Menelaah Kembali Hadis-Hadis Larangan “Isbal”
Sudah sangat lazim dalam kehidupan bermasyarakat kita sebagian dari saudara-saudara kita yang mengenakan pakaian-pakaian (yang katanya) ala Nabi dengan alasan untuk mengamalkan sunnah-sunnahnya, salah satunya adalah berpakaian dengan mengatungkan celana agar tidak sampai di bawah mata kaki. Karena memanjangkan pakaian sampai di bawah mata kaki adalah Isbal. Sedangkan dalam sebagian literatur hadis, isbal adalah suatu hal yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Sahih-nya dari Abu Hurairah:
ما أسفل من الكعبين من الإزار ففي النار
Bagian kain yang memanjang ke bawah menutupi dua mata kaki adalah berada di neraka
Jika kita hanya membaca dan menggunakan hadis di atas, maka seolah-olah yang menjadi permasalahannya adalah pakaian yang menjulur sampai di bawah mata kaki. Seolah-olah hanya karena pakaian yang menjulur ke bawah seseorang dikatakan pantas masuk neraka. Padahal dalam hadis di atas, Rasulullah sama sekali tidak menyampaikan alasan apapun.
Maka dari itu, hadis di atas tidak bisa difahami secara parsial. Dibutuhkan pembacaan yang lebih komprehensif dengan mengumpulkan riwayat-riwayat lain yang setema agar pembaca bisa menemukan inti dari hadis tersebut. Dan juga agar pemahaman kita terhadap hadis larangan menjulurkan kain tersebut bisa lebih utuh dan tidak terkesan setengah-setengah.
Salah satu metode pemahaman hadis, sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Hajar al-Asyqalani adalah dengan mengumpulkan hadis-hadis yang setema (Jam’u arriwayah). Dari model metode inilah kita bisa mengetahui apakah hadis tersebut bertentangan dengan sumber-sumber hukum yang lain, atau sekaligus menemukan illat dalam hadis lain yang tidak dicaantumkan dalam hadis yang kita baca dan fahami pertama kali.
Dalam hadis lain, Bukhari juga meriwayatkan melalui Ibnu Umar:
بينما رجل يجر إزاره خسف به فهو يتجلجل في الأرض إلى يوم القيامة
Ketika seseorang laki-laki menyeret kainnya karena rendah (menutupi mata kaki), maka ia berbuat sombong di muka bumi sampai hari kiamat.
Dari hadis di atas mulai muncul kata “sombong” dalam susunan redaksinya. Hal ini sepertinya memiliki kaitan yang erat maksud menjulurkan kain ke bawah mata kaki. Maka perlu dicari kembali hadis-hadis yang berkaitan dengan “menjulurkan kain di bawah mata kaki” dan “sombong”.