Interaksi dan Sosialisasi di Era Digital

Majalahnabawi.com – Manusia merupakan salah satu spesies yang diciptakan untuk saling bahu-membahu antara satu individu dengan individu lain. Ketika seseorang menjalani kehidupan tanpa adanya bantuan sesama, maka pekerjaan yang dilakukan tersebut pasti tidak akan mencapai taraf kesempurnan. Untuk merealisasikan apa yang dikehendaki, perlu adanya interaksi dan sosialisasi dalam menjalani proses yang sedang dihadapi. Interaksi dan sosialisasi itulah yang akan menentukan kualitas dan eksistensi demi melangsungkan kehidupan yang positif.

Hubungan Pertemanan

Interaksi dan sosialisasi yang paling dominan tentunya terjadi didalam ruang lingkup pertemanan. Hubungan pertemanan inilah yang berdampak signifikan terhadap psikologi seseorang (Juliana et al. 2023). Ketika seseorang  melakukan interaksi dalam hubungan pertemanan, otomatis sifat dan karakteristik yang dimiliki seorang teman pasti juga mempengaruhi orang itu. Oleh karenanya disaat dirinya memiliki teman dengan sifat terpuji, tentunya sifat tersebut juga akan menyebar kepadanya. Begitu pula sebaliknya ketika dia berteman dengan seseorang yang memiliki sifat tercela dan perbuatan yang tidak terpuji maka sifat tersebut juga akan mengalir dalam dirinya.

Para orang tua sering menasehati anaknya untuk cerdas dalam memilih teman, karena kabanyakan seseorang lebih sering berinteraksi dengan teman dan sahabat karibnya dari pada keluarganya. Orang tua kita sering menyerupakan teman yang baik dan yang buruk dengan seorang pendai besi dan penjual parfum. Sebenarnya perumpamaan yang disampaikan itu dipetik dari salah satu hadis Nabi yang diriwayatkan Abu Musa. Hadis tersebut menerangkan teman yang baik digambarkan dengan penjual minyak wangi dan teman yang buruk digambarkan dengan pandai besi. Penjual minyak wangi dikatakan baik karena ketika kita berteman dengannya, kita dapat mendapatkan minyak wanginya dengan cara membelinya atau mendapatkan hadiah darinya, atau hanya akan mendapatkan aroma wanginya saja dikarenakan dekat dengannya. Namun ketika berteman dengan pandai besi, yang akan didapat hanyalah percikan api yang akan membakar baju atau mendapatkan aroma yang tidak sedap darinya (HR.Bukhori: 5214, Shahih Bukhari: 2104).

Tantangan Komunikasi di Era Modren

Interaksi dan komunikasi pada masa modern saat ini, semakin mengalami peningkatan. Akses untuk melakukan sebuah komunikasi sudah terjadi didunia nyata maupun didunia maya. Kejadian semacam ini menjadi semakin marak dikarenakan berkembangnya ilmu pengetahuan dari masa kemasa. Dimana peningkatan tersebut juga membuat bertambahnya akses untuk menggunakan alat dan media elektronik digital seperti facebook, instagram, twiter, dan lainnya sebagai sarana untuk melakukan suatu interaksi dan komunikasi.  

Perihal semacam ini menjadikan interaksi dan komunikasi sosial tidak hanya terjadi didunia nyata, melainkan interaksi dan komunikasi sosial yang terjadi dimasyarakat juga terjadi di dunia maya. Untuk memulai sebuah interaksi seseorang bisa langsung melakukannya dengan media yang telah disediakan tampa mengenal batasan geografis. Artinya manusia tidak lagi terbatas dengan pertemuan langsung dalam menjalani interaksi sosial, melainkan sekarang sudah bisa menggunakan platfom digital untuk saling berkomunikasi.

Ketika telah memulai sebuah interaksi dan komunikasi sosial dimasa ini, terdapat banyak sekali tantangan yang harus terpenuhi dan dijalani dengan hati-hati. Untuk mendapatkan psikologi yang mumpuni, juga harus adanya sebuah seleksi dalam memilih teman yang kita minati demi menjalani sosialisasi nanti. Karena pada masa kini banyak berita bartebaran sana sini yang tidak bisa dikatakan asli, dan kemungkinan lain yang dapat menjadikan tercurinya data privasi. Hal semacam ini sering kali kurang  diperhatikan ketika sudah keasyikan menggunakan media komunikasi, padahal ketika kejadian ini terus terjadi maka akan sangat berpengaruh dalam bidang psikologi.

Didalam Islam, penjelasan mengenai mencari seorang sahabat  yang baik sangat diprioritaskan, terlebih teman yang dapat menjaga dan menuntun kepada kebaikan. Disaat kita terlena dengan urusan dunia, maka temanlah yang biasanya mengingatkan kita untuk kembali kejalan yang seharusnya. Keterangan ini didapat dari hadis Abu Daud bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:

اَلْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مِنْ يُخَالِلُ

Artinya: “Seseorang akan mengikuti agama sahabatnya, oleh karenanya maka perhatikanlah siapa yang akan menjadi sahabat kalian” (HR Abu Daud: 2696, Musnad Abu Daud: 299/4). Di dalam hadis tersebut bukan hanya menerangkan bahwa seseorang akan mengikuti agama saja, tetapi juga menerangkan tentang kebiasaan, tingkah laku yang terletak pada sahabatnya itu.

Kriteria Pertemanan yang Baik

Untuk mencari teman yang termasuk dalam kategori baik, terdapat beragam variasi. Hal ini semata mata agar teman nantinya dapat selalu bersama dalam urusun dunia maupun akhirat. Imam al-Ghazali didalam kitab Bidayatul Hidayah memberikan solusi untuk menyeleksi teman yang akan didekati. Beliau memyebutkan lima karakteristik yang harus ada ketika menjalani hubungan pertemanan. Pertama, teman tersebut haruslah orang yang berilmu, agar antara satu dan yang lain dapat saling mengambil manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketika berteman dengan orang yang tidak berilmu, biasanya malah akan banyak mendapatkan efek-efek negatif seperti terjadinya perselisihan antara satu dengan yang lain, sehinggan akan membuat dirinya merasa terbebani.

Kategori kedua, teman tersebut harus memiliki akhlak yang baik untuk bisa dijadikan teladan. Tolak ukur seseorang untuk di beri cap akhlak yang baik, ketika orang tersebut dapat mengontrol dan menjaga dirinya ketika sedang marah dan menjaga dirinya ketika syahwatnya memuncak. Ketika seseorang sudah dapat menjaga dirinya dari syahwat maka dia dapat dipastikan dapat menjaga, memperbaiki dan membantu sesamanya. Serta dapat diasumsikan orang itu menjaga dirinya sendiri karena temannya  dapat menutupi kejelekan yang terdapat padanya dan senantiasa mengingatkan dirinya.

Kriteria ketiga, yaitu menjadikan orang sholeh sebagai kawan. Oleh karena itu orang fasik tidak pantas untuk dijadikan teman karena  berteman dengannya. Malah dia akan menghilangkan kebencian akan perkara maksiat didalam diri seseorang, dan akan senantiasa meremehkan perkara-perkara yang dilarang oleh syariat. Yang dimaksud dengan fasik ini dipembahasan ini ialah orang yang terus menerus melakukan dosa besar tampa ada penyesalan darinya.

Keempat, ialah larangan untuk bersahabat dengan orang yang tamak akan dunia. Ketika berteman dengan orang yang memiliki kebalikan dari sifat ini, maka sifat tamak akan dunia juga akan menjalar kepadanya. Oleh karena itu disarankan untuk mencari seseorang yang memiliki jiwa zuhud yaitu orang yang meninggalkan kehidupan, kesenangan duniawi dan memilih akhirat. Zainuddin al-Malibari mengibaratkan harta benda dengan suatu bayangan yang pasti akan hilang dan tidak akan kembali, dan beliau memperingatkan supaya tidak terlalu terlena akan harta, Karena berbangga diri dengan harta tersebut akan menurunkan muru’ah dan akan menurunkan akal seseorang (Fathul Mu’in, hal 479).

Kriteria kelima atau terakhir yang harus dimiliki ialah sifat jujur. Kejujuran merupakan salah satu sifat yang sulit untuk diterapkan didalam kehidupan, disebabkan didalam tabiat yang dimiliki manusia ada jiwa-jiwa rakus akan suatu hal. Disaat seseorang tidak jujur akan suatu perbuatan, maka dapat dinyatakan bahwa dia membohongi temannya dan juga sekaligus membohongi dirinya sendiri. Lantas bagaimana kita ingin menjadikan dirinya teman, disamping dirinya saja dia dustakan dengan kebohongan yang dia lakukan. Bohong yang dimaksud merupakan bohong yang tidak ada sangkut pautnya dengan kebaikan, karena ada adakalanya pada keadaan tertentu berbohong menjadi suatu kewajiban.

Apabila kita tidak menemukan kriteria diatas terdapat dua opsi yang ditawarkan dan harus diperhatikan. Pertama dengan mencukupkan sebagian dari lima karakteristik yang telah disebutkan. Opsi kedua yaitu dengan cara ber-uzlah atau mengasingkan diri dari keramaian dan fokus mendekatkan diri kepada Tuhan semesta alam. Karena dengan melakukan dua hal inilah, dapat menjauhkan seseorang dari perbuatan yang memang dilarang bagi dirinya.

Setelah kita mengenal sedikit mengenai beberapa solusi cara memilih teman, hendaklah sedikit memperhatikan teman yang akan membimbing kepada kebaikan untuk kedepannya. Terutama ketika berada didunia maya yang sangat sulit membedakan mana orang yang hanya memang ingin berteman atau hanya sekedar memanfaatkan. Dengan komunikasi dan interaksi yang dilakukan bersama mereka terkadang menyebabkan menyimpangnya seseorang ketempat yang tidak diinginkan. Ketika kita memilih dengan selektif maka akan timbul hal-hal yang positif, terutama seperti saat ini ketika zaman sudah tidak lagi kondusif, sehingga membutuhkan sesuatu yang solutif.

Similar Posts