Hancurnya Etika dan Moral oleh Joget TikTok

Majalahnabawi.com – Bagi generasi milenial siapa yang tidak mengenal tiktok, yakni sebuah aplikasi jaringan sosial dan plaform video musik yang dikenalkan oleh Zhang Yiming pada 2016 dan dimiliki oleh ByteDance. Dulunya aplikasi tersebut memiliki nama Douyin yang sangat meledak di Tiongkok. Karena sangat populer, Douyin pun melakukan ekspansi ke berbagai negara dengan mengusung nama baru yaitu TikTok. TikTok sendiri datang ke negeri kita tercinta pada tahun 2017 dan hebatnya sihir TikTok memang benar-benar ampuh memengaruhi moral rakyat Indonesia, baik dari kalangan anak-anak, muda, dewasa hingga kalangan tua semuanya terkena sihirnya. Karena aplikasi tersebut dinilai banyak mengandung konten negatif, dan emang kenyataannya seperti itu sih. Akhirnya pemerintah memblokirnya pada tahun 2018, ya meskipun pemblokiran tersebut hanya bertahan selama seminggu sih. Aplikasi TikTok pun udah bisa di download lagi di App Store dan Google Play Store hingaa sekarang 2021. Ini karena adanya kerja sama antara TikTok dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Bisa Viral dengan Mudah

Di generasi milenial ini siapa yang tidak ingin terkenal. Semuanya tentu menginginkan popularitas. Namun untuk meraih sebuah popularitas tentu ada berbagai cara untuk meraihnya. Sebagaimana pepatah mengatakan: “Ada banyak jalan menuju Roma”. Nah aplikasi TikTok ini adalah salah satu cara untuk meraih popularitas dengan mudah. Banyak konten-konten yang booming yang menggegerkan dunia maya terus menjadi viral hingga mereka banyak yang diundang ke acara-acara stasiun televisi bahkan ada yang dijadikan host acara tersebut bahkan ada juga yang diajak main film. Woow….

Joget TikTok Gemparkan Dunia

Joget-joget di TikTok sepertinya berbeda dengan joget-joget pada umumnya. Di mana joget tersebut dilakukan dengan gerakan-gerakan yang unik dan ada juga yang lucu sebari dibarengi dengan irama musik yang pas dengan jogetannya tersebut. Atau mungkin jogetan tersebut yang menyesuaikan irama musik. Tapi intinya akibat jogetan tersebut menarik perhatian bagi siapa saja yang melihatnya hingga banyak orang yang menirunya. Nah yang baru-baru ini lagi viral yaitu joget dengan lagu Papi Chulo yang dilakukan oleh salah satu gadis remaja asal jabodetabek. Yang mana dengan jogetan dan paras gadis tersebut membuat para lelaki melongo melihatnya dan terngiang-ngiang memikirkannya, dalam tanda kutip laki-laki yang lemah imannya. Karena yang kuat imannya mungkin gak bakalan seperti itu.

Namun, yang viral lagi ada seorang anak dibawah umur 5 tahun yang bisa menirukan gerakan joget yang dilakukan oleh gadis remaja asal jabodetabek tersebut. Bahkan, anak tersebut diundang di salah satu stasiun televisi karena mereka sudah lihai bergoyang tiktok. Dengan bangga mereka menampilkan keduanya berjoget dengan lihainya. Para penonton pun bersorak riuh penuh kegemasan.

Ya miris melihatnya kalo dilihat dari kacamata orang yang berpendidikan. Bocah yang seharusnya mendapatkan didikan rasa malu, gemar belajar dan dipenuhi dengan dunia bermain anak-anak, sekarang malah dijadikan bahan hiburan.

Pentingnya Peran Orang Tua bagi Anaknya

Mungkin banyak sekali pola asuh orang tua dekade ini, anak hanya dijadikan sebagai media hiburan, alat penghasil uang, bahkan kapitalisasi. Menjadikan joget sebagai suatu bakat. Menjadikan dancer sebagai suatu cita-cita. Mungkin entah bagaimana nanti jadinya negeri ini dengan generasi yang demikian?

Ibu memiliki peran besar yang sangat krusial dalam mendidik anak. Dan step pertama untuk mendapatkan anak yang shalih dan shalihah adalah dengan memilih siapa ibunya. Dengan mendidik wanita, maka itu artinya kita sedang mendidik sebuah peradaban.

Ibunya gemar tiktokan maka anaknya pun juga sangat berpotensi menjadi seorang tiktokers.

Oleh karenanya Rasulallah SAW bersabda:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. al-Bukhari).

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang menjadikannya seorang yang ulama, orang tuanyalah yang menjadikannya seorang yang berpendidikan dan orang tuanyalah yang menjadikannya tumbuh kehilangan rasa malu.

Sebuah Sikap

Di tiktok mungkin banyak konten-konten yang negatifnya karena banyak yang kehilangan rasa malunya dengan mengumbar auratnya dijutaan bahkan triliunan orang yang melihatnya, maka sebagai generasi milenial yang berpendidikan dan beriman kita harus pandai-pandai memilih dan memilah media mana yang kita gunakan. Supaya peradaban ini menjadi generasi yang beretika dan bermoral.

 

Penulis: Taufik Hidayat, mahasantri Darus-Sunnah semester 4

Similar Posts