Mengenal Oksidentalis dan Pemikirannya
Majalahnabawi.com – Setelah Ahmad Zaky menulis tentang Pandangan Orientalis Terhadap al-Quran, pada tulisan ini penulis akan membahas kebalikan orientalis yaitu oksidentalis (oksidentalisme pemikirannya).
Definisi Oksidentalisme
Oksidentalisme berasal dari bahasa Inggris, occident, yang berarti negeri Barat. Sehingga oksidentalisme dapat dimaknai sebagai studi tentang Barat dengan segala aspeknya dari aspek penglihatan orang Timur
Oksidentalisme adalah kajian kebaratan atau suatu kajian komprehensif dengan meneliti dan merangkum semua aspek kehidupan masyarakat Barat, dalam oksdientalisme posisi subyek obyek menjadi terbalik. Timur sebagai subjek pengkaji dan Barat sebagai obyek kajian.
Sejarah Oksidentalisme
Asal usul pembahasan oksidentalisme di saat lahirnya peradaban Timur yang oleh tradisi Islam selama empat belas abad lebih, dapat dilacak sumber-sumber oksidentalisme didapatkan melalui hubungan antara Islam dan Yunani-Romawi di masa lalu, selain wilayah ini Kristen-Yahudi, merupakan kesadaran Eropa yang terekspos dan menjadi bagian dari Barat baik ditinjau dari segi geografis, sejarah, maupun peradabannya. Sedangkan peradaban Timur yang terwakilkan oleh Islam memiliki akar yang lebih jauh kembali, yaitu peradaban Timur kuno, Mesir, Kan’an, Asyuria, Babilonia, India, dan Cina.
Sejarah, menurut Hasan Hanafi, oksidentalisme ini muncul bukan pada masa modern saja melainkan dari abad 12, ia telah muncul dan berkembang dengan adanya pengkajian ilmu-ilmu Barat.
Oksidentalisme dalam Pandangan Hasan Hanafi
Gagasan Hassan Hanafi mengenai oksidentalisme ini sebagai dasar pembaruan. Terdapat tiga dasar pembaruan oksidentalis yang termaktub dalam buku karya Hassan Hanafi, al-Turats wa al-Tajdid, yakni; sikap kritis terhadap tradisi lama, terhadap bangsa Barat, dan terhadap realitas.
Pertama, sikap kritis terhadap tradisi lama pandangan Hassan Hanafi dalam hal ini dapat membantu menghentikan westernisasi sebagai upaya rekonstruksi kepada ego ketimuran. Dengan demikian, dapat menghindari penetrasi pemikiran-pemikiran bangsa Barat ke dalam tradisi umat yang menyebabkan perselisihan di antara kelompok pembela ortodoks dengan kelompok pembela modern. Ia juga dapat menghapuskan keterpecahan atas kepribadian bangsa.
Kedua, sikap kritis terhadap bangsa Barat pandangan Hassan Hanafi dalam hal ini ia tekankan pada perlunya reorientasi kepada dunia Barat. Karena, oksidentalisme ada untuk menghadapi westernisasi melalui orientalisme. Hal tersebut pengaruhnya sangat luas. Sehingga, tidak hanya berpengaruh pada budaya dan konsepsi tentang alam saja, melainkan mengancam kemerdekaan peradaban kita sendiri dan gaya hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, sikap kritis terhadap realitas pandangan Hassan Hanafi dalam hal ini sebagai bentuk upaya rehabilitasi psikologis yang masih bangsa Timur derita. Akibatnya ialah gelombang imperialisme dan modernitas Barat. Sejatinya, historis-dogmatis bangsa Timur mempunyai ciri khas dan keunikan yang tidak kalah dari bangsa Barat.
Dari tiga dasar pembaharuan di atas yakni, dasar pembaharuan pertama dengan meletakkan ego kepada sejarah yang ada pada masa lalu dan warisan-warisan kebudayaan yang ia miliki. Dasar pembaharuan kedua dengan meletakkan ego kepada kedudukan yang berhadapan dengan masalah kontemporer dalam hal kebudayaan Barat yang akan mendatang.