Peluang dan Tantangan Dakwah di Labuan Bajo
http://majalahnabawi.com – Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata super premium di Indonesia memiliki perkembangan yang begitu pesat dalam bidang pariwisata dan ekonomi. Namun apakah perkembangan pesat di bidang pariwisata dan ekonomi selaras dengan perkembangan dalam dakwah Islam?
Pertanyaan itulah yang membuat penulis sebagai Da’i Biksah Darus-Sunnah mengamati perkembangan dakwah Islam di Labuan Bajo ini. Dari pengamatan penulis, dapat terlihat bahwa Labuan Bajo memiliki karakter sosial-keagamaan yang sangat unik, terlebih di kalangan masyarakat muslim. Penulis melihat bahwa kaum muslimin di Labuan Bajo mampu berkembang di tengah-tengah masyarakat Katolik yang jadi masyoritas sebagaimana umumnya wilayah di Nusa Tenggara Timur. Di samping itu, penulis juga melihat bahwa terdapat beberapa peluang dan tantangan dakwah di Labuan Bajo yang penulis rasakan dan amati langsung.
Peluang Dakwah di Labuan Bajo
Ada beberapa peluang dakwah yang penulis amati. Di antaranya adalah, pertama, masyarakat Labuan Bajo memiliki akar historis Islam yang kuat, bahkan pada asalnya penduduk asli Labuan Bajo adalah Muslim, hingga datangnya penjajah Belanda dengan membawa para misionaris yang menyebabkan umat Katolik menjadi mayoritas. Kuatnya akar historis ini membuat gerakan dakwah Islam menjadi bagian dari Identitas masyarakat Labuan Bajo.
Kedua, masyarakat Labuan Bajo berakidah ahlussunnah wal jam’aah serta memiliki tradisi Islam yang kuat, baik dari tradisi Bajo, Bugis, Bima, maupun suku-suku lainnya. Kuatnya identitas sebagai Muslim Aswaja yang menjaga tradisinya menjadikan Labuan Bajo aman dari pemahaman yang intoleran dan radikal. Dengan kuatnya identitas Muslim Aswaja yang cinta NKRI menjadikan masyarakat Labuan Bajo cepat tanggap menghalau gerakan ekstrimis yang terdeteksi masuk ke wilayah mereka.
Ketiga, banyaknya jamaah tablig yang menghidupkan masjid-masjid di Labuan Bajo. Gerakan jamaah tablig yang masif mampu menjadi garda terdepan dalam berbagai kegiatan keagamaan. Keempat, masyarakat Labuan Bajo memiliki semangat yang kuat untuk belajar mendalami ilmu agama, terlebih di kalangan Ibu-ibu. Sehingga di setiap masjid bisa ditemukan majelis taklim yang menyelenggarakan pengajian rutin, baik mingguan maupun bulanan. Kelima, mereka memiliki ukhuwah kekeluargaan yang kuat, yang jadi modal persatuan masyarakat, sehingga Labuan Bajo memiliki kestabilan dalam keamaann dalam sosial-politik.
Tantangan Dakwah di Labuan Bajo
Selain memiliki peluang, dakwah di Labuan Bajo pun memiliki tantangan. Tantangan ini bukanlah sebuah kekurangan, melainkan sebuah anugerah untuk diperbaiki bersama guna meningkatkan kehidupan sosial masyarakat muslim. Adapun beberapa tantangan tersebut yang penulis amati antara lain:
Pertama, para pimpinan pemerintahan Kabupaten mayoritas diisi oleh orang-orang Katolik, sehingga untuk kelancaran birokrasi ormas-ormas Islam masih kurang. Kedua, kurangnya pondok pesantren yang menjadi kawah cadradimuka generasi muda Labuan Bajo dalam menuntut ilmu agama. Penulis mendapatkan data bahwa pesantren yang ada di Labuan Bajo berjumlah 7-8 pondok, dan semuanya masih dalam proses perkembangan.
Ketiga, kurangnya manajemen ormas-ormas Islam di Manggarai Barat. Ormas Islam sebagai penggerak kegiatan sosial-keagamaan masih sangat kurang dalam aktivasi pengurus dan program kegiatan. Keempat, selain ormas, Labuan Bajo pun kekurangan lembaga yang mampu menunjang kegiatan pesantren dan ormas. Seperti belum adanya PD Pontren, FKDT (Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah), sehingga kegiatan belajar mengaji mengalami perbedaan kurikulum dan bentuk KBM karena tidak ada penyatuan visi-misinya.
Kelima, generasi muda muslim Labuan Bajo sudah mulai sulit untuk diajak mengikuti kegiatan-kegiatan keislaman. Keenam, semakin banyaknya pendatang yang menetap di Labuan Bajo, sehingga meningkatkan resiko hadirnya pemahaman-pemahaman baru yang bisa merusak tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan di Labuan Bajo.
Itulah beberapa di antara peluang dan tantangan dakwah di Labuan Bajo yang penulis amati. Sebagai seorang da’i, kita harus bisa memaksimalkan peluang dan sama-sama mencari jalan keluar untuk menyelesaikan tantangan yang ada di Labuan Bajo. Tentu tantangan-tantangan ini akan semakin banyak seiring berjalannya waktu dan semakin ramainya Labuan Bajo. Namun dengan melakukan kolaborasi dengan berbagai tokoh dan ormas, insyaallah kita sama-sama bisa membawa gerakan dakwah Islam semakin berkembang pesat di Labuan Bajo.