Hebatnya Doa Sang Ibu

Rasionalika.darussunnah.sch.id x Majalahnabawi.com – Setiap orang pasti memiliki impian yang terbaik untuk kehidupannya, baik di masa sekarang ataupun masa depan. Kita bisa merancang sedemikian rupa impian kecil maupun besar yang ingin terwujud di kehidupan kita. Banyak perantara yang bisa menghantarkan demi terwujudnya impian yang kita rancang sebaik mungkin, seperti berusaha, berdoa, dan berserah diri kepada Allah Swt. Namun, ada yang tak kalah penting dari itu semua yaitu ridanya ibu.

Begitu hebatnya doa ibu bagi anaknya, sebab banyak sekali keberkahan di dalamnya. Sebagai anak, sudah sepatutnya bagi kita untuk menjadi anak yang berbakti dengan cara berbuat baik terhadapnya, tidak menyakiti perasaannya, dan tidak memperlakukannya dengan perlakuan yang tidak sepatutnya dilakukan. Karena, tidak mungkin kesuksesan dunia dan akhirat akan tercapai tanpa melalui hebatnya doa sang Ibu.

Dengan meminta ridanya dalam setiap langkah yang akan kita lakukan, akan berdampak besar untuk langkah kita kedepannya. Seperti yang sudah dijelaskan dalam hadits Nabi saw. tentang perintah berbuat baik terhadap ibu yang berbunyi:

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ جَمِيلِ بْنِ طَرِيفٍ الثَّقَفِيُّ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ وَفِي حَدِيثِ قُتَيْبَةَ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِي وَلَمْ يَذْكُرْ النَّاسَ

مسلم : أبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري


Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. (w.57 H) berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. lalu dia bertanya, “Siapakah orang yang paling berhak dengan kebaktianku?” Jawab Rasulullah saw , “Ibumu!” dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” beliau menjawab, “Ibumu!” dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” beliau menjawab, “Kemudian Ibumu!” dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” dijawab, “Kemudian bapakmu!” sedangkan di dalam Hadits Qutaibah disebutkan, ‘Siapakah yang paling berhak dengan kebaktianku? -tanpa menyebutkan kalimat ‘ Al-Nas’.” HR. Muslim (204 – 261 H : 57 tahun)

Istifadah :

Dalam hadis di atas, Rasulullah Saw. menjelaskan betapa mulianya derajat sang Ibu.

Berbuat baik serta berbakti kepada orang tua termasuk ibadah dan sudah menjadi hal yang wajib dilakukan oleh anak selama bukan dalam hal kemaksiatan. Sebab, rida Allah tergantung rida kedua orang tua. Betapa mulianya doa dan rida mereka, serta dampak dari betapa hebatnya doa mereka jika kita selalu berbakti kepada mereka.

Maka, jika kita ingin impian kita terwujud sudah sepatutnya untuk berbuat baik dan berbakti terhadap orang tua.

Wallahu a’lam

Similar Posts