Mengungkap Keajaiban Biologis Perempuan: Perspektif Islam Tentang Struktur Genetik, Kesehatan, dan Kehormatan
Majalahnabawi.com – Perempuan memiliki kompleksitas biologis yang sangat signifikan, itu tercermin dalam struktur genetik, sistem reproduksi, dan kesehatan reproduksi mereka. Dalam Islam, pemahaman terhadap perempuan mencakup dimensi biologis juga diatur secara etis dan spiritual dalam syariat.
Berbeda halnya dengan laki-laki yang memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY). Secara genetik, perempuan memiliki dua kromosom X (XX). Kromosom X mengandung banyak gen yang penting untuk perkembangan dan fungsi tubuh (Higgs et al., 2012). Gen-gen ini banyak berperan dalam berbagai proses fisiologis dan dapat memengaruhi kesehatan perempuan secara khusus.
Sosok perempuan memuat yang namanya sistem reproduksi, yang terdiri dari ovarium, rahim, saluran tuba, dan vagina. Ovarium memproduksi sel telur serta hormon estrogen dan progesteron, yang penting untuk pengembangan karakteristik seksual sekunder dan regulasi siklus menstruasi. Estrogen berperan dalam pengembangan payudara dan regulasi siklus menstruasi, sedangkan progesteron mendukung persiapan rahim untuk kehamilan (Zhu et al., 2014). Nah, selama siklus menstruasi, perubahan hormonal memengaruhi banyak aspek fisiologis dan emosional perempuan.
Kemudian dalam kesehatan reproduksi perempuan, itu mencakup beberapa perhatian, yaitu ketika menstruasi, hamil, dan menopause. Sementara masalah seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau endometriosis dapat memengaruhi kualitas hidup perempuan (Macklon et al., 2015). Dari itu, Islam memberikan panduan untuk menjaga kesehatan dengan menekankan pentingnya kebersihan dan perawatan medis.
Seperti yang ada dalam Hadis dari ‘Aisyah, bahwa ketika ‘Aisyah mengikuti haji bersama Nabi Saw, sesampainya di Makkah beliau mengalami haid. Kemudian Nabi Saw bersabda kepadanya,
دعي عمرتك وانقضي رأسك وامتشطي
“Tinggalkan umrahmu, lepas ikatan rambutmu dan bersisirlah” (HR Bukhari 317 & Muslim 1211). Ini menunjukkan, ketika perempuan mengalami menstruasi bukan berarti harus mengabaikan kebersihan dan kerapian pada dirinya.
Ayat Al-Quran dan Hadis Mengenai Perempuan
Dalam Islam, perempuan memiliki kehormatan dan perlindungan yang jelas. Al-Quran dalam surah an-Nisa (4:1) menyebutkan,
“يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ”
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari satu jiwa yang sama”. (Q.S an-Nisa [4]: 1).(Khan, 2013). Ayat ini menekankan bahwa laki-laki dan perempuan Allah ciptakan dari sumber yang sama dan harus saling menghormati.
Ajaran Islam juga mengatur tentang menstruasi. Ketika perempuan sedang menstruasi, syariat Islam memberikan keleluasan dan keringanan dalam ibadahnya. Selama menstruasi, perempuan tidak memiliki kewajiban untuk berpuasa atau salat sebagai bentuk penghargaan terhadap keadaan fisik mereka. Aturan ini tertulis jelas dalam Hadis yang dinarasikan Fathimah bintu Abi Hubaisy ra,
فَإِذَا أَقبَلَتْ حَيضَتُكِ فَدَعِي الصَّلاَةَ، وَإِذَا أَدبَرَتْ فَاغْسِلِي عَنْكِ الدَّمَ ثُمَّ صَلِّي
“Apabila datang masa haidmu, tinggalkanlah salat, dan apabila sudah berhasil (tidak haid), maka mandilah membersihkan darah lalu kemudian salat.” (HR Bukhari). https://news.detik.com/berita/d-5690508/mengapa-orang-yang-sedang-haid-tidak-boleh-sholat-dan-puasa-ini-jawabannya.
Sudah kita ketahui bersama bahwa Islam sangat menghargai peran perempuan dalam masa kehamilan dan kelahiran. Al-Quran dalam Surah Luqman (31:14) menyebutkan,
“وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا”
“kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun”. (Q.S. Luqman [31]: 14). Dengan adanya perintah untuk tidak durhaka kepada ibu, ini menunjukkan penghargaan tinggi terhadap peran ibu dalam proses kehamilan dan pengasuhan. Sampai-sampai Nabi Muhammad Saw bersabda dalam Hadis riwayat al-Qudha’i dari Anas yang berbunyi,
اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ
“ surga itu berada di bawah telapak kaki ibu”.
Perempuan memiliki hak-hak yang diakui sepenuhnya, termasuk hak atas pendidikan, pekerjaan, dan kepemilikan. Al-Quran menegaskan dalam Surah an-Nisa (4:32),
“وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ”
“dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak daripada sebagian yang lain”. (Q.S An-Nisa [4]: 32). Ini menunjukkan bahwa meskipun peran perempuan mungkin berbeda, hak-hak mereka tetap terlaksana dan terlindungi secara adil. Dan ayat ini menjelaskan bahwa antara laki-laki dan perempuan tidak ada bedanya dalam apa yang mereka usahakan.
Istimewanya Perempuan
Integrasi antara pemahaman biologis dan syariat Islam mencerminkan bahwa Islam menghormati dan memperhatikan aspek biologis perempuan sambil menetapkan pedoman etis dan spiritual yang seimbang. Islam memberikan panduan yang adil dan penuh penghargaan terhadap peran biologis perempuan, serta memastikan kesejahteraan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.
Perempuan memiliki kompleksitas biologis yang unik yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Syariat Islam memberikan panduan yang komprehensif mengenai penghormatan terhadap aspek biologis perempuan, meliputi kesehatan reproduksi, hak-hak, dan peran sosial. Melalui pendekatan ini, Islam menekankan pentingnya keseimbangan antara kebutuhan biologis dan hak-hak individual, serta mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dengan realitas biologis mereka.