Islam dan Globalisasi
majalahnabawi.com – Perkembangan globalisasi yang semakin pesat mempengaruhi kehidupan manusia. Jika melihat impact-nya, globalisasi telah membuat dunia semakin terbuka dengan melahirkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat yang lebih besar. Globalisasi membawa perubahan budaya menuju kemodernitasan yang tidak dapat terhindari oleh masyarakat global. Tak terkecuali di dalam Islam.
Menurut Arjun Appadurai, antropolog dan sosiolog berkebangsaan India, perkembangan globalisasi dalam aspek sosial dan budaya memiliki cara dan kecepatan yang berbeda-beda. Faktor terpenting yang memengaruhi perubahan budaya global adalah kecanggihan media dan migrasi penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa adanya migrasi telah memunculkan nasionalitas yang membentuk identitas budaya baru.
Dalam aspek politik, globalisasi telah membawa politik modernitas dengan menghadirkan ruang publik yang lebih inklusif seperti kebebasan berpendapat bagi warga negara, memberlakukan hak asasi manusia dan anti deskriminasi terhadap ras, golongan, kelompok maupun gender. Maka, pertumbuhan yang besar secara global, globalisasi telah meningkatkan akses berkomunikasi, sikap toleransi, dan perdamaian dunia.
Dampak Globalisasi bagi Islam
Namun, dari aspek agama yang tidak terlepas dari kebudayaan apakah Islam menghambat perkembangan globalisasi? Jika melihat ketentuan syariat Islam, nilai-nilai dari produk globalisasi menjadi tantangan bagi umat Islam sendiri. Pemikiran sekuler dan liberal misallnya yang merupakan salah satu dari hasil perkembangan globalisasi. Pernyataan ini banyak diasumsikan dengan adanya realitas dalam kehidupan sosial umat Islam, di mana Islam fundamental menolak kebudayaan modernitas yang merupakan hasil dari proses globalisasi. Asumsi ini menyatakan bahwa budaya modernitas dan arus globalisasi telah merusak nilai-nilai Islam dan bertentangan dengan ajaran Islam.
Terlepas dari adanya ketegangan antara keduanya, dualitas ini dapat dikombinasikan. Sebab globalisasi juga memberikan pertumbuhan bagi umat Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya, di mana buku-buku yang membahas tentang diskusi keislaman dapat diterbitkan melalui media yang dapat dibaca dengan cara mudah sehingga dapat membentuk reformasi Islam. Terlebih lagi di pertengahan abad ke-20, pertumbuhan Islam yang pesat telah membentuk kehidupan sosial berdasarkan nilai-nilai Islam atau disebut Islamisasi telah menyebar dengan semboyan “anti-Western anti-universalist struggle”. Itu artinya globalisasi memberikan dampak bagi dinamika sosial terlebih lagi agama. Globalisasi menjadikan Islam lebih kontemporer dan memunculkan ruang dan opini publik bagi Muslim. Meskipun dengan adanya ketegangan antara keduanya, globalisasi juga dapat berdampak positif bagi umat Islam.