Menyelisik Akhlak Nabi Melalui Manuskrip Kuno

MajalahNabawi.Com- Akhlak merupakan suatu hal yang penting dalam diri manusia. Tanpa akhlak seseorang tidak akan dihargai, walaupun ia memiliki kecerdasan yang luar biasa. Namun, sekalipun ia hanya memiliki kemampuan yang biasa-biasa saja tetapi memiliki akhlak yang tinggi, ia akan dihormati. Sebagaimana akhlak Nabi saw.

Akhlak jika dilihat secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu أخلاق. Bentuk mufradnya adalah الخُلْقُ yang berarti etika atau moral. Kemudian kata akhlak diserap ke bahasa Indonesia dan memiliki arti budi pekerti atau kelakuan.

Akhlak jika ditelusuri lebih jauh berarti keadaan dalam jiwa seseorang yang menimbulkan perbuatan berulang dengan mudah, tanpa paksaan orang lain, tanpa perlu berfikir untuk melakukannya. Maka perbuatan yang timbul bisa jadi baik atau buruk. Oleh sebab itu akhlak terbagi dua, yaitu akhlak mahmudah (terpuji) dan akhlak madzmumah (tercela).

Berbicara tentang akhlak, kita tak pernah lepas dari Nabi saw. Karna beliaulah uswatun hasanah (teladan yang baik). Tak hanya umat muslim, umat non-muslimpun mengakui kebaikan Nabi. Sudah seharusnya kita yang notabene umat islam untuk meneladani beliau, Rasulullah saw.

https://majalahnabawi.com/reaktualisasi-akhlak-nabi-terhadap-lingkungan-hidup/

Banyak ulama yang telah menjelaskan tentang akhlak Nabi saw. Penjelasan ini dapat kita temukan dalam manuskrip-manuskrip kuno. Manuskrip-manuskrip kuno tersebut bisa diakses melalui internet, karena sudah banyak didigitalisasi. Kita tidak perlu lagi terjun langsung ke lapangan untuk mencari manuskrip.

Salah satu manuskrip yang membahas tentang akhlak Nabi adalah manuskrip yang ditulis oleh Abdul Latif. Tidak terdapat watermark dalam naskah, tapi dapat diketahui tahun penulisannya dalam teks yaitu pada tahun 1382 Hijriyah. Penulisan teks naskah menggunakan tinta hitam dan memakai benang untuk penjilidannya.

Manuskrip ini tidak mencantumkan penomoran halaman, kata alihan, kolofon, namun tidak ada halaman kosong. Penulisan naskah manuskrip menggunakan khat naskhi. Sampai sekarang naskahnya terjaga baik dan dapat dibaca dengan jelas. Naskah disimpan di rumah Khuzaimah, tepatnya di Desa Balai Gurah, IV Angkat, Bukittinggi.

Naskah berisi penjelasan mengenai sifat-sifat terpuji (akhlak mahmudah). Diantaranya adalah akhlak Nabi, haya’ (malu), raja’ (pengharapan), adab menuntut ilmu dan lain-lainnya. Setiap penjelasan dalam naskah disertai dengan dalil-dalil masing-masing yang dikutip dari hadis-hadis Nabi dan ungkapan para ulama.

Akhlak nabi dijelaskan dalam naskah dengan hadis yang diriwayatkan oleh Sa’ad bin Hisyam, yaitu

قال سعد بن هشام دخلت علي عائشة رضي الله عنها فسألتها عن أخلاق رسول الله صلى الله عليه وسلم، فقالت: أما تقرأ القرآن؟. قلت بلى. قالت خلق رسول الله صلى الله عليه القرآن

“Sa’ad bin Hisyam berkata: aku mendatangi ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, maka aku menanyakan perihal akhlak Rasulullah saw, lalu ia bertanya: bukankah kamu membaca al-Qur’an?, aku menjawab: iya. Kemudian dia berkata: akhlak Rasulullah saw adalah al-Qur’an.”

Hadis diatas juga diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam kitabnya Musnad Ahmad.

Poin Akhlak Nabi Saw di dalam Manuskrip Tersebut

Setiap akhlak nabi dituntun oleh al- Qur’an, makanya akhlak beliau sama dengan akhlak-akhlak yang dijelaskan dan diperintahkan dalam al- Qur’an. Diantara akhlak beliau yang ada dalam al-Qur’an kemudian dikutip dalam manuskrip adalah:

  1. Pema’af dan mengajak pada kebenaran, sesuai dengan QS al-A’raf 199

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ} [الأعراف : 199]

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.

  1. Adil dan slalu berbuat kebaikan, sesuai dengan QS an-Nahl 90

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ} [النحل : 90]

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

  1. Membalas kejahatan dengan kebaikan, dan slalu bersabar, sesuai dengan QS Fushshilat 34-35:

وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ}(فصلت: 35)

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.(34) Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.(35)”

Umumnya ayat al-Qur’an yang dikutip dalam manuskrip berupa amar (perintah). Hal ini dikarenakan apa yang disampaikan tidak hanya berlaku untuk nabi, tapi juga buat umatnya. Perintah tersebut sebelum disampaikan, sudah terlebih dahulu beliau contohkan dalam akhlak kepribadian beliau sehari-hari. Oleh karena itu sudah seyogyanya kita menjadikan beliau sebagai uswatun hasanah.

Similar Posts