Imam al-Bukhari; Pemimpin Perawi Hadis
Majalahnabawi.com – Berbicara tentang hadis, barang tentu kita sudah tidak asing lagi dengan Imam al-Bukhari. Beliau merupakan sosok yang sangat berpengaruh di dunia islam terutama dalam bidang hadis. Kitab hadisnya Shahih al-Bukhari dinggap sebagai kitab hadis paling shahih dibanding kitab-kitab lainnya. Siapa sebenarnya Imam al-Bukhari ini?
Nama asli beliau adalah Muhammad bin ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin al-Bardizbah al-Ju’fi. Nama kunyah beliau adalah Abu Abdillah. Beliau dilahirkan pada hari Jumat 13 Syawal 194 H di Bukhara. Kakek buyutnya yang bernama Bardizbah merupakan seorang majusi, kemudian anaknya yang bernama Mughirah memeluk islam. Lalu, keturunan Mughirah yaitu Ibrahim dan juga anaknya Ibrahim yaitu Ismail menjadi seorang ulama hadis.
Imam Bukhari tumbuh sebagai seorang yatim. Ayahnya meninggal sewaktu ia masih kecil, ibunyalah yang merawatnya serta memberikan pendidikan padanya. Ayahnya mewariskan perpustakaan pribadinya kepada Bukhari suapaya ia dapat belajar membaca, menulis, al-Quran dan hadis. Selain yatim, Imam Bukhari juga mengalami kebutaan sejak kecil. Namun berkat ketekunan doa dan usaha ibundanya, Allah mengembalikan penglihatan Imam Bukhari. Imam Bukhari wafat pada malam sabtu bulan Syawal tahun 256 H di desa Khartand dekat dengan kota Samarkand.
Perjalanan Menuntut Ilmu Imam al-Bukhari
Imam Bukhari sudah belajar hadis di kampung halamannya sejak beliau berumur kurang dari 10 tahun. Ia belajar di kuttab (tempat belajar baca tulis) bersama anak-anak seumurannya. Kemudian ketika beliau berumur 18 tahun, Imam Bukhari keluar dari kampung halamannya untuk melanjutkan perjalanan menuntut ilmunya. Beliau menuju ke Madinah dan mekkah untuk belajar pada para ulama hadis yang ada di sana. Selain itu beliau juga belajar di Mesir, Naisabur, Basrah, Kufah, Baghdad dan juga kota-kota lain. al-Khatib berkata: “Beliau melakukan perjalanan ilmu ke seluruh ahli hadis di berbagai negara.
Guru-Guru Imam al-Bukhari
Sebagai seorang ulama yang memiliki ilmu yang luas, tentulah beliau memiliki banyak guru yang telah mengajarkan padanya berbagai disiplin ilmu agama. Diriwayatkan bahwasanya guru-guru Imam Bukhari bahkan mencapai 1000 orang. Guru pertamanya yaitu Abdullah bin Mubarak. Guru guru beliau antara lain Imam Ahmad bin Hanbal, Muhammad bin Abdullah al-Anshari, Makki bin Ibrahim, Said bin Maryam, Ibn al-Madini dan lainnya.
Murid-Murid Imam al-Bukhari
Dengan keluasan serta dalamnya ilmu yang dimiliki oleh Imam Bukhari, banyak sekali yang mengambil ilmu daripada beliau. Shalih bin Muhammad (Jazrah) berkata: Ketika beliau di Baghdad orang orang berkumpul menulis hadis darinya lebih dari 20.000 orang. Dan orang yang mendengar hadis shahih dari beliau mendekati 90.000 orang. Di antara muridnya yang menjadi ulama besar ialah Muslim bin al-Hajjaj, Muhammad bin Surah al-Tirmidzi, Abu Hatim, Ibnu Khuzaimah, dan selainnya.
Komentar Ulama Terhadap Imam al-Bukhari
Imam al-Bukhari memiliki ilmu yang sangat luas, pemahaman agama yang mendalam, serta memiliki akhlak luhur, juga seorang ahli zuhud serta ahli ibadah. Banyak para ulama yang memuji akan ketinggian ilmu Imam Bukhari. Imam Ahmad bin hanbal berkata: Negeri Khurasan belum pernah melahirkan orang seperti Muhammad bin ismail. Selain ahli di ilmu hadis imam bukhari juga merupakan seorang yang ahli fikih. Qutaibah bin said berkata: Aku telah duduk bersama para ahli fikih, ahli zuhud dan ahli ibadah. Aku belum pernah melihat semenjak aku bisa berpikir ada seorang manusia yang seperti Muhammad bin Ismail. Dia di masanya seperti halnya umar di kalangan para sahabat. al-Tirmidzi berkata: Saya tidak melihat di Iraq dan khurasan orang yang lebih alim tentang illat hadis, tarikh, dan sanad daripada Muhammad bin Ismail al Bukhari. Dan masih banyak lagi pujian dari para ulama terhadap ilmu dan akhlak Imam Bukhari yang tidak dapat kita curahkan semuanya dalam tulisan ini.
Kepiawaian Imam Bukhari dalam Menulis Hadis
Keunggulan imam Bukhari dalam menulis hadis tidak dapat diragukan lagi. Bahkan kitabnya yang terkenal sampai saat ini yaitu shahih bukhari dianggap sebagai kitab paling shahih setelah kitabullah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “tidak ada di bawah permukaan langit ini kitab yang paling shahih daripada Shahih al-Bukhari dan Muslim. Kitab shahihnya memiliki judul asli sebagaimana yang disebutkan imam Nawawi yaitu al-Jami’ al-Shahih al-Musnad al-Mukhtasar min Umuri Rasulillah sallallahu ‘alaihi wa sallam wa Sunanihu wa Ayyamihu. Jumlah hadis yang terdapat dalam kitab ini yaitu 7275 dan termasuk beberapa pengulangan hadis, namun jika tidak diulang berjumlah sekitar 4000 hadis.
Kehati-hatian imam Bukhari dalam menentukan kualitas hadis dan syarat-syarat yang begitu ketat dalam menyeleksi hadis yang akan dimasukkan ke dalam kitabnya telah menghasilkan kumpulan hadis yang begitu berkualitas baik sanad atau matannya. Selain itu, imam Bukhari sangat memerhatikan betul posisi hadis yang akan ditulisnya, apa yang didahulukan atau diakhirkan. Seperti contohnya dalam hadis pertama tentang niat, Imam Bukhari memposisikan riwayat dari Syekhnya Humaidi daripada riwayat yang lain di enam tempat yang berbeda. Adapun alasannya karena Humaidi merupakan keturunan Quraisy, dan sesuai dengan salah satu hadis rasul yang menganjurkan mendahulukan orang quraisy. Kemudian alasan yang kedua ialah hadis ini dikeluarkan di kota Mekkah yang sesuai dengan bab dari hadis ini yaitu bab permulaan wahyu yang mana wahyu mulanya turun di Mekkah. Dan masih banyak lagi bukti bukti dalam kitab Shahih al-Bukhari yang menunjukkan kepiawaian dan ketelitian Imam Bukhari dalam menulis hadis.