Hadis

Imam Ibn Khuzaymah dan Kitab Sahihnya, Semakin Dekat dengan Salah Satu Kitab Sahih Oposisi

Majalahnabawi.com – Sahih Ibn Khuzaymah, salah satu kitab fundamental karangan Muhammad bin Ishaq bin Khuzaymah bin al-Mughirah bin Shalih bin Bakr al-Sulami al-Naisaburi atau yang lebih kita kenal dengan Ibn Khuzaymah atau Abu Bakr. Beliau lahir pada bulan Safar tahun 233 H/ 838 M dan wafat pada malam Sabtu, 2 DzulQa’dah 311 H di Naisabur (Iran)

Ibn Khuzaymah adalah seorang hafiz. Beliau mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi. Sebelum menekuni ilmu hadis, ayahnya menyuruhnya mengkhatamkan Alquran terlebih dahulu, setelah itu baru diizinkan untuk belajar ilmu hadis. Setelah itu, menamatkan Alquran, beliau (saat itu berumur 17 tahun) memulai perjalanannya mempelajari hadis ke kota Marwa, bertemu dengan Muhammad bin Hisham yang nantinya akan mempertemukannya dengan seorang ulama besar hadis bernama Ibn Qutaybah. Irak, Sham, Mekkah, Madinah, dan Mesir adalah kota tempat Ibn Khuzaymah mengasah dirinya menjadi seorang faqih sekaligus muhaddis.

Imam Ibnu Khuzaymah pernah belajar dengan berbagai guru di berbagai negara, di antaranya Ishāq bin Rahawayh (Naisabur), Muhammad bin Humayd, Mahmud bin Ghayalān, ‘Utbah bin Abdillah al-Marwāzī, Ali bin Hujrin, Ahmad bin Māni’, Bishr bin Mu’ādh, Abū Kurayb, ‘Abdul Jabbār bin al-Alā’, Ahmad bin Ibrāhim al-Dawrāqī, Ishāq bin Shāhin, ‘Amr bin ‘Ali, Ziyād bin Ayyūb, Muhammad bin Mihrān al-Jammāl, Abū Sa’id al-Ashaj, Yūsuf bin Wadih al-Hāshimi, Muhammad bin Bashshār, Muhammad bin Muthannā, al-Husayn bin Hurays, Muhammad bin Abd al-A’lā al-san’ānī, Muhammad bin Yahya, Ahmad bin ‘Abdah al-Dabbī, Nasr bin ‘Ali (Basrah), Muhammad bin ‘Ali, Muhammad bin Abdillah al-Makhramī, Yūnus bin Abd al-A’la, Ahmad bin ‘Abdirrahman al-Wahbi, Yūsuf bin Mūsa, Muhammad bin Rāfi’, Muhammad bin Yahyā al-Quta’I, Salām bin Junādah, Yahya bin Hākim, Ismā’īl bin Bishr bin Mansūr al-Sulamī, Al-Hasan bin Muhammad al-Za’farānī, Hārūn bin Ishāq al-Hamdāni, Imam Bukhari dan Imam Muslim. 

Di antara murid-murid beliau yaitu Imam Bukhari, Imam Muslim, Ahmad bin al-Mubārak, Ibrāhīm bin Abī Tālib, Abū Hāmid bin al-Sharqi, Abū al-‘Abbās al-Daghūlī, Abū Ali al-Husayn bin Muhammad al-Naysābūrī, dan Abū Hātim al-Bustī.

Imam Ibn Khuzaymah merupakan sosok yang sangat dikagumi oleh para ulama. “Abu ‘Ali al-Naysaburi berkata: “Saya tidak pernah melihat orang seperti Ibn Khuzaymah.” Tidak hanya itu, Abu Hatim bin Hibban al-Tamimi juga pernah berkata: “Saya tidak pernah melihat seorang pun di dunia ini yang hafal pengetahuan (hadis) sunan-sunan, berikut dengan lafaz-lafaznya yang benar serta tambahan-tambahannya, seakan-akan sunan tersebut berada di antara kedua matanya kecuali Muhammad bin Ishaq ibn Khuzaymah seorang.” Abu ‘Ali berkata: “Bahwasanya Ibn Khuzaymah hafal betul pemahaman akan hadisnya sebagaimana hafalnya qāri’ terhadap surat (Alquran)”. Abu al-Hasan al-Daruqutni berkata: “Ibn Khuzaymah adalah seorang imam, yang dhabit, yang tiada bandingannya.” Imam adz-Dzahabi pernah memujinya dengan mengatakan: “Imam ini tokoh yang alim dalam bidang hadis dan amat mengenali para perawi-perawi hadis, Ibn Khuzaymah adalah seorang al-imam, al-hafidz, al-hujjah dan al-faqih“, As-Suyuti memberikan komentar, “bahwa Sahīh Ibn Khuzaymah lebih tinggi dari pada Sahīh Ibn Hibbān, karena lebih selektif, beliau berhenti pada hadis sahih dan sedikit membicarakan isnad”. Ibn Katsir juga memberikan pujian; “Ibn Khuzaymah dan Ibn Hibban komitmen dengan penulisan hadis sahih, dan ini, tentu lebih baik dari pada kitab Mustadrak, as-Sanad dan matannya juga lebih terjamin”

Di antara kitab karangan Ibn Khuzaymah adalah; Kitāb al-Ashribah, Kitāb al-Imāmah, Kitāb al-Ahwāl, Kitāb al-Īmān, Kitāb al-Aymān wa al-Nudhur, Kitāb al-Birr wa al-Salāh, Kitāb al-Buyū’, Kitāb al-Tafsīr, Kitāb al-Taubah, Kitāb al-Tawakkal, Kitāb al-Janā’iz, Kitāb al-Jihād, Kitāb al-Du’ā’, Kitāb al-Da’awāt, Kitāb Dhikr Na’īm al-Jannah, Kitāb Dhikr Na’īm al-Ākhirah, Kitāb al-Sadaqāt, Kitāb  al-Sadaqāt min Kitābihi al-Kabīr, Kitāb Sifat Nuzūl al-Qur’ān, Kitāb al-Mukhtasar  min Kitāb al-Salāt, Kitāb al-Salat al-Kabir, Kitāb al-Salāt, Kitāb al-Siyam, Kitāb al-Tib  wa al-Ruqá, Kitāb al-Zihār, Kitāb al-Fitan, Fadl ‘Ali bin Abī Tālib, Kitāb al-Qadr, Kitāb  al-Kabīr, Kitāb al-Libās, Kitāb Ma’ānī alQur’ān, Kitāb al-Manāsik, Kitāb al-Wara’,  Kitāb al-Wasāyā, Kitāb al-Qirā’ah Khalfa al-Imām. Beliau telah menulis dan melahirkan lebih dari 140 karya. Akan tetapi, ratusan karya tersebut hilang dan hanya tersisa dua kitab yaitu kitab Tauhīd wa Ithbati al-Rabb dan Mukhtasar Sahih Ibn Khuzaymah.

Karakteristik Umum Shahih Ibn Khuzaymah

Nama kitab ini aslinya adalah Mukhtashar al-Mukhtashar min al-Musnad al-Sahīh an an-Naby Salla Allah ‘alaihi wa Sallam. Shahīh Ibn Khuzaymah hanyalah nama populernya saja, bukanlah nama asli dari kitab yang dikarang olehnya. Karena kitab Sahīh Ibn Khuzaymah adalah kitab ringkasan dari kitab al-Musnad al-Kabīr, maka kita akan menemukan hadis-hadis yang ditulisnya tidaklah utuh. Shahih Ibn Khuzaymah termasuk ke dalam deretan al-Shahih al-Mujarrad di samping Shahih Ibn Hibban dan al-Mustadrak ’ala al-Shahihayn li al-Hakim. Al-Shahih al-Mujarrad adalah sekelompok kitab oposisi dari segi metodologi dan standar penulisan kitab hadis pada abad 3 H yang secara dominan dibentuk berdasarkan nalar al-Shahihayn.

Sistematika dan pola penulisan yang digunakan oleh Ibn Khuzaymah berbeda dan lebih sistematis dibandingkan dengan kitab-kitab sahih lainnya. Kitab sahihnya disusun berdasarkan bab-bab fikih (Kitāb al-Wudu’, Kitāb al-Salah, Kitāb al-Imāmah, Kitāb al-Jum’ah, Kitāb al-Siyām, Kitāb al-Zakah, dan Kitāb al-Manāsik) beliau menggunakan 3 langkah klasifikasi dalam penyusunan kitab sahihnya, yaitu Kitab, Jumma’ al-Abwab dan Bab. 

Berdasarkan sistematika penyusunannya, Shahih Ibn Khuzaymah tergolong ke dalam kitab sunan (penyusunan dan isinya adalah hadis-hadis fikih). Namun, Ibn Khuzaymah sendiri merupakan penulis yang memastikan bahwa hadis-hadis yang dimasukkan ke dalam kitabnya adalah hadis-hadis sahih.

Imam Ibn Khuzaymah memiliki beberapa sikap dalam penulisan kitabnya, yaitu hadisnya harus di-nuqīl dari orang yang adil, hadisnya harus muttasil sampai kepada Rasul SAW, sanad hadisnya tidak munqati’, para Perawi hadis tidak kena jarh, hadis yang diriwayatkan oleh orang yang Ibn Khuzaymah meraguinya, dan orang yang tidak ia kenal, apa lagi tidak ada penjarhnya, maka beliau lebih memilih diam. 

Jumlah hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Ibn Khuzaymah adalah 3.079 hadis (tahqiq Muhammad Musthafa Azami), Kitab al-Wudhu’ 300 hadis, Kitab as-Shalah 1169 hadis, Kitab al-Imamah fi al-Shalah 250 hadis, Kitab al-Jum’ah 159 hadis, Kitab al-Shaum 365 hadis, Kitab al-Zakah 260 hadis, Kitab al-Manasik 576 hadis. 

Similar Posts