Kemurahan Hati dan Solidaritas Sosial: Merenungkan Makna Idul Adha dan Praktik Kurban dalam Masyarakat Kontemporer

Majalahnabawi.com – Solidaritas sosial memainkan peran penting dalam menjalin hubungan sosialkemasyarakatan. Konsep dasarnya mengacu pada kesatuan, saling ketergantungan, dan adanya dukungan antar individu atau kelompok dalam masyarakat. Tentu ini melibatkan rasa empati, kepedulian, dan rasa tanggung jawab bersama terhadap kesejahteraan orang lain di dalam masyarakat.

Dalam konteks memaknai Idul Adha dan praktik kurban merupakan sikap solidaritas sosial yang timbul dengan adanya kita berbagi hewan kurban dengan mereka yang membutuhkan, serta menunjukan rasa kepedulian dan dukungan terhadap sesama untuk mencapai nilai-nilai kesejahteraan.

Memahami Nilai dalam Perintah Berkurban

Allah berfirman mengenai perintah berkurban;

﴿ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢ ﴾ ( الكوثر/108: 2)

Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).” (Al-Kausar/108:2)

Dari ayat di atas Allah memerintahkan kepada hambanya agar melaksanakan solat karena Allah bukan untuk selain Allah. Dan di perintah oleh-Nya berkurban dengan tujuan mendekatkan diri kepada-Nya. Ibadah Idul Adha mengandung empat pesan penting:

1) Ketaatan kepada Allah : ini artinya merupakan seruan melalukan ketaatan kepada Allah. Ibadah kurban kita tahu merupakan bentuk pengabdian kepada-Nya dan menjalankan perintah-Nya.

2) Kesediaan berkorban : bisa kita petik hikmah daripada kisah nabi Ibrahim, yang mana beliau lama menantikan kehadiran sang buah hatinya dalam kehidupannya yang kelak di kemudian hari meneruskan tongkat estafet kenabian yakni nabiyullah Ismail As. Yang kita tahu nabi Ibrahim siap mengorbankan putranya Ismail atas perintah Allah. Tersirat pesan bahwa Ibrahim mengajarkan kita pentingnya mengorbankan sesuatu yang kita cintai demi ketaatan kepada Allah dan untuk kemaslahatan umat manusia. 

3) Kepedulian dan Solidaritas Sosial : ibadah kurban mengajarkan nilai-nilai kepedulian antar sesama. Artinya ketika hewan kurban sudah di sembelih kemudian tugas kita membagikan kepada orang yang membutuhkan, ini menunjukan jiwa yang baik, murah hati berbagi melalui hewan yang kita kurbankan dan tentunya secara langsung kita merawat hak-hak orang yang kurang beruntung.

4) Memperkokoh persaudaraan umat : Ibadah Idul Adha merupakan momentum terbaik memperkokoh hubungan antar umat Islam, karena pada tanggal 10 Dzulhijah seluruh umat Islam berkumpul dari berbagai latar belakang dan budaya baik di masjid, langgar atau lapangan untuk merayakan kesempurnaan ajaran Islam.

Dari poin-poin yang penulis sebutkan di atas kita dapat mengambil pesan-pesan peting bahwa ibadah Idul Adha ialah mensyi’arkan nilai-nilai ketaatan (ketauhidan), kepedulian, nilai solidaritas sosial, dan persaudaraan dalam bingkai masyarakat muslim.

Allah mengingatkan dalam firman-Nya QS. Al-Hajj : 37, sebagai berikut:

﴿ لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ ٣٧ ﴾ ( الحج/22: 37)

Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demi-kianlah Dia menundukkannya untuk-mu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al-Hajj/22:37)

Dari ayat tersebut dapat di pahami bahwa hewan yang kita kurbankan atas dasar keikhlasan dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, akan tetapi yang sampai kepada-Nya hanyalah ketakwaan dari kita. Artinya keikhlasan hati manusia yang mengorbankannya yang akan diterima-Nya.

Akan tetapi, perlu digarisbawahi tentang daging kurban dan darah yang dimaksud ayat di atas, patut kita merenungi bahwa praktik kurban adalah bagian dari ajaran Islam yang merupakan bentuk pengorbanan dan ketaatan kepada Allah. Daging kurban ialah simbol pengorbanan dan kesediaan untuk berbagi antar sesama, serta mengajarkan nilai bersyukur, sedangkan darah merupakan bagian dari prosesi penyembelihan yang dilakukan sesuai dengan syari’at Islam.

Selain itu, daging kurban harus dibagikan secara khusus kepada kaum dhuafa, anak yatim, dan sebagian dagingnya diperuntukkan bagi para kurban untuk dinikmati. Pengorbanan mendatangkan hikmah dan meningkatkan kualitas gizi dan konsumsi masyarakat.

Larangan Menjual Daging Kurban

Daging kurban tidak boleh dijual dengan alasan apapun. Pelaksanaan kurban menyadarkan umat Islam akan pentingnya pengumpulan data demografi, statistik sosial dan distribusi yang benar dan bermanfaat bagi masyarakat luasSelain itu, daging kurban harus dibagikan secara khusus kepada kaum dhuafa, anak yatim, dan sebagian dagingnya diperuntukkan bagi para kurban untuk dinikmati. Pengorbanan mendatangkan hikmah dan meningkatkan kualitas gizi dan konsumsi masyarakat.

Akhir kata, perayaan Idul Adha mempunyai arti penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Peringatan pengorbanan dan kesetiaan Nabi Ibrahim yang tak tergoyahkan ini menanamkan prinsip-prinsip keagamaan dan kemasyarakatan yang penting seperti pengorbanan, kasih sayang, dan kemurahan hati. Selain itu, Idul Adha juga berfungsi sebagai pengingat bagi umat Islam untuk menjunjung tinggi dan menaati ajaran agama mereka, sekaligus memberikan kepedulian dan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.

Selain untuk menghormati kisah Ibrahim dan Ismail, juga berfungsi sebagai wujud ketaatan, pengorbanan, dan persatuan solidaritas sosial. Ibadah kurban sejatinya sebagai bukti cinta terhadap sesama. Melalui tindakan berkurban dan berbagi daging, umat Islam berusaha untuk mewujudkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-harinya. Semoga perayaan Idul Adha melanggengkan rasa damai dan gembira di kalangan umat Islam sedunia.

Similar Posts