Penyebaran Pusat Peradaban di Tiga Benua dan Dominasi Peradaban Wilayah Tengah (Arab) Part-2

Majalahnabawi.com – Catatan peradaban yang tertulis di dalam Perjanjian lama menyebutkan bahwa sesudah umat manusia tersebar di tiga benua, wilayah tengah atau Arablah yang mendominasi peradaban. Namun, dalam Perjanjian Lama tidak ada catatan tentang peradaban antara Nuh as dan Ibrahim as selain Nimrod yang itu sebelum manusia tersebar ke tiga benua atau seluruh bumi.

Adapun dalam Al-Quran, ada catatan tentang peradaban sesudah Nuh as dan sebelum Ibrahim as. Peradaban itu adalah peradaban suku ‘Ād kaumnya Nabi Ḥūd as dan suku Ṡamūd kaumnya Nabi Ṣālīh as. Mereka ini adalah keturunan Ham, leluhur orang-orang Arab. Berikut garis keturunan Sem, suku ‘Ād, suku Ṡamūd, Nabi Ḥud as, Nabi Ṣāliḥ as, dan Nabi Ibrahim as merunut al-Ṭabarī dalam kitabnya al-Tārīkh.

Peradaban Suku ‘Ād

Dalam kitab Kejadian disebutkan ‘Ād dan Ṡamūd termasuk di antara orang-orang sebelum orang Arab yang lebih dahsyat kekuatannya, lebih banyak harta dan anak-anak (pasukan)-nya (9: 69-70). Tempat tinggal ‘Ād dan Ṡamūd diketahui dengan jelas oleh orang Arab, namun ada juga orang-orang sesudah mereka yang hanya diketahui oleh Allah.

Hūd adalah saudara suku ‘Ād , dengan kata lain, suku ‘Ād adalah kaum Hūd. Dalam Al-Quran tertulis bahwa ‘Ād adalah para ahli waris (khulafā’) sesudah kaum Nuh yang Allah menganugerahi mereka dengan limpahan kekuasaan

 وَاذْكُرُوْٓا اِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاۤءَ مِنْۢ بَعْدِ قَوْمِ نُوْحٍ وَّزَادَكُمْ فِى الْخَلْقِ بَصْۣطَةًۚ

“…Ingatlah, ketika Dia (Allah) menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum Nuh, dan melebihkan kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakan…” (QS. Al-A’raf/7 : 69)

Suku ‘Ād tinggal di Aḥqāf yaitu di antara bukit-bukit pasir dengan ibu kota Iram. Mereka mempunyai banyak pilar yang belum pernah dibangun seperti itu di semua negeri. Artinya, suku ‘Ād mempunyai peradaban yang besar. Namun, suku ‘Ād menganggap dusta para utusan dan menantang, “siapa yang lebih dahsyat kekuatannya daripada kami?” Dalam kebodohan mereka, suku ‘Ād membangun altar-altar (berhala) pada setiap ketinggian dan membuat benteng-benteng (maṣāni‘) dengan harapan mereka dapat menjadi kekal.

Dalam perang, mereka biasa menangkap lawan dengan kejam (baṭasytum jabbārīn). Padahal, Allah telah menganugerahkan segala kebaikan kepada mereka yang dapat mereka ketahui dengan pikiran . Allah menganugerahkan kepada mereka binatang-binatang ternak, anak yang banyak, kebun, dan mata air yang banyak. Jika ‘Ād mau memohon ampun dan bertobat, maka Allah akan curahkan berkah-berkah samawi yang berlimpah kepada mereka, dan akan menambahkan kekuatan kepada mereka, asal mereka tidak berpaling dari Allah sebagai kaum yang tenggelam dalam dosa. (Lihat Asy-Syu’ara’/26 : 128-134)

Peradaban Suku Ṡamūd

Selanjutnya, Ṣāliḥ adalah saudara suku Ṡamūd, dengan kata lain, Suku Ṡamūd adalah kaum Ṣāliḥ . Al-Quran menjelaskan bahwa Ṡamūd adalah para ahli waris (khulafā’) sesudah ‘Ād. Mereka dapat mendirikan istana-istana di tanah yang datar dan memahat gunung-gunung sebagai tempat tinggal.

وَاذْكُرُوْٓا اِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاۤءَ مِنْۢ بَعْدِ عَادٍ وَّبَوَّاَكُمْ فِى الْاَرْضِ تَتَّخِذُوْنَ مِنْ سُهُوْلِهَا قُصُوْرًا وَّتَنْحِتُوْنَ الْجِبَالَ بُيُوْتًاۚ

“Ingatlah ketika (Allah) menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu membuat pada dataran rendahnya bangunan-bangunan besar dan kamu pahat gunung-gunungnya menjadi rumah…” (QS. Al-A’raf/7 : 74)

Suku Ṡamūd mendiami wilayah al-Ḥijr di bagian paling utara Ḥijāz, di sebelah oase Taimah. Mereka melubangi batu-batu cadas di lembah Wādi al-Qurā, yang terletak di sebelah utama Madinah pada rute kafilah pada masa lalu dari Arabia Selatan ke Suriah . Ṡamūd tinggal di tengah-tengah kebun dan mata air yang banyak, yang terdapat ladang dan pohon kurma dengan mayang-mayang nan lembut. Mereka memahat rumah dari gunung-gunung dengan keterampilan yang hebat (fārihīn) .

Keturunan Suku Ṡamūd Nabtean mendiami Al-Rass, sebuah kota yang bernama demikian, hingga hari ini masih ada di Provinsi al-Qāsim di Arabia Tengah. Artinya, Suku Ṡamūd juga mempunyai peradaban yang besar sesudah suku ‘Ād. (Lihat al-Ṭabarī, 25: 38)

Namun, suku Ṡamūd menganggap dusta para utusan. Di kota al-Ḥijr yang didiami Ṡamūd ada sembilan orang atau suku yang biasa melakukan perbuatan-perbuatan jahat di seluruh negeri dan tidak ingin melakukan perbaikan.

Similar Posts