Penjelasan Hadis Arbain Part 7

Majalahnabawi.com –Hadis ketujuh, agama dan nasihat.

بسم الله الرحمن الرحيم

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْمِ بِنْ أَوْسٍ الدَّا رِيّ رَضِيَ الله عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ. قُلْنَا, لِمَنْ يا رَسُوْلُ الله؟ قال: (لِلّهِ ولِكِتَابِه وَ لِ رَسُوْلِهِ وَ لِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَ عَامَّاتِهِمْ) رواه مسلم.

Artinya: Dari Abi Ruqayyah, Tamim bin Aus ad-Dar, beliau berkata: Nabi Muhammad pernah bersabda, ‘agama itu nasihat.’ Kami pun bertanya, nasihat untuk siapa ya, Rasulullah? Nabi menjawab, ‘Untuk Allah, kitabNya, RasulNya, dan para pemuka umat muslim serta umat muslim itu sendiri. (Riwayat Muslim)

Arti Nasihat

            Kalimat النصيحة merupakan akar kata نصح yang berarti murni, tulus, atau bermakna memberi nasihat. Nashihat di sini berarti sebagai kumpulan kalimat yang mengandung makna untuk tujuan mengantarkan kebaikan atau nasib mujur terhadap manshuh (yang dinasihati). Ada yang mengatakan bahwa tidak ada kalimat yang lebih mencakup akan makna kebaikan dunia dan akhirat kecuali kalimat النصيحة dan الفلاح. Intinya, nasihat pada pembahasan kali ini memiliki pengertian luas yang mencakup semua kebaikan.

Agama dalam Hadis tersebut adalah agama Islam. Menurut satu penjelasan, kata agama tersebut mengira-ngirakan kalimat lain sebagai mudof (حذف مضاف). Kalau ditampakkan akan menjadi عماد الدين, ‘Tiang agama’. Namun, menurut penjelasan lain tidak ada kalimat yang disimpan. Dengan kata lain, memang dicukupkan pada kata ‘agama’ saja. Karena dalam kata agama sudah mencakup iman kepada Allah, Rosul, dan seterusnya. Kata ‘nasihat’ juga menyimpan kalimat yang tidak ditampakkan. Kalau ditampakkan menjadi معظمه النصيحة. Artinya, sebagian besar agama adalah nasihat.

Untuk siapa nasihat itu?

Allah

Para sahabat yang mendengarkan saat itu bertanya, nasihat kepada siapa? Nasihat untuk Allah. Kita artikan nasihat di sini bukanlah nasihat yang biasa kita pahami. Namun, dengan pengertian tulus atau murni yang ujungnya kebaikan. Maksud nasihat kepada Allah pada Hadis tersebut adalah beriman kepadaNya, meniadakan semua bentuk kesyirikan, ikhlas akan semua ketentuanNya, melaksanakan perintahNya, dan menjauhi laranganNya.

Kitab Allah

Agama juga nasihat kepada kitab Allah, Al-Qur’an. Nasihat kepada Al-Qur’an bermakna iman kepada Al-Qur’an, mengamalkan semua yang ada dalam Al-Qur’an, ta’dzim (menghormati) dan ikrom (memuliakan) kepada Al-Qur’an. Oleh karena itu, haram hukumnya menyelonjorkan kaki kepada Al-Qur’an kecuali Al-Quran berada di tempat yang lebih tinggi dari kaki. Haram karena perbuatan itu tidak menghormati Al-Qur’an.

Ada yang mengisahkan bahwa pernah ada seseorang yang melihat lembar kertas di atas tanah. Orang ini mengambilnya dan melihat ada tulisan basmalah serta beberapa lafadz Al-Qur’an. Kemudian, ia mencium kertas itu dan memberinya wewangian. Malam harinya, orang ini bermimpi tuhan SWT berkata kepadanya, ‘Sebagaimana kau mengharumkan namaku di dunia, aku pasti akan mengharumkan namamu di dunia dan akhirat.’ Kemudian, orang ini menjadi bagian dari golongan para wali.

Rasulullah

Termasuk juga, agama adalah nasihat kepada Nabi Muhamad. Makna nasihat kepada Nabi Muhammad adalah beriman kepada beliau, membenarkan semua ajaran yang beliau bawa, mengikatkan diri untuk melakukan perintah dan menjauhi laranganNya, menghidupkan sunah, berakhlak dengan akhlak Nabi, beradab dengan adab Nabi, mencintai keluarga serta sahabat Nabi Muhammad SAW.

Para Pemuka Umat Islam

Selanjutnya, agama juga nasihat terhadap para imam muslimin. Imam muslimin adalah orang yang mengurusi perkara umat islam. Nasihat kepada imam muslimin yaitu memperjuangkan kebenaran, memerintah umat Islam agar terus berada dalam kebenaran, mengingatkan umat akan sesuatu yang mulai terlupa, mendoakan umat dengan kebaikan, membayar zakat kepada umat (menyejahterakan perekonomian), membebankan perintah kepada umat dengan selain maksiat.

Boleh juga, bahwa yang Hadis tersebut maksud dengan imam muslimin adalah para alim agama (ulama). Makna nasihat kepada mereka adalah menerima apapun fatwa yang telah keluar, mengikuti mereka dalam hukum, menyebarkan manaqib (sejarah) mereka, berbaik sangka kepada mereka, dan menghormatinya. Sementara, maksud ulama sendiri bukanlah mereka yang berpenampilan seperti ulama, mengklaim dirinya orang berilmu, dan mengorbankan agama demi dunia.

Sahal bin Abdullah pernah berkata, “manusia pasti berada dalam kebaikan selama menghormati sulthan (pemerintah) dan ulama. Jika mereka menghormati kedua golongan ini, Allah akan memperbaiki (perkara) dunia dan akhiratnya. Sebaliknya, jika mereka meremehkan, menyepelekan, dan enggan kepada dua golongan ini maka Allah akan akan merusak (perkara) dunia dan akhiratnya.

Umat Muslim

Terakhir, agama adalah nasihat kepada umat muslim itu sendiri. Yakni bukan bagian dari pemerintah ataupun ulama. Akan tetapi, nasihat kepada umat tidak secara independen melainkan ikut kepada imam muslimin. Hal itu merujuk kepada susunan kalimat yang tidak mengulang lam di kalimat عامّتهم. Maksudnya nasihat kepada umat adalah memberikan petunjuk kepada kebaikan dalam aspek dunia maupun akhirat, memberikan pertolongan dalam perkara pokok, menutup aurat, mendatangkan maslahat kepada umat, tidak menyakiti umat, mengajarkan sesuatu yang berkaitan dengan persoalan agama, membela harta dan kehormatan, amar ma’ruf  nahi munkar, mencintai umat seukuran mencintai diri sendiri dalam kebaikan, membenci umat seukuran membenci diri sendiri dalam keburukan.

Bahasa sederhananya, nasihat kepada umat adalah saling mengingatkan. Dalam menasihati seseorang kita harus menggunakan cara yang halus. Karena dengan kelembutan dan suasana persahabatan lebih berpeluang untuk diterima. Oleh karena itu, Salafussalih ketika hendak menasihati seseorang ialah dengan cara sembunyi-sembunyi. Imam Syafi’i pernah berkata, barang siapa menasihati saudaranya secara tersembunyi maka ia telah menasihati dan memuliakan. Dan barang siapa menasihati saudaranya di depan umum maka ia sungguh telah membuka kejelekan dan aib.   

Similar Posts