Penetapan Nama Asyura’ dan Keutamaan Puasa Asyura’
Majalahnabawi.com – Bulan Muharram termasuk salah satu dari asyhurul haram yakni bulan yang dimuliakan Allah Swt., sehingga umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah sebagai pengingat dan motivasi untuk memulai menjadi pribadi yang lebih baik di tahun baru Islam.
Hari Asyura’ dengan 10 Keistimewaannya
Alasan dimuliakannya bulan ini karena di dalamnya terdapat hari Asyura’, di mana pada hari itu terjadi banyak peristiwa. Selain itu, penetapan nama asyura’ yang bermakna ‘sepuluh’, karena Allah memuliakan 10 Nabi-Nya pada hari tersebut. Di antaranya:
- Allah menerima taubat Nabi Adam dan Hawa,
- Allah menyelamatkan Nabi Nuh dari banjir bandang,
- Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api Namrudz
- Allah menyelamatkan Nabi Musa dari kejaran Firaun
- Nabi Yusuf terbebas dari penjara karena terkena fitnah dan mempertemukan Nabi Yusuf dengan Nabi Ya’qub setelah 40 tahun lamannya
- Allah memindahkan kerajaan Nabi Sulaiman
- Nabi Yunus keluar dan selamat dari perut ikan paus
- Nabi Ayyub disembuhkan dari penyakitnya yang menjijikkan
- Diampuninya Nabi Daud As.
- Lahir dan diangkatnya Nabi Isa ke langit
Hal ini sebagaimana yang disebutkan Di dalam kitab “Nuzhatul Majalis” karangan Syekh Abdurrahman as-Shafuri asy-Syafi’i
Hadis Nabi Saw. Mengenai Anjuran Berpuasa di Hari Asyura’
Pada awalnya hukum berpuasa pada hari Asyura’ adalah wajib untuk dilakukan sebagaimana perintah Nabi Saw. ketika beliau mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari Asyura’.
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Nabi Muhammad Saw. datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura’. Lalu Rasul bertanya “Ada kegiatan apa ini?” Para sahabat menjawab “Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut.” Rasul lalu mengatakan “Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian.” Nabi kemudian berpuasa di hari Asyura’ tersebut dan menyuruh pada sahabat menjalankannya.” (HR. Bukhari)
Namun, setelah ada kewajiban berpuasa di bulan Ramadan Nabi Saw. memberi kebebasan bagi siapa saja yang ingin menjalankan dan bagi siapa saja yang ingin meninggalkan. Hadis ini diriwayatkan dari Aisyah RA., istri Nabi Muhammad Saw:
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ
“Puasa Asyura’ adalah puasa yang dilakukan oleh orang Quraisy pada zaman jahiliyyah dan Rasulullah Saw. juga melakukan puasa pada hari itu. Ketika Nabi datang ke Madinah juga melakukan puasa dan menyuruh para sahabat menjalankan puasa Asyura’. Namun ketika puasa Ramadhan mulai diwajibkan, Nabi meninggalkan puasa Asyura’. Maka barangsiapa yang ingin berpuasa, silakan, dan siapa saja yang ingin meninggalkan, juga silahkan.” (HR. Bukhari)
3 Alasan Puasa Asyura’ Dianjurkan oleh Nabi Saw.
- Puasa Asyura’ merupakan puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ
“Lebih utamanya puasa setelah bulan Ramadan ialah berpuasa di bulan Muharram.”
- Dapat menggugurkan dosa setahun yang lalu, sesuai sabda Nabi:
وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ سُئل عن صيَامِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السنة الماضية
“Dari Abu Qatadah RA. bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang puasa pada hari Asyura’. Beliau menjawab, Puasa tersebut dapat melebur dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
- Karena Nabi Saw. senantiasa berpuasa di hari Asyura’, Ibnu Abbas pernah berkata aku tidak pernah melihat nabi benar-benar menyengaja berpuasa kecuali pada hari Asyura’ dan pada bulan Ramadan.
Oleh karena itu, selayaknya kita sebagai umat muslim untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini kecuali mengisinya dengan berpuasa. Akhiran, di bawah ini niat berpuasa Asyura’:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syûrâ-a lilâhi ta’âlâ.
“Saya niat puasa Asyura’ karena Allah ta’âlâ”
Wallahu wa’lam.