Makanlah Makanan Terdekat dan Jangan Lupa Basmalah
Majalahnabawi.com – Silaturahmi merupakan sebuah sunah nabi. Keutamaannya adalah mempelancar rezeki, memperpanjang umur dan sebagainya. Saat bersilaturahmi akan hampir selalu ada hidangan yang dapat kita konsumsi. Terkadang hidangan yang kita inginkan berada terlalu jauh di atas meja, sehingga sulit untuk dijangkau. Ada beberapa orang yang menahannya untuk tidak mengambilnya, ada juga orang yang tetap mengambilnya walaupun jauh dari dia. lalu bagaimana kita sebaiknya merespon hal ini?
Rasulullah Saw. telah mengajarkan kita dalam hal ini, berikut hadisnya,
عُمَرَ بْنَ أَبِي سَلَمَةَ يَقُولُ كُنْتُ غُلَامًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ” فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ
“Umar bin Abu Salamah (W. 83 H) berkata: Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah Saw., tanganku berseliweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah bersabda, ‘Wahai Ghulam, bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.’ Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu.” (HR. Al-Bukhari, no. 5376)
Tuntunan Rasulullah dalam Etika Makan
Hadis di atas menjelaskan pada kita bahwa Rasulullah menyuruh kita untuk makan apa yang ada di dekat kita. Hal ini bukan tanpa alasan. Saat kita berada dalam kondisi sebagai tamu yang dihidangkan makanan, selain karena adab, mengambil makanan yang dekat akan bagus dan elok tampilannya. Melainkan jika kita mengambil makanan yang di ujung seberang meja, hal ini akan merepotkan orang dan akan terlihat sekali pergerakannya.
Imam Syihabuddin al-Qasthalani dalam kitabnya Irsyadus Sari li Syarh Shahih al-Bukhari, menjelaskan bahwa arahan untuk makan menggunakan tangan kanan adalah menghindari perilaku setan dan bagian kanan sering dinisbatkan pada sebuah pujian. Pujian ini termasuk pujian Allah dan bentuk rasa syukur serta mengharapkan berkah dalam makanan. Selain itu, tidak makan dari yang terdekat menunjukkan sikap tamak, rakus, tidak sopan, dan sejenisnya. Mengambil makanan dari tempat pemiliknya (makanan jauh di ujung) adalah akhlak yang buruk dan meninggalkan rasa benci, terlebih dalam hal menumpahkannya. Namun, Jika yang dimakan adalah kurma, maka para ulama membolehkan untuk menggunakan tangan yang berbeda di atas piring.
Hikmah dari Sunah Rasulullah
Hal ini juga dapat kita terapkan saat makan bersama-sama. Kita mulai dengan lauk pauk yang ada di dekat kita, dengan begitu tidak ada tangan yang berseliweran untuk menggapai lauk ini dan itu, sehingga proses makan bersama berlangsung syahdu dan nikmat. Seringkali orang mengartikan makanan yang ada di dekatnya itu adalah makanan yang paling berhak untuk dia nikmati. Rasa kepemilikan yang overclaim ini yang bahaya ketika kita mengambil makana yang lebih dekat dengan orang lain, orang lain mungkin akan merasa haknya dikurangi atau bahkan diambil. Jika Perasaan itu muncul dalam hati orang lain, maka kenikmatan makan akan berkurang. Terkadang tidak berhenti saat makan saja, karena merasa haknya diambil, orang yang overclaim tersebut akan membenci, bahkan enggan silaturahmi kembali dengan orang yang mengambil makanan yang ada di depannya. Walaupun kita semua tahu, saat makan bersama, semua makanan milik bersama.
Berikut istifadah yang terdapat pada hadis di atas:
- Membaca Basmalah, agar kita mendapatkan keberkahan dari makanan yang kita makan.
- Makan menggunakan tangan kanan, agar kita mendapatkan keberkahan dari melakukan sesuatu yang baik dengan cara yang baik pula.
- Makan makanan yang dekat dengan kita, agar tidak ada orang yang merasa kita mengambil haknya. Mengambil makanan yang terdekat juga dapat mencerminkan nilai kesopanan dan bersyukur atas apa yang diberikan pada kita. Hal ini juga bisa gunakan sebagai sarana untuk melatih diri untuk tidak tamak dan serakah.