Mendidik Anak Ala Imam Al-Ghazali
Majalahnabawi.com – Salah satu pakar ilmu keislaman adalah Imam al-Ghazali. Beliau menguasai berbagai bidang ilmu, mulai dari Ilmu Kalam, Fikih, Tasawuf, Filsafat sampai pada ilmu yang terkait dengan pendidikan. Dalam bidang pendidikan misalnya, dapat kita lihat pada karya monumentalnya: “Ihya’ Ulumuddin” dan “Ayyuhal Walad”.
Menurut imam al-Ghazali dalam mendidik anak harus ada tiga hal yang harus orang tua berikan, yaitu: ‘ilmu, hal dan ‘amal. Hal ini memberikan pengertian, bahwa seorang guru harus mentransfer ilmunya kepada peserta didik agar peserta didik mempunyai pengetahuan dan ilmu dan wawasan yang luas.
Imam al-Ghazali menilai sosok orang tua memiliki tanggung jawab besar terhadap anak, utamanya di dalam pembentukan karakter sang anak. Karena orang tua akan mendapatkan dampak dari apa yang muncul dari sang anak. Semisal jika sang anak memiliki karakter baik berkat pendidikan orang tua, maka orang tua pasti mendapatkan pahala dari upaya tersebut. Sebaliknya jika sang anak memiliki karakter buruk, maka orang tua bisa jadi memikul dosa.
Terkait besarnya tanggung jawab orang tua kepada anak perlu kiranya kita merenungi firman Allah Swt dalam al-Quran surat at-Tahrim ayat 6:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Artinya: “Wahai orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,” (QS. At-Tahrim ayat 6).
Ayat di atas mempunyai makna tersirat bahwa bagaimana sosok orang tua bisa membina sang anak untuk senantiasa menjadi orang yang saleh agar terhindar dari siksa neraka.
Tips Mendidik Anak Menurut Imam Al-Ghazali
Di dalam karyanya yang cukup populer yaitu kitab Ihya` Ulumuddin Imam Ghazali menyebutkan bahwa mendidik anak merupakan hal yang urgensi di dalam dunia keluarga. Sebagaimana keterangan beliau berikut ini;
اعلم أن الطريق في رياضة الصبيان من أهم الأمور وأوكدها والصبيان أمانة عند والديه وقلبه الطاهر جوهرة نفيسة ساذجة خالية عن كل نقش وصورة وهو قابل لكل ما نقش ومائل إلى كل ما يمال به إليه
Artinya: “Ketahuilah cara mendidik anak termasuk masalah yang paling penting dan paling urgen. Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya. Dan hati mereka suci, tak ubahnya mutiara berharga, bersih dari segala ‘ukiran’ dan rupa. Hati anak-anak menerima setiap apa yang diukirkan dan cenderung pada ajaran yang diberikan kepada mereka.”
Imam Ghazali di sini juga memberikan tips yang memberikan dampak baik terhadap pendidikan karakter anak, hal ini sebagaimana keterangan lanjutan dari beliau.
إن عود الخير وعلمه نشأ عليه وسعد في الدنيا والآخرة وشاركه في ثوابه أبوه وكل معلم له ومؤدب وإن عود الشر وأهمل إهمال البهائم شقي وهلك وكان الوزر في رقبة القيم عليه والوالي له
Artinya: “Jika orang tua membiasakan dan mengajarkan kebaikan, maka anak akan tumbuh dalam kebaikan dan bahagialah orang tuanya di dunia dan akhirat. Ia pun akan mendapat pahala dari amal saleh yang dilakukan anaknya (tanpa mengurangi hak pahala anak)”.
Demikian juga berlaku bagi setiap guru dan pendidik. Jika ia membiasakan keburukan dan membiarkan anaknya seperti membiarkan binatang ternak, maka ia akan celaka dan binasa. Sementara dosanya juga menjadi tanggungan pengasuh dan walinya.”
Jadi dari keterangan di atas Imam Ghazali memberikan dua tips mendidik anak:
- Perlunya ada pembiasaan melakukan kebaikan dari sosok orang tua di setiap kondisi, karena anak cenderung akan melakukan setiap apa yang ada disekitarnya.
- Penananaman nilai-nilai kebaikan kepada anak sejak usia dini.
Imam al-Ghazali juga mengatakan, orang tua memikul tanggung pendidikan karakter dan pengasuhan anak. Orang tua akan menuai pahala ketika mendidik anaknya dengan baik. Sebaliknya, orang tua akan memikul dosa yang begitu besar ketika membiarkan begitu saja pertumbuhan anaknya. Oleh karena itu, orang tua tidak boleh lalai dan abai dalam mendidik, mengasuh, dan membimbing anak.