Kritik Sanad, Matan, dan Kritik Akal, Apa Bedanya?
http://majalahnabawi.com – Secara susunan kata, kritik akal akan terlihat sama dengan kritik matan dan kritik sanad dalam diskursus kritik hadis. Tapi secara penggunaan kata, maka tentu terdapat perbedaan. Kritik akal itu merupakan susunan kata yang terdiri dari perbuatan dan perilaku atau alat yang digunakan untuk perbuatan itu. Artinya, bahwa akal tersebut adalah si pengkritik atau komponen yang digunakan untuk mengkritik. Berbeda dengan kritik matan dan kritik sanad yang mana keduanya merupakan susunan kata yang terdiri dari perbuatan dan objeknya. Dengan kata lain, sanad dan matan itulah yang menjadi objek pengkritikan.
Bahkan kritik matan (naqd al-matn), kritik sanad (naqd al-sanad) dalam susunan bahasa Arab merupakan tarkib idhafi (susunan mudhaf dan muhaf ilaih). Berbeda dengan kritik hadis (al-naqd al-‘aqliy) yang mana merupakan susunan shifat (sifat) dan maushuf (yang disifati).
Kritik Sanad
Setelah memperoleh sanad suatu hadis, maka ada dua hal pokok yang harus diteliti, yaitu ketersambungan sanad (ittishal al-sanad) dan kualitas perawi (ahwal al-ruwat) dalam sanad (Andi Rahman, Kritik Sanad dan Matan Hadis: 13). Penelitian ini merupakan pokok dari kritik sanad hadis. Tidak lain dan tidak bukan bahwa tujuan dari hal ini adalah untuk mengetahui apakah suatu sanad itu sahih atau tidak. Maka Kritik sanad dapat didefinisikan sebagai proses penelitian suatu sanad hadis untuk mengetahui sahih atau tidaknya sanad tersebut.
Kritik Matan
Penelitian terkait matan suatu hadis itu terbagi dua, yaitu: Pertama, penelitian yang berfokus pada sahih tidaknya suatu hadis dengan cara meneliti matannya. Dalam kata lain, kritik matan (naqd al-matn). Kedua, penelitian yang fokusnya pada pembahasan terkait maksud dari materi hadis dan kandungan-kandungan yang ada di dalamnya. Atau populer dengan istilah fiqh al-hadits (Andi Rahman: 101). Penelitian yang pertama bertujuan untuk mengetahui sahih tidaknya suatu matan hadis. Sehingga akhirnya dapat digunakan untuk mengetahui sahih tidaknya suatu hadis secara utuh. Agar senada dengan kritik sanad, kritik matan dapat didefinisikan sebagai proses penelitian suatu matan hadis untuk diketahui sahih atau tidaknya matan tersebut.
Kritik matan dan kritik sanad ini terdengar sama dan senada karena keduanya merupakan konsep dan bentuk konkret dari kritik hadis. Kritik hadis (naqd al-hadits) berarti menjadikan hadis sebagai objek penelitian untuk diketahui apakah hadis tersebut sahih atau tidak. Tapi ini akan berbeda dengan kritik akal yang bukan termasuk dalam bentuk kritik hadis.
Kritik Akal
Untuk mendeteksi auntentisitas hadis, salahsatu metode yang digunakan oleh ulama adalah kritik akal. Dalam menjelaskan kritik sanad, al-Azami dan Ali Mustafa menukil pendapat al-Mu’allimi yang mengatakan bahwa penggunaan akal untuk mengkritik autentisitas hadis itu dilakukan melauli empat langkah. Mereka berdua juga menukil perkataan al-Syafi’i yang mengatakan bahwa kebanyakan hadis itu tidak dapat dibuktikan kebenarannya kecuali berdasarkan kebenaran si penyampai hadis itu. (Ali Mustafa, Kritik Hadis: 128-129)
Pernyataan al-Syafi’I ini berarti bahwa mayoritas hadis itu tidak dapat dibuktikan auntetisitasnya kecuali berdasarkan kebenaran sumber hadis dan para periwayatnya. Dan ini tidak lain adalah cara pendeteksian autentisitas hadis melalui akal semata. Kalaulah akal tidak digunakan dalam hal ini, maka setiap hadis akan dianggap berasal dari nabi dengan tanpa mempertanyakan kredibilitas periwayatnya. (Ali Mustafa: 129)
Salah satu kriteria utama dalam kritik matan adalah konfiirmasi nalar terhadap hadis. Hadis tidak mungkin bertentangan dengan akal/nalar dan informasi ilmu penetahuan yang telah diterima secara umum. Hadis yang bertentangan dengan akal harus ditinjau dan diteliti lebih cermat dan mendalam agar pertentangan itu bisa dijelaskan dan hilang. (Andi Rahman: 114)
Data-data tersebut menjelaskan tentang aktivitas akal dalam menentukan keauntetisitasan hadis, baik dalam matan ataupun sanad. Sehingga, kritik akal dapat didefinisikan sebagai penggunaan akal dalam proses menguji dan meniliti suatu hadis untuk diketahui kesahihan hadis tersebut, baik secara matan ataupun sanad. Dengan kata lain, kritik akal adalah penggunaan akal dalam kritik sanad dan kritik matan.
Wallahu a’lam