Melatih Anak Berpuasa Sejak Dini
Keluarga menjadi pintu awal bagi anak untuk mendapatkan pelajaran berharga tentang kehidupan, selain memberikan pembelajaran juga menumbuhkan karakter positif, puasa salah satunya. Mengajarkan anak berpuasa merupakan stimulus bagi anak yang penting dilakukan oleh orang tua sejak dini, agar menjadi bekal bagi anak untuk tumbuh dengan karakter positif, terutama dalam hal agama.
Peranan orang tua sangat dibutuhkan dalam mendidik anak apalagi dalam masalah agama karena orang tua memiliki tanggung jawab dihadapanNya, Allah:
قوا أنفسكم وأهليكم نارا
Jagalah dirimu dan krluargamu dari api neraka (QS. at-Tahrim: 6)
Bulan Ramadan merupakan momen yang tepat untuk melatih kesabaran dan akhlak si kecil, karena jika sudah dilatih sejak dini, maka kelak ketika sudah baligh ia akan mudah menjalankan ibadah puasa. Namun perlu diingat bahwa melatih anak berpuasa tidak sama dengan mewajibkan mereka, karena mereka belum dibebankan dengan kewajibann agama.
Dalam riwayat Imam Bukhori, disebutkan bahwa Umar r.a berkata kepada seorang yang mabuk-mabukan:
وقال عمر رضي الله عنه لنشوان في رمضان ويلك وصبياننا صيام فضربه
Umar r.a berkata kepada seorang yang mabuk-mabukan di bulan Ramadan,: “celakalah engkau, perhatikanlah puasa anak-anak kita, lantas beliau memukulnya karena ia dalam keadaan mabuk”. (HR. Bukhori)
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa anjuran untuk mendidik anak-anak berpuasa sejak dini, Ibnu Battol berkata dalam Syarh Al-Bukhori bahwa, para ulama bersepakat bahwa ibadah dan beberapa kewajiban lainnya tidaklah wajib kecuali jika seseorang sudah baligh, namun mayoritas ulama menganjurkan agar anak-anak dilatih melakukan puasa sejak dini, agar terbiasa melakukan dan tidak meninggalkannya ketika sudah wajib nantinya.
Ibnu Mundzir berkata dalam Syarh al-Bukhori li ibni Batthol bahwa para ulama berselisih pendapat dalam hal kapan anak diperintahkan untuk berpuasa. Imam Syafi’i berpendapat bahwa mereka diperintah puasa ketika mereka sudah mampu, sedangkan imam ‘Auza’i berpendapat bahwa mereka diperintah puasa ketika mereka sudah mampu berpuasa tiga hari berturut-turut dan tidak merasa lemas ketika itu.
Maka seyogyanya si kecil diperintahkan untuk melakukan puasa ketika dia sudah mampu melakukannya, karena dengan begitu dia telah memiliki kekuatan untuk menahan lapar dan minum sepanjang hari, dan dengan kebiasaan yang terus dilakukannya akan bedampak positif pula pada kesehatan tubuhnya, dan tidak akan menjadi beban baginya.
Banyak cara yang dapat membantu mereka agar kuat menjalankan puasa, diantaranya dengan memberikan dia mainan, dengan begitu ketika dia merengek kepada orang tua dapat memberikan mainan tersebut, sehingga dia lupa jika ia sedang berpuasa atau dengan mengajak dia makan sahur, dan menu yang disajikan diusahakan mengandung lemak dan tambahan susu agar si kecil kuat menahan lapar.
Tidak hanya diajarkan untuk menahan lapar dan minum saja, namun si kecilpun diajak untuk beribadah, membaca al-quran, salat berjamah, dan ibadah-ibadah lain yang dianjurkan di bulan ramadan, agar mereka tidak beranggapan bahwa ramadan hanyalah menahan makan dan minum.
Begitupun bagi orang tua, tidak cukup hanya memerintah si kecil, namun juga harus mencontohkannya, karena anak kecil tidak akan mendegar apa yang orang tua katakan tapi akan mengikuti apa yang orang tua perbuat. Jadi ketika orang tua memerintah si kecil untuk membaca al-quran, maka mereka juga harus memberikan contoh membaca al-quran, maka dengan adanya rutinittas seperti itu, akan memberikan dampak positif yang besar bagi si kecil.
Wallahu a’lam bishowab