Nelayan Makasar dan Awal Masuknya Islam di Australia

Majalahnabawi.com – Hai sobat, tahukah kalian sejarah nelayan Makasar yang menyebarkan Islam di benua Australia? Nah kali ini sedikit menceritakan pengetahuan yang saya dapatkan bagaimana kisah nelayan Makasar yang menyebarkan Islam di benua Australia.

Islam di Australia punya sejarah panjang dan bahkan hadir sebelum orang-orang asal Eropa datang. Muslim erat kaitannya dengan pengunjung awal ke daratan Australia pada abad ke-16 dan ke-17, yang berasal dari Indonesia Timur, tepatnya nelayan Makasar.

Asal Usul Masuknya Islam ke Australia

Menurut sejarah dan apa yang saya baca dari buku “Peradaban Dunia“, masuknya Islam ke Australia berawal dari kontak teratur penduduk asli Aborijin dengan Muslim asing. Sejarawan mengangkat kisah itu berdasarkan lukisan gua yang terkuak di Arnhem Land, Australia Utara. Di mana ditemukan pada bebatuan merah, lukisan samar garis-garis putih membentuk perahu layar kecil.

Namun, perahu itu adalah kapal tradisional Indonesia yang bernama Prau. Perahu membawa nelayan Muslim dari Makasar untuk mencari teripang di sekitar pesisir Australia.

Teripang tersebut menjadi bahan pakan, dan bahan obat obatan lainnya, sehingga penduduk Australia sangat minta.

Dan dalam penelitian, tidak ada yang tau pasti kapan orang Indonesia datang pertama kali. Sejarawan hanya mengatakan itu terjadi sekitaran tahun 1750-an, namun penanggalan Radiokarbon menunjukkan waktu yang lebih lama, sekitar 1664 atau mungkin awal 1500-an.

Orang Makasar Kontra dengan Orang Inggris

Namun, kebiasaan nelayan Makasar kontras dengan orang Inggris, yang menetapkan konsep Terra Nullius, yakni tanah tak bertuan. Karena itu mereka menjajah negara tanpa perjanjian atas pengakuan hak-hak masyarakat adat atas tanah mereka.

Bahkan, dalam sejarah juga menerangkan kalau beberapa pedagang teripang atau mentimun laut tinggal dan menikahi perempuan Aborigin. Ini merupakan awal mereka meninggalkan warisan agama dan budaya secara temurun di Australia. Tak salah jika kepercayaan Islam mempengaruhi mitologi Aborigin, di samping lukisan gua dan seni lainnya.

Jika kita pergi ke timur laut Arnhem Land, ada jejak Islam dalam lagu, dalam lukisan, dalam tarian, ada dalam ritual pemakaman, yang membuat tradisi adalah Walitha’ Walitha, lalu klan orang Yolngu di Pulau Elcho menyembahnya, lepas pantai utara Arnhem Land. Nama ini berasal dari frasa Arab, “Allah Ta’ala” yang berarti “Tuhan yang ditinggikan”. Nah, terkait ritual pemakaman dan lainnya yang memuat unsur-unsur Islam. Mislanya, menghadap ke barat selama sembahyang dan ritual sujud yang identik dengan ibadah Muslim.

Namun nelayan asal Makasar ini berakhir pada tahun 1906. Seiring dengan kebijakan politik pemerintah Australia yang memberlakukan pajak tinggi dan pembatasan berdagang dengan non-kulit putih.

Meski berakhir, hingga lebih dari seabad kemudian, sejarah hubungan masyarakat Aborigin dan Makasar masih dirayakan oleh komunitas Aborigin di Australia. Perayaan sebagai ingatan periode saling percaya dan menghormati.

Nelayan Makasar yang Menyebarkan Islam di Australia

Di dalam buku “Sejarah Dunia yang Disembunyikan” oleh Jhonathan, bahwa nelayan Makasar itu lahir di Labakkang, Pangkep, pada 1845 dan meninggal tahun 1927.

Pada 1906 dia terakhir ke Australia, setelah menjadi orang Makasar pertama yang mendapatkan lisensi pencarian teripang oleh Pemerintah Negara Bagian Australia Selatan. 

Using menetap di Makasar hingga akhir hayat, dan punya tiga anak dengan seorang wanita Aborigin. Dia masih terkenang dalam lagu dan tarian di Arnhem Land. Pada tahun 1988, keturunannya mengadakan perjalanan dari Indonesia ke Australia dengan prau tradisional sebagai bagian dari perayaan dua abad hubungan kedua negara.

Jadi, kesimpulan dari apa yang saya dapat rangkum dari apa yang saya dapatkan dari penjelasan dosen mata kuliah Sejarah Dunia yaitu Dr. Iin Kandedes, M.A., dan dari buku Sejarah Peradaban Dunia adalah bahwa Islam tersebar melalui tradisi-tradisi yang mengandung keislaman di dalamnya, selain itu juga sudah pasti melalui peradangan antar penduduk lokal dan masih banyak tradisi Islam yang ditinggalkan oleh pelaut Makasar itu. Sampai saat ini nama dan tradisi itu masih terkenang oleh penduduk Australia itu sendiri.

Similar Posts