Peran Kitab Atraf  dan Zawaid terhadap Kemunculan Aplikasi Hadis

Majalahnabawi.com – Bagi yang sedang mengkaji dunia keislaman, tentu tidak asing mendengar aplikasi bernama Maktabah Syamilah, sebuah aplikasi berbahasa Arab yang menghimpun beragam buku dari berbagai cabang keilmuan yang ada, baik tafsir, hadis, akidah, Bahasa Arab, dan lain sebagainya.

Keberadaan aplikasi Maktabah Syamilah tentu tidak terlepas dari kemajuan dunia teknologi. Adanya kemajuan pesat di bidang teknologi memberikan implikasi nyata bagi berbagai aspek kehidupan, salah satunya ialah di bidang administrasi yang dalam hal ini terbukti dengan adanya digitalisasi naskah. Bila menyinggung perihal digitalisasi naskah, terutama naskah-naskah karya para ulama Islam, maka tersebutlah beberapa aplikasi ensiklopedis yang menghimpun naskah-naskah tersebut. Di antaranya adalah Maktabah Syamilah, Ensiklopedia Ensiklopedi Hadits, Hadis Soft, Jami’ Kutub At Tis’ah, dan lain sebagainya.

Kemajuan teknologi memang menjadi faktor esensial dari adanya aplikasi hadis. Lantas, bagaimana Islam secara mandiri turut mengambil andil terhadap adanya aplikasi hadis di zaman modern ini, sedangkan peradaban Islam terhitung terlambat dalam mengikuti arus kemajuan teknologi modern yang ditandai dengan adanya arus globalisasi yang berpusat di Eropa? Untuk menjawab soal tersebut, kita bisa menelisik 2 model kitab hadis yang dianggap menjadi cikal bakal munculnya karya tulis ensiklopedis.

Analisa Singkat Kitab Zawaid dan Atraf

Kitab zawaid adalah kitab yang berisi kumpulan hadis yang diriwayatkan oleh seorang penulis (mukharrij) yang ditemukan dalam beberapa kitab serta tidak diriwayatkan oleh penulis kitab lainnya. Sedangkan kitab atraf adalah salah satu dari beberapa kitab hadis yang diringkas oleh pengarangnya untuk menyebutkan awal hadis dan menunjukkan lafal hadis setelahnya yang mengandung arti bagian dari matan yang menunjukkan setelah lafal hadis setelahnya.

Kitab zawaid maupun atraf bisa disebut juga sebagai kitab ensiklopedis karena 2 model kitab tersebut menjadi rujukan dalam bidang hadis dengan menghadirkan kumpulan hadis dan diurutkan berdasarkan karakteristik dari kedua tipe kitab tersebut.

Prof. Dr. Muhammad Muhammad Abu Zahu dalam Al Hadis wal Muhaddisun (karya ilmiah untuk meraih gelar profesor di Bidang Ilmu Al Quran dan Tafsir pada tahun 1946 M/1365 H), menyebutkan bahwa kitab zawaid muncul pada fase ketujuh sejarah peradaban Islam (656 H-sekarang), yaitu seiring dengan kemerosotan aktivitas rihlah ilmiah para ulama Islam yang bersamaan dengan berdirinya Dinasti Bani Ummayah II. Sedangkan kitab atraf muncul (400-656 H), yaitu seiring dengan jatuhnya Dinasti Bani Abbasiyah dan ketiadaan aktivitas periwayatan hadis secara lisan. Terdapat banyak kitab dengan gaya zawaid maupun atraf. Salahsatunya adalah kitab Misbahuz Zujajah fi Zawaid Ibn Majah karya Imam Al Bushiri (w. 840 H) dan Tuhfatul Asyraf bi Ma’rifatil Athraf karya Imam Al Mizzi (W. 762 H). Kitab Misbahuz Zujajah ditulis dengan susunan bab fikih dengan menggabungkan kumpulan hadis dari seorang mukharrij. Sedangkan Kitab Tuhfatul Atraf ditulis dengan menghadirkan kode rawi di ujung hadis.

Penutup

Dengan menelisik latar belakang dituliskannya kitab zawaid dan atraf beserta seluruh informasi mengenai kedua model kita tersebut, kita bisa mengetahui bahwa ijtihad ulama dalam mempertahankan eksistensi hadis dengan menghadirkan kitab ensiklopedis sangatlah patut diapresiasi. Secara tak langsung, ijtihad yang dilakukan oleh para ulama merupakan ijtihad futuristik, mengingat keberadaan hadis masih bisa kita temui hingga saat ini meskipun aktivitas periwayatan hadis secara lisan telah berhenti dilakukan dan tipologi semakin beragam bentuknya.

Similar Posts