ISLAM DAN PANCASILA DALAM PANDANGAN BUYA SYAFII MAARIF
Majalahnabawi.com – Catatan Singkat Buku “Islam dan Pancasila Sebagai Dasar Negara“. Buku ini adalah disertasi Buya Syafii Maarif (1935-2022) saat studi di Chicago University (1983). Penulisan disertasi ini di bawah tiga tim pembimbing. Ketiganya ialah Profesor Fazlur Rahman, Profesor John. A. Wood, dan Profesor R. William Liddle. Objek kajian yang diangkat adalah perdebatan dalam konstituante (1956-1959), yakni antara blok Pancasila (53,3 persen), blok Islam (44,8 persen) dan blok sosio-ekonomi (2.0 persen).
Secara sistematis, buku setebal 312 halaman ini terbagi menjadi 5 bagian. Pertama, pendahuluan. Kedua, Islam dan cita-cita politik. Ketiga, Islam Indonesia pada abad ke-20. Keempat, Islam dan dasar negara di Indonesia. Kelima penutup. Di bagian ketiga, Buya Syafii Maarif memaparkan Islam Indonesia sebagai kekuatan pembebas (a liberating force). Berhadapan dengan kolonialisme. Tidak hanya terurai secara deskriptif-historis, tetapi juga secara analitis-evaluatif. Di bagian keempat, dipaparkan secara kritis masalah yang krusial, yakni pengajuan Islam sebagai dasar falsafah negara oleh partai-partai Islam (Masjumi, NU, PSII, dan Perti).
Di sisi lain, hal ini mendapatkan tantangan dari kelompok nasionalis dan sosialis. Perbenturan ideologi antara kedua kekuatan politik ini sangat mewarnai iklim demokrasi Indonesia pada akhir 1950-an. Sejarah politik ini, setidaknya menyadarkan kita bahwa mempertentangkan Pancasila dan Islam adalah hal yang usang dan menguras energi belaka. Lebih bijak, jika energi tersebut diarahkan untuk menyelesaikan pelbagai persoalan kebangsaan dan kesejahteraan umat. Dari telaah di atas, buku terbitan Mizan (2017) ini mengajukan 3 hipotesis yang penting kita hayati bersama.
Pertama, Islam di Indonesia merupakan suatu agama yang hidup dan dinamis. Ia bergerak perlahan-lahan, tapi pasti. Dari posisi kuantitas ke posisi kualitas. Kedua, usaha-usaha untuk mengubah Indonesia menjadi negara Islam merupakan usaha prematur dan tidak realistis. Ketiga, prospek Islam di Indonesia tampaknya banyak tergantung pada kemampuan intelektual muslim, para ulama, dan pemimpin Islam lainnya dalam memahami realitas politik, ekonomi dan sosial. Lantas tertarikah Anda?