Kun Dukturon! Jadilah Doktor!
“Harus Doktor!” Begitu kira-kira petuah dari Dr. Alvian ketika mengisi acara seminar bedah buku di Aula Kyai Idris Kamali Darus-Sunnah, Selasa (02/03). Menurut beliau, kita sekarang berada di zaman yang sangat penting bagi seseorang agar memiliki gelar. Karena tanpa adanya gelar, omongan sulit untuk didengar.
Ia demikian semangat memotivasi para peserta seminar bukan tanpa sebab. Dulu ketika masih menjadi mahasantri di Darus-Sunnah, Pak Kyai Ali tidak pernah bosan menasihatinya agar kelak menjadi seorang doktor di kemudian hari.
“Alvian harus doktor, harus selesai dibangku doktor, itu yang selalu menyemangati saya untuk selesai doktor. Itu yang menyemangati guru saya; Dr. Shofin Sujito, Dr. Fauzan, Alhamdulillah lulusan Darus-Sunnah di manapun itu menorehkan prestasi.” Ungkap alumni tahun 2009 itu dengan nada penuh semangat.
Seperti yang sering dikutip oleh para ustaz di Darus-Sunnah, Pak Kyai memang memiliki minat yang sangat kuat dalam dunia pendidikan. Bahkan seandainya ada strata empat setelah strata tiga, sudah barang tentu ia tempuh karena kecintaannya pada ilmu dan pengetahuan.
Pantang Mati Sebelum Berkarya!
Selain memotivasi anak didiknya menjadi doktor, Pak Kyai dikisahkan tak bosan-bosannya berpetuah “walā tamūtunna illā wa antum kātibūn.” Pantang mati sebelum berkarya. Pesan inilah yang senantiasa menjadi penyumbang saham terbesar dalam penyusunan buku “Shalawat Nariyah” tersebut.
“Kalau ini ada manfaatnya, Ya Allah sampaikan pahala ini untuk beliau. Wallahi, saya bisa menulis ini karena beliau”. Ucap Dr. Alvian sembari mengangkat bukunya.
Menurut pria kelahiran Jember 1983 ini, santri maupun mahasantri wajib memiliki karya dengan cara menulis. Karena hidup manusia di dunia ini sangatlah singkat. Tidak ada yang mengenal lagi setelah waktunya mati. Hanya karya yang bisa membuat nama seseorang itu hidup walau jasadnya telah bersama bumi.
الْخَطُّ يَبْقَى زَمَانًا بَعْدَ صَاحِبِهِ # وَكَاتِبُ الْخَطِّ تَحْتَ الْأَرْضِ مَدْفُوْنٌ
Karya tulis itu abadi sepanjang zaman # sementara penulisnya terkubur di bawah tanah.
Dr. Alvian Iqbal Zahasfan sendiri merupakan penulis buku “Shalawat Nariyah: Sejarah dan Khasiatnya.” Ia tercatat sebagai lulusan terbaik ke-3 Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences tahun 2009 dengan mendapatkan hadiah umroh dari kedutaan besar Saudi Arabia. Selain itu, ia juga menerima uang tunai 500 USD dari Syekh Prof. Dr. Hasan Hitou.