Menjadi Pendengar yang Baik kala Silaturahmi

Majalahnabawi.com – Silaturahmi berarti menyambung hubungan kasih sayang kepada orang yang pernah terputus hubungannya. Itu makna menyambung silaturahmi. Tapi kalau mengunjungi orang yang sudah akrab atau saudara yang sudah akrab maka sebutannya adalah mempererat silaturahmi. Keutamaan silaturahmi adalah meluaskan rezeki dan memperpanjang atau memberkahi usia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahim.” (HR. al-Bukhari).

Di bulan Syawal, biasanya orang Indonesia menjadikan bulan Syawal sebagai momentum dan waktu untuk bersilaturahim, mengunjungi sanak famili, saudara, teman, dan guru.Ketika mengunjungi mereka, biasanya tamu membawa bingkisan yang akan diberikan ke tuan rumah, sebaliknya nanti saat akan pulang tamu itu diberikan bingkisan oleh-oleh oleh tuan rumah. Ketika bertamu, biasanya tuan rumah dan tamu akan mengobrol berbincang apa saja, bisa tentang dirinya tuan rumah, dan bisa tentang dirinya tamu atau keluarganya tamu. Tetapi kebanyakan biasanya yang lebih sering bercerita adalah tuan rumah.

Nah, ketika itulah di mana saat tuan rumah bercerita, seorang tamu harus menjadi pendengar yang baik, simak pembicaraan tuan rumah, tanggapi jika ada pertanyaan, dan taruh sejenak gawai ketika sedang mengobrol. Karena mungkin tuan rumah butuh pendengar untuk curhat. Berhentilah bermain gawai saat mengobrol dengan orang lain, karena hal tersebut tidak beradab. Bahkan menurut Mbah Sujiwo Tejo, ketika menonton bioskop pun tidak boleh sambil bermain gawai, karena sama saja dia tidak menghargai karya film orang lain yang dibuat susah-susah.

Jadilah pendengar yang baik, maka saat kamu berbicara akan didengarkan oleh orang lain. Jangan hanya mau jadi pembicara yang maunya didengarkan orang lain, tapi tidak mau menjadi pendengar yang baik.

Similar Posts