Mitos atau Fakta Perempuan Tercipta dari Tulang Rusuk Lelaki?

majalahnabawi.com – Ada seorang lelaki berkata, “Siapakah tulang rusukku?”. Kemudian temannya yang lain berpuisi, “Dear tulang rusuk, dimana kah engkau berada?”. Di belahan dunia yang lain, ada seorang suami yang baru saja menikah, berkata kepada istrinya, “Akhirnya ku temukan tulang rusukku”. Populer di telinga kita istilah tulang rusuk yang diartikan sebagai jodoh atau pasangan. Namun dari manakah sejarah tulang rusuk ini berasal?

Ternyata ada hadis Rasulullah yang menerangkan tentang ini. Salah satunya adalah riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda:

اسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ

“Nasihatilah para wanita karena wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah pangkalnya. Jika kamu mencoba untuk meluruskannya maka dia akan patah, namun bila kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Untuk itu nasihatilah para wanita”.

Riwayat lain yang semakna juga terdapat kitab-kitab lain seperti dalam Shahih Muslim, Musnad al-Humaidi, Musnad Ahmad, al-Mustakhraj ‘ala Shahih Muslim karya al-Ashbihani, Shahih Ibn Hibban, al-Mu’jam al-Ausath karya al-Thabari, al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain karya al-Hakim, Sunan ad-Darimi, dan Sunan al-Kubra karya Imam an-Nasa’i. Dengan beberapa tambahan redaksi, seperti وَكَسْرُهَا طَلَاقُهَا (dan mematahkannya adalah menceraikannya), فَدَارِهَا تَعِشْ بِهَا (Pergaulilah dengan lembut, niscaya kamu dapat hidup bersamanya), dan فَإِنَّ فِيْهَا أَوَدًا وَبُلْغَةً (Karena ia sungguh dalam keadaan bengkok dan sangat labil).

Tekstual Hadis dan Ayat

Secara tekstual, hadis di atas menyatakan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk. Ketika Hawa diciptakan, tidak ada tulang rusuk kecuali milik Adam as. Oleh karena itu, muncullah pemahaman bahwa perempuan tercipta dari tulang rusuk laki-laki. Pemahaman ini muncul karena ada ayat al-Quran yang dianggap dijelaskan oleh hadis di atas, yaitu:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاءً

“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri) nya, dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS. al-Nisa: 1)

Namun ternyata,  para mufassir berbeda-beda dalam menafsirkan kata nafs wahidah pada ayat tersebut. Imam al-Maraghi dalam kitab tafsirnya, mengatakan bahwa ayat-ayat al-Quran tidak sedikitpun mendukung pemahaman yang beranggapan bahwa perempuan (Hawa) diciptakan dari tulang rusuk lelaki (Adam). Al-Maraghi memahami kata nafs wahidah tersebut dengan jenis yang satu atau jenis yang sama, sehingga tidak ada perbedaan antara penciptaan lelaki dan perempuan.

Pemahaman Hadis Tulang Rusuk Secara Tematis

Jika memahami hadis di atas secara sepintas, tanpa mengumpulkan jalur periwayatan yang setema, maka akan timbul pertanyaan. Kalau benar perempuan diciptakan dari tulang rusuk lelaki, dan jika memang ada tulang rusuk lelaki yang hilang, mengapa jumlahnya tetap 12 pasang, tidak berkurang? Sama halnya dengan jumlah tulang perempuan?. Maka di sinilah letak pentingnya mengumpulkan hadis yang setema dalam memahaminya.

Riwayat-riwayat di atas adalah riwayat yang menggunakan lafaz yang hakiki (denotatif), yaitu الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ “perempuan tercipta dari tulang rusuk”. Ternyata ada bentuk riwayat lain yang menggunakan lafaz perumpamaan, yaitu: الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ perempuan seperti tulang rusuk”. Riwayat kedua ini juga tercantum dalam banyak kitab induk hadis, salah satunya dalam Shahih al-Bukhari, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda:

الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيْهَا عِوَجٌ

“Wanita itu bagaikan tulang rusuk, bila kamu memaksa untuk meluruskannya, niscaya kamu akan mematahkannya, dan jika kamu bermesraan dan menurutinya, maka kamu dapat bermesraan namun padanya terdapat kebengkokan.”

Riwayat dengan lafaz perumpamaan ini juga terdapat dalam kitab lain, seperti Shahih Muslim, Musnad al-Imam Ishaq bin Rahawaih, Musnad Ahmad, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-Darimi, Shahih Ibn Hibban, al-Mu’jam al-Kabir dan al-Ausath karya al-Thabrani,

Dari riwayat-riwayat yang kedua ini, jelas bahwa perempuan tidak diciptakan dari sebuah bahan yang bernama tulang rusuk. Melainkan ia tercipta dengan karakter seperti halnya tulang rusuk.

Menurut Kiai Ali Mustafa Yaqub, hadis ini difahami berdasarkan kaidah الْوَاضِحُ يُبَيِّنُ غَيْرَ الْوَاضِحِ “Kalimat yang jelas menjelaskan kalimat yang tidak jelas”. Maka redaksi hadis dari riwayat-riwayat pertama (denotatif) dijelaskan oleh redaksi hadis dari riwayat-riwayat yang kedua (tasybih). Maka dapat dipahami bahwa maksud hadis الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ “perempuan tercipta dari tulang rusuk” adalah bahwa perempuan tercipta seperti halnya sifat tulang rusuk.

Karakter Perempuan Seperti Tulang Rusuk

Selain menjelaskan makna penciptaan perempuan dari tulang rusuk, metode memahami hadis secara tematis ini juga menjelaskan apa titik persamaan antara perempuan dan tulang rusuk. Titik persamaannya adalah dari ‘kebengkokan’nya.

Perempuan adalah makhluk yang unik. Ia tercipta dengan keindahan dan kelembutan. Seringkali perempuan lebih mengedepankan perasaan daripada akalnya. Terkadang emosinya labil, cepat baper, lebih sensitif, dan moody-an. Kebengkokan ini adalah keniscayaan dalam diri perempuan, yang justru itulah keunikannya. Maka selayaknya bagi lelaki untuk bisa mengerti dan lebih bersabar dalam menghadapi perempuan.

Dalam hadis di atas dijelaskan bahwa apabila suami ingin meluruskan kebengkokan yang ada pada istrinya dengan selurus-lurusnya, niscaya akan mengantarkan pada perselisihan dan perpisahan. Maksud dari meluruskan di sini yaitu tidak sabar dan berlaku kasar terhadap istri. Namun, apabila suami bersabar atas perangai ‘unik’ sang istri dan kelabilan emosinya, lalu mendidik, menasehati, dan mempergaulinya dengan baik dan lembut, maka akan terciptalah hubungan yang harmonis di antara keduanya.

Kesimpulan

Perempuan tidak diciptakan dari tulang rusuk lelaki. Redaksi hadis yang menyebutkan demikian (denotatif) dijelaskan oleh redaksi lain yang bermakna perumpamaan. Jadi, perempuan itu seumpama tulang rusuk yang bengkok dalam karakternya yang labil, bukan tercipta dari tulang rusuk. Pun jikalau difahami secara tekstual maka akan bertentangan dengan fakta bahwa anatomi rusuk manusia jumlahnya sama baik lelaki maupun perempuan.

Similar Posts