat Adam dan Adam jatuh ke bumi karena godaan Hawa. Cerita seperti ini melahirkan paham misoginis (pembencian pria terhadap perempuan). Paham yang berasal dari ajaran Yahudi-Kristen ini berpengaruh cukup luas di dalam dunia Arab melalui berbagai media, seperti kitab-kitab tafsir dan kitab-kitab fikih.

Menurut pengertian misoginis di atas, misoginis berarti kebencian terhadap perempuan, atau rasa benci terhadap kaum perempuan. Hadis misoginis berarti hadis-hadis yang mengandung kesan benci terhadap perempuan dan menyudutkan perempuan.

Definisi hadis misoginis adalah perkataan, perbuatan, ketetapan, atau sifat-sifat Nabi Saw yang mengandung pemahaman kebencian terhadap perempuan. Bukan dalam pengertian perkataan, perbuatan, ketetapan atau sifat-sifat Nabi Saw yang menunjukan rasa kebencian terhadap perempuan, karena apabila pemahaman kedua ini yang diterapkan, maka akan dipahami bahwa Nabi Saw membenci perempuan. Ini adalah sesuatu yang mustahil terjadi pada diri seorang Rasulullah Saw dan tidak ada satu hadis pun, kecuali hadis maudhu’, yang menunjukkan bahwa ada perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Saw yang menunjukkan rasa kebencian terhadap perempuan.

Hadis Perempuan Banyak Menjadi Ahli Neraka, Kekurangan Akal dan Agama pada Perempuan

Salah satu hadis “misoginis” yaitu terkait perempuan yang banyak menjadi ahli neraka. Hadis ini berbunyi:

حدثنا سعيد بن أبي مريم قال أخبرنا محمد بن جعفر قال أخبرني زيد هو ابن أسلم عن عياض بن عبد الله عن أبي سعيد الخدري قال خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم في أضحى أو فطر الى المصلى فمر على النساء فقال يا معشر النساء تصدقن, فاني أريتكن أكثر أهل النار فقلن وبم يا رسول الله قال تكثرن اللعن وتكفرن العشير ما رأيت من ناقصات عقل ودين أذهب للب الرجل الحازم من احداكن قلن وما نقصان ديننا وعقلنا يا رسول الله قال أليس شهادة المرأة مثل نصف شهادة الرجل قلن بلى قال فذلك من نقصان عقلها أليس اذا حاضت لم تصل ولم تصم قلن بلى قال فذالك من نقصان دينها

“Riwayat dari Abu Sa’id al-Khudri ia berkata, Rasulullah Saw pada idul adha atau fitri keluar menuju tempat salat, beliau melewati para perempuan seraya bersabda: Wahai para perempuan! Hendaklah kalian bersedekah, sebab diperlihatkan kepadaku bahwa kalian adalah yang paling banyak menghuni neraka. Kami bertanya: apa sebabnya wahai Rasulullah? Beliau menjawab: kalian banyak melaknat dan banyak mengingkari pemberian suami. Dan aku tidak pernah melihat dari laki-laki yang akalnya lebih cepat hilanng dan lemah agamanya selain kalian. Kami bertanya lagi: Wahai Rasulullah, apa tanda dari kurangnya akal dan lemahnya agama? Beliau menjawab: bukankah persaksian seorang perempuan setengah dari persaksian laki-laki? Kami menjawab ‘benar’. Beliau berkata lagi: itulah kekurangan akalnya. Dan bukankah seorang perempuan bila dia sedang haid dia tidak salat dan puasa? Kami jawab ‘benar’. Beliau berkata: itulah kekurangan agamanya.”

Penjelasan Imam Ibn Hajar

Imam Ibn Hajar menjelaskannya dengan menerangkan makna kalimat-kalimatnya terlebih dahulu, seperti في أضحى أو فطر الى المصلى (Pada idul adha atau idul fitri menuju tempat salat), keraguan antara idul fitri dan idul adha ini bersumber dari perawi hadis. فمر على النساء (lalu beliau melawati kaum perempuan), ketika Nabi Saw melewati kaum perempuan ini, Nabi Saw memberikan nasihat kepada mereka agar bersedekah. أريتكن (kalian telah diperlihatkan kepadaku), maksudnya Allah Swt telah memperlihatkan kepada Nabi Saw pada waktu isra’ dan mi’raj bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah kaum perempuan. ويكفرن العشير (dan ingkar terhadap suami) yakni mereka tidak menunaikan hak suami atau lebih dari itu. من ناقصات (orang yang kurang) hal ini merupakan sebagian dari masalah yang menyebabkan mereka menjadi mayoritas penghuni neraka. أذهب (menghilangkan), yakni sangat hebat dan mempengaruhi. للب lebih khusus dari pada akal, di mana للب merupakan intisari daripada akal itu sendiri. وما نقصان ديننا  (di mana letak kurangnya agama kami), sepertinya hal itu tidak mereka ketahui sehingga perlu ditanyakan, padahal pertanyaan ini juga merupakan bukti kekurangan mereka. Sebab kaum perempuan tersebut menerima ketiga perkara yang dinisbatkan oleh Nabi Saw kepada mereka; yaitu banyak melaknat, ingkar terhadap suami serta menghilangkan atau merusak hati seorang laki-laki. Kemudian mereka sulit memahami kekurangan yang ada pada diri mereka. لم تصل ولم تصم (tidak salat dan tidak puasa), kalimat ini mengisyaratkan bahwa perempuan haid tidak salat dan tidak pula puasa telah ditetapkan berdasarkan hukum syariat sebelum adanya kejadian ini.

Maksud Hadis

Jadi maksud hadis tentang perempuan yang kurang akal dan agama menurut ulama hadis yang menyebabkan perempuan banyak menjadi penghuni neraka dikarenakan banyak melaknat, ingkar terhadap suami dan kekurangan pada diri mereka yaitu kekurangan akal dan agama. Maksud penyebutan kekurangan perempuan bukan untuk mencela, akan tetapi memberi peringatan agar seseorang tidak terfitnah oleh mereka. Sehingga azab tidak terkait dengan kekurangan mereka akan tetapi atas pengingkaran mereka.

Mengenai hadis di atas, Masdar memberikan pandangannya yaitu: pertama, rukhshah itu diberikan oleh agama bahkan diwajibkan untuk diambil, jadi tidak mungkin ada sanksi. Kedua, keberagamaan adalah soal ketaatan kepada ketentuan Allah Swt, dan kaum peempuan yang meninggalkan salat atau puasa dalam keadaan haid atau nifas bukan dilatarbelakangi oleh ketidaktaatan, melainkan justru oleh ketaatan. Ketiga, jika benar bahwa akal budi perempuan itu hanya separuh laki-laki, kenapa para ulama selama ini sepakat memperlakukan periwayatan hadis oleh perempuan (seperti Aisyah, Zainab, Ummu Salamah, Ummu Athiah, Asma binti Umais dan sebagainya) sama nilainya dnegan periwayatan hadis laki-laki. Sekiranya benar bahwa akal pikiran perempuan itu separuh laki-laki tentunya hadis-hadis yang diriwayatkan oleh perawi perempuan itu otomatis akan dinilai rendah begitu saja. Namun, tidak ada penilaian rendah terhadap hadis yang diriwayatkan oleh perempuan.

Similar Posts