5 Sifat Negatif Dalam Diri Manusia
Majalahnabawi.com – Allah menciptakan manusia dengan bentuk dan karakter yang berbeda-beda. Ada sifat negatif dan ada juga sifat positifnya. Namun kedua sifat itu tidaklah kontradiktif. Adanya sifat negatif dalam diri manusia semata-mata untuk menguji mereka di dunia. Meski tidak bisa dihilangkan, namun sifat negatif tersebut bisa dikendalikan. Setidaknya ada lima sifat negatif dalam diri manusia yang tercantum dalam al-Quran –bisa jadi lebih dari lima-, yaitu:
Manusia Tergesa-Gesa
Dalam surat al-Isra ayat 11 berbunyi:
وَکَانَ الْإِنْسَانُ عَجُوْلًا
Artinya: “Dan adalah manusia sering terburu-buru”.
Melakukan hal dengan terburu-buru bisa menyebabkan tertinggalnya sesuatu, tidak sempurna hasilnya, dan dampak negatif lain. Oleh karenanya ketika melakukan sesuatu hendaknya dengan tenang, tidak terburu-buru sehingga bisa teliti dan fokus akan tujuannya.
Manusia Sewenang-Wenang
Meskipun manusia memiliki hati nurani dalam dirinya, namun tidak semua manusia menggunakannya dengan bijak. Banyak manusia yang lebih mendahulukan ambisinya tanpa berpikiri panjang ke depan. Merekalah orang-orang yang mementingkan kesombongan ketimbang hati dan akal sehatnya. Dalam surat Ghafir ayat 35 berbunyi:
كَذَٰلِكَ يَطْبَعُ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ
Artinya: “Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang”.
Manusia Suka Mengeluh
Allah menjelaskan dalam al-Quran surat al-Ma’arij ayat 19:
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا
Artinya: “Sungguh manusia diciptakan bersifat suka mengeluh”.
Mengeluh merupakan sifat yang sudah menjadi watak bagi manusia. Tapi mengeluh yang diluapkan dengan dan kepada hal yang salah lah yang tidak baik. Semisal mengeluh di status WhatsApp, Snap Instagram, dan media sosial lainnya seakan orang yang mengeluh di media tersebut sedang mengumbar masalah kepribadiannya yang mana belum tentu keluhannya akan terselesaikan. Oleh karenanya, hendaknya kita mengeluh kepada Allah, menceritakan masalah kita kepada-Nya, bermunajat dan berdoa memohon kepada-Nya untuk solusi terbaik dari keluhan kita. Jangan katakan kita mempunyai masalah besar, tapi katakan kita mempunyai Allah Yang Maha Besar.
Manusia Sering Melampaui Batas
Terkadang kita berlebihan dengan sesuatu yang semestinya tidak kita butuhkan, bahkan tidak berguna bagi kita. Al-Quran surat al-‘Alaq ayat 6 menjelaskan:
کَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَیَطْغَی
Artinya: “Sekali-kali tidak! Sungguh manusia itu benar-benar melampaui batas”.
Sifat rakus yang bersumber dari hawa nafsu kita harus dikendalikan, dan jangan sampai menjerumuskan kita kepada hal buruk, atau bahkan hingga maksiat sampai menjerumuskan kita ke neraka. Bersyuku dan merasa puas dengan segala pemberian dan ketentuan Allah adalah solusi untuk menghindari sifat atau karakter kita yang melampaui batas.
Manusia Banyak Berdebat
Allah menjelaskan dalam al-Quran surat al-Kahfi ayat 54:
وَکَانَ الْإِنْسَانُ أَکْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا
Artinya: “Dan adalah manusia kebanyakan membantah/berdebat”.
Allah menciptakan mulut kita untuk mengatakan hal-hal yang baik, dan perlu untuk kita ucapkan. Allah juga menciptakan jari jemari kita untuk melakukan hal yang baik. Oleh karenanya, jangan kita gunakan anggota tubuh kita untuk hal negatif, dan maksiat. Meskipun kita mempunyai dan bisa mengontrol diri kita, tapi tetap kita harus patuh dan taat kepada Sang Pencipta. Laksanakan segala perintah-Nya sekemampun kita, dan jauhilah segala larangan-Nya.
Patuh dengan perintah dan larangan Allah berarti juga patuh kepada orang-orang yang Allah perintahkan untuk berbakti dan patuh kepada mereka, seperti patuh kepada Rasulullah, orang tua, guru, dan selainnya. Karakter-karakter negatif di atas bisa berubah dan terkendali dengan ikhtiar dalam diri manusia. Meskipun sifat-sifat negatif tersebut tidak bisa hilang, namun setidaknya bisa diperkecil atau diminimalisir. Karena Allah sendiri yang menciptakan nafsu untuk manusia serta menciptakan akal untuk mengendalikannya. Tinggal kembali dalam hati manusia sendiri apakah ia akan mengikuti hawa nafsunya atau mengikuti akal sehatnya.