Kenali Dirimu, Inilah Empat Karakter Utama Manusia, Kamu Yang Mana?

Majalahnabawi.com – Seseorang akan memiliki hidup yang lebih teratur dan tertata apabila ia mengenali dirinya sendiri. Layaknya pohon, ia akan tumbuh dengan baik jika ditanam di kontur tanah dan cuaca yang sesuai. Untuk menjadi orang yang bernilai pula, perlu mengenali nilai plus yang kita miliki. Maka, diri kita akan terbantu dengan memahami karakter utamanya yang selama ini ada dan melekat. Bagaimana bisa mencintai diri sendiri jika belum kenal dengan karakter diri sendiri?.

Islam sudah memperhatikan hal ini sedari dulu, memberikan solusi dan bimbingan kehidupan untuk kebaikan dunia dan akhirat. Sendi-sendi kehidupan telah diatur oleh syariat baik dari perkara yang besar hingga yang kecil seperti adab untuk tidak bernafas tatkala meneguk air minum, bersikap emosional terhadap sesama makhluk serta menempatkan rasa malu yang sesuai dengan sikon.

Mengenali diri sendiri, telah Allah firmankan mengenai hal ini di dalam surah al-Isra ayat 84:

قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلًا

Katakanlah (Muhammad), setiap orang berbuat dengan karakternya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”

Searus dalam hal ini, dengan apa yang Nabi Muhammad Saw sabdakan yang termaktub dalam kitab Shahih Muslim yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah (w. 57 H):

…احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ، فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا…

“…Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah bantuan pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah, maka janganlah kamu mengatakan; seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu…”

Untuk mengetahui apa yang bermanfaat bagi kita, bukankah perlu mengenali diri sendiri, iya tentu.

Variasi Karakter Manusia

Empat karakter yang akan dibahas ini, termaktub dalam bukunya Florence Litteur (Personality Plus) dan juga Raehanul Bahraen (Psikologi Islam yang Sempurna). Empat karakter tersebut ialah:

  1. Sanguinis (Populer)
  2. Koleris (Kuat)
  3. Melankolis (Sempurna)
  4. Plegmatis (Damai)

Satu kata di atas dapat mewakili secara komprehensif akan tiap orang. Seorang sanguinis cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh banyak orang, dan sifat ini mengalir begitu saja dalam kehidupannya. Ditambah sifatnya yang ramai, celoteh sana-sini tanpa bisa dihentikan. Emosinya juga kurang stabil, bisa jadi saat ini ia sedang riang gembira, lalu 5 menit kemudian menangis tersedu-sedu.

Lalu sifat koleris, ia memiliki tipe yang suka mengatur, menunjuk-nunjuk orang atau memberikan perintah. Ia tidak suka berpangku tangan, tak ingin hanya menjadi penonton dan diam saja tanpa melakukan apa-apa. Namun dengan sifatnya yang ingin memimpin atau mendominasi ini, terkadang orang-orang justru menghindarinya karena tak ingin menjadi korban perintah.

Melankolis, karakternya berkebalikan dengan sanguin. Manusia dengan tipe ini serba teratur, rapi, terjadwal dan tersusun sesuai pola. Melankolis memiliki pemikiran yang mendalam karena ia senang mengamati dan menganalisis. Jika pada suatu pertemuan sanguinis sering berbicara, melankolis justru lebih mengamati dan menganalisis.

Terakhir yakni plegmatis, orang dengan tipe ini cenderung untuk memilih meninggalkan konflik, baginya kedamaian adalah segalanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran maka ia akan berusaha mencari solusi yang tidak menimbulkan pertengkaran lagi, menutup lubang tanpa membuat lubang yang lainnya. Plegmatis kurang dalam berekspresi atau cenderung dingin dalam bersikap, kurang memiliki semangat, dan jika ingin memecahkan masalah biasanya dengan cara yang menyenangkan.

Adapun kekurangan dari tiap karakter ini telah tersampaikan dalam grafik berikut ini.

·        

M  Menanggulangi Kekurangan

Memang benar, bahwa karakter dasar tiap insan memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri, di akhir buku yang penulis sebut di atas telah menyiapkan kuisioner untuk teman-teman yang ingin mencoba mengetahui secara intim karakter yang lebih condong. Karena tiap orang tidak hanya terkotak pada satu karakter saja, bisa jadi ia cenderung pada dua karakter utama, seperti Koleris-Sanguin atau Plegmatis-Melankolis, atau dalam masalah karir ia koleris dan dalam masalah keluarga ia plegmatis (menjadi singa yang tangguh saat di luar rumah dan menjadi kucing yang bermain saat kembali ke rumah) dan seterusnya. Sah saja jika kita berkarakter melankolis (sangat memikirkan) dalam masalah akhirat dan berkarakter plegmatis (santai saja) dalam masalah duniawi, karena hal ini searah dengan apa yang Allah firmankan dalam QS. al-Qashash 28: 77, serta tersirat dalam perilaku nabi Muhammad Saw.

Setelah mengenal diri sendiri, semestinya kita bisa mengambil langkah pre-emtif, berbenah kembali, mengembangkan sifat positif dan meminimalisir sifat negatif. Tertawa, bermain-main dan bercanda adalah garam kehidupan, tetap harus ada, tetapi jangan berlebihan. Tidak ada garam akan membuat hambar kehidupan, terlalu banyak garam masakan kehidupan akan menjadi gagal total untuk dinikmati.

Similar Posts