Pancasila dan Upaya Mewujudkan Kesejahteraan

Majalahnabawi.com – Sebagai negara dengan konsep demokrasi, Indonesia memberikan hak pengawasan penuh kepada masyarakat untuk selalu menorehkan saran, kritik, masukan kepada pemimpin yang berkuasa. Konsep ini dirasa selaras dijalankan lantaran mempertimbangkan kemajemukan perbedaan itu sendiri.

Demokrasi Pancasila

Indonesia dalam mengimplementasikan konsep demokrasi, ideologi pancasila mampu merangkul semua masyarakat dari berbagai kasta. Dengan idielogi ini, masyarakat akan melakukan kewajiban serta mendapat hak yang sama di mata hukum.

Diskursus mengenai kebhinekaan dan pancasila mampu mengantarkan publik untuk berselancar kearah kesejahteraan global. Bagaimanapun, nilai yang terkandung Pancasila harus menjadi pegangan semua masyarakat. Bahkan hal ini tentu diyakini, pancasila berfungsi sebagai ideologi dasar negara dan konstitusi, dapat mengakomodasi aspirasi berbagai agama dan menempatkan secara fungsional.

Agama Islam selaku berwatak moderat (washatiyah) sudah sangat lama menjadi pedoman penerapan di seluruh penjuru nusantara. Dalam Islam juga terdapat tujuan yang terorganisir. Bila pancasila menjunjung tinggi dengan apa yang terkandung di dalamnya, maka dalam Islam juga terdapat prinsip besar. Diantaranya, prinsip asy-Syura (permusyawaratan), al-Adalah (keadilan), al-Musawa (kesetaraan), dan al-Hurriyah (kebebasan).

Islam sangat menerima ideologi pancasila sebagai asas. Lantaran semua sila juga terdapat di dalam al-Quran. Sila pertama (Ketuhanan) yang menjiwai sila lainnya juga mengedepankan aqidah Islam berdasarkan surah al-Ikhlas dan al-Baqarah ayat 163. Sila kedua yang berbicara kemanusian selaras dengan surah al-Maidah ayat 8. Sila ketiga (Persatuan) tercantum dalam surah al-Hujarat ayat 10. Sila keempat (Permusyawaratan) terdapat dalam surah as-Syura ayat 88. Sila kelima (keadilan) terdapat pada surah an-Nahl ayat 90.

Problematika Saat Ini

Namun, saya rasa yang perlu kita kaji lebih luas ialah tantangan pancasila saat ini. Setidaknya terdapat tiga hal:

Pertama, munculnya beberapa kepentingan yang memecah belah persatuan.

Kedua, kurangnya pemahaman terhadap Pancasila dari masyarakat.

Ketiga, minimnya sadar diri untuk mengamalkan Pancasila.

Dewasa ini, aktivitas di negeri kita mengakibatkan keresahan dihadapan masyarakat. Beragam kasus trending (Korupsi, perdagangan Orang, dll) merupakan bukti utama diantara hal yang perlu dipertimbangkan. Bagaimanapun masalah akut tersebut juga menjadi tanggung jawab kita. Padahal, pancasila sudah menjelaskan dengan tegas akan prinsip kesatuan, kemanusian dan keadilan.

Islam juga menyoroti dengan permasalahan yang terjadi. al-Quran juga menjelaskan pada surah at-Taubah: ayat 71

وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بَعْضهُمْ اَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَاءْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ

“Orang mukmin laki-laki dan perempuan, sebagian meraka menjadi teman yang lain. Mereka memerintahkan kebaikan dan mencegah kemunkaran” (QS. at-Taubah: 71).

Adanya ayat tersebut mengindikasikan, bahwa kita sebagai rakyat seyogianya saling merangkul-memberikan nasehat kepada sesama. Harapannya adalah menciptakan kesejahteraan.

Islam sangat memerhatikan kondisi umatnya. Hal ini juga sejalan dengan prinsip pancasila. Bahkan Islam juga memberikan hak kebebasan beragama tanpa adanya keterpaksaan (لااكراه في الدين). Oleh karenanya, sangat tidak etis menurut saya, bila ada kelompok radikal yang sering memaksa kepada masyarakat untuk beragama Islam. Munculnya kelompok separatis yang ingin memisah dengan negara, aksi terorisme dengan bom bunuh diri atas nama “jihad” adalah tindakan yang sudah keluar dari koridor Islam.

Refleksi Bersama

Perihal kelompok yang ingin merubah ideologi pancasila dengan negara Islam (khilafah). Saya kira, besar kemungkinan mereka kurang “piknik” untuk bernalar. Padahal, ideologi pancasila sama sekali tidak berbeda dengan Islam. Bahkan bisa dikatakan isi pancasila juga terkandung dalam al-Quran.

Mengenai kasus kriminalitas yang terjadi hingga berimplikasi kepada kesengsaraan masyarakat, tentu adanya kesadaran oknum menjadi inti masalah. Mereka (oknum) jelas tidak begitu memahami isi pancasila yang mengajarkan prinsip kesejahteraan. Atau besar kemungkinan meraka paham namun tetap bersikap apatis. Dengan demikian, adanya sosialisasi kepada meraka (oknum) bahkan kepada seluruh warga negara perihal penerapan pancasila secara nyata melalui tindakan, tidak hanya satu-dua kali dilakukan. Karena saya yakini betul, andaikata semua masyarakat mengamalkan isi Pancasila ini yang selaras dengan ajaran Islam itu sendiri, maka akan dipastikan persatuan dan kesejahteraan masyarakat akan terealisasi.

Similar Posts