Peran Strategis Pesantren dalam Mencetak Generasi yang Unggul dan Tangguh untuk Indonesia Emas

Majalahnabawi.com – Pada era globalisasi ini sebagai masa kemajuan ilmu dan teknologi, pada gilirannya memunculkan pelbagai resiko dan ketidakpastian baru yang melampaui kemampuan antisipasi kita. Perubahan dahsyat ini telah merombak tradisi bahkan agama yang selama ini menjadi pijakan banyak orang.[1] Kondisi pendidikan selama ini dianggap masyarakat kurang berhasil. Masyarakat banyak beranggapan bahwa seseorang yang memiliki gelar atau lulusan terbaik dari lembaga pendidikan hanya melahirkan lulusan yang mahir dalam mengerjakan soal ujian, akan tetapi dalam hal prilaku atau moralnya lemah.[2]

Oleh karena itu pada era globalisasi ini, sangat dibutuhkan yang namanya pendidikan karakter. Berdasarkan penelitian yang dilakukakan oleh Ajat Sudrajat mengutip pernyataan lickona[3], menyatakan bahwa “Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai yang inti”. Pengertian yang disampaikan lickona dapat disimpulkan bahwa kita harus mengikat para siswa dengan kegiatan-kegiatan yang akan mengantarkan mereka berpikir kritis mengenai persoalan-persoalan etika dan moral menginpirasi mereka untuk loyal dan setia untuk tindakan-tindakan etika dan moral dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mempraktikkan perilaku etika dan moral tersebut.[4]

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah lama menjadi bagian integral dari budaya dan sistem pendidikan Indonesia. Peran pesantren tidak hanya terbatas pada penyampaian ajaran agama, tetapi juga memiki kontribusi besar dalam membentuk generasi yang unggul dan tangguh untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai negara emas di masa depan. Sebagaimana kita ketahui masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama, oleh karena itu kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama.[5]

Oleh karna itu dalam era globalisasi sekarang ini pesantren berperan sangatpenting dalam membentuk karakter seseorang, ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Amir, ia menyatakan bahwa: “Pendidikan karakter di Indonesia di harapkan dapat memberikan solusi terbaik untuk kemajuan pendidikan yang lebih di warnai dengan nilai-nilai agama”. Sebuah karakter yang baik dapat terbentuk apabila seseorang melakukan atau menjalani suatu kegiatan yang positif yang ada dalam lingkungannya dan di lakukannya secara berulang-ulang atau istiqomah, seperti halnya belajar kitab, belajar Al-Quran, shalat jamaah, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya, kegiatan-kegiatan tersebut dalam pesantren tidak hanya di kerjakan sekali tetapi berkali-kali selama masih belajar di pesantren tersebut.[6]

Pesantren Sebagai Lembaga yang Membentuk Karakter Islami

Peran pesantren dalam membentuk karakter seorang santri yakni dengan dibutuhkan integrasi pembelajaran antara teori dan praktek, serta penghayatan yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan sehari-sehari. Karena, dengan berada di ranah pesantren, yang latar belakangnya sebagai Lembaga Pendidikan islam yang telah mampu menunjukkan ketahanannya yang cukup kokoh dalam menanamkan nilai-nilai karakter sehingga mampu melewati berbagai zaman dengan berbagai masalah yang ia hadapi.[7]

Orientasi peran pesantren sangat dipengaruhi oleh factor internal pesantren, terutama pandangan dunia kiainya, dan faktor luar, perkembangan dan tuntutan zaman. Mencermati perkembangan globalisasi yang makin marak ini, beberapa pesantren yang membuka sekolah dan madrasah formal, selain karena gagasan kiai, juga di sebabkan karena tuntutan zaman. Oleh karenanya pesantren-pesantren yang membuka sekolah madrasah sedikit banyak dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat tentang tenaga profesional yang memiliki akhlak mulia.[8]

Pesantren sendiri lahir membawa tujuan yang mana dalam rangka membina keperibadian islami, yaitu keperibadian yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. Berakhlak mulia, bermanfaat dan berkhidmat kepada umat. Pesantren telah lama menjadi lembaga yang memiliki kontribusi penting dalam ikut serta mencerdaskan bangsa.[9]

Berbicara mengenai tugas pesantren di era peradaban modern ini sendiri adalah mempertahankan eksistensi dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan ilmu agama, caranya dengan konsisten berinovasi dalam kegiatan pendidikan yang diselenggarakannya misalnya dengan mengadopsi sistem pendidikan formal, serta mengembangkan kegiatan seperti dalam bidang ekonomi dan bisnis agar eksistensi pesantren tetap terjaga. Sedangkan fungsi pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan keperibadian muslim, yaitu keperibadian yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarkat, mampu berdiri sendiri, bebas, dan teguh dalam keperibadian, menyebarkan agama dan menegakkan islam dan kejayaan umat islam di tengah-tengah masyarakat islam dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan keperibadian manusia.[10]

Tak terlepas dari itu, pesantren di era peradaban modern memiliki peran yang dapat dimainkan oleh pesantren itu sendiri agar tetap eksis di era modern ini. Peranannya yaitu dari segi sarana dan prasarana penunjang yang memadai, lalu meningkatkan sumber daya manusia dalam bidang manajemen kelembagaan, serta bidang-bidang yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat yang mana harus menjadi prioritas, kemandirian kelembagaan dengan menciptakan usaha sendiri, adanya kurikulum yang berorientasi life skill santri dan masyarakat yang mana hal ini bertujuan untuk peningkatan kapasitas santri dan masyarakat tidak cukup dalam bidang keagamaan semata melainkan harus ditunjang oleh kemampuan yang bersifat keahlian.[11]

Maka dalam hal ini, pesantren dijadikan sebagai agen perubahan (agent of change) sebagai lembaga perantara yang diharapkan dapat berperan sebagai dinamisator dan katalisator pemberdayaan sumber daya manusia, penggerak pembangunan di segala bidang, serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era perdaban modern ini. Sebagai suatu lembaga pendidikan yang hidup di tengah arus modernisasi, agar eksistensinya tetap bisa dipertahankan, pesantren diwajibkan oleh tuntutan-tuntutan hidup anak didiknya dalam kaitannya dengan perkembangan zaman untuk membekali mereka dengan keahlian melalui berbagai macam pendidikan dan keterampilan. Tujuan pendidikan pesantren adalah terbentuknya manusia yang memiliki kesadaran setinggi-tingginya akan bimbingan islam yang bersifat menyeluruh dan dan dilengkapi dengan kemampuan untuk mengadakan respons terhadap tantangan dan tuntutan hidup baik di Indonesia maupun dunia abad. Maka hal ini membantu menghasilkan generasi yang tidak hannya cerdas secara intelektual, tetapi juga memliki kepekaan sosial, kreativitas, dan keberanian untuk menghadapi tantangan masa depan.[12]

Kesimpulan

Setelah kita mencermati urain-uraian di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa pesantren memiliki peran strategis yang sangat penting dalam mencetak generasi yang unggul dan tangguh untuk Indonesia kedepan. pesantren tidak hanya memberikan pendidikan akademis, tetapi juga pendidikan karakter, moral dan spiritual. Dengan pendekatan ini, pesantren membentuk generasi yang memilki kecerdasaan intelektual, emosional, dan spiritual yang seimbang.

Demikian juga, pesantren memainkan peran penting dalam memperkuat identitas keislamaan generasi muda. Melalui pendidikan agama yang mendalam, pesantren membantu membangun pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai islam, moralitas dan etika. Pesantren memberikan lingkungan yang mendukung untuk pembentukan keperibadian yang dan tangguh dan berintegritas. Melalui disiplin yang ketat, pesantren mengajarkan nilai-nilai kerukunan, tanggung jawab, kejujuran, dan kerja keras. Dan pesantren juga membantu membangun rasa kepemilikan terhadap masalah-masalah sosial dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan, salah satu moto pesantren yang sering kali ditanamkan dalam jiwa santri adalah: “siap dipimpin siap memimpin”.

Melalui pendidikan yang berkualitas dan pembentukan karakter yang kuat, pesantren berpotensi menjadi sumberdaya manusia yang unggul dan tangguh yang dapat berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan nasional, baik dalam bidang akademis maupun sosial untuk Indoensia emas ke depan.


[1] Budi sujanti, Sejarah perkembangan globalisasi dalam dunia islam, jurnal peradaban dan Pendidikan islam, vol 2, No 2, Desember 2018, Hlm.100.

[2] Mita Silfiasari, Peran pesantren dalam Pendidikan di Era Globalisasi, Jurnal Ilmu Pendidikan tarbiyah, vol 5, no 2, Hlm.128.

[3] Thomas Lickona, Educating for Character: How our school can teach respect and responsibility, (New York: Lawrence earlbaum assosiacate, inc, publisher, 1991), page.29.

[4] Ajat Sudrajat, Mengapa Pendidikan karakter? Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun 1, no 1, Hlm.49.

[5] Puskur balitbang, “penembangan Pendidikan budaya dan karakter bangsa: pedoman sekolah”, (Jakarta: kemendiknas, 2010), Hlm.45.

[6] Mita Silfiasari, Peran pesantren dalam Pendidikan di Era Globalisasi, Jurnal Ilmu Pendidikan tarbiyah, vol 5, No 2, Hlm.128.

[7] Akhmad Syahri, Pendidikan karakter berbasis sistem Islamic boarding school, (Malang: CV.Literasi Nusantara, 2019),  Hlm, 105.

[8] Sri Haningsih, Peran Strategis Pesantren Madrasah Dan Sekolah Islam Di Indonesia, Jurnal Pendidikan Islam El-Tarbawi, No 1, Vol 1. 2008, Hlm.35.

[9] Ani Himayatul Aliah, “peran pondok pesantren dalam pengmbangan Pendidikan islam”. Jurnal prosiding nasional pascasarjana IAIN Kediri, Vol.4, November (2021), hlm.217.

[10] Yani Achdiani, “Tugas Dan Fungsi Pesantren Di Era Modern”, Junal Soietas, Vol.7, No.1 (2017), Hlm.14

[11] Saifuddin Amir, “Pesantren, Sejarah Dan Perkembangannya”, (Cet.III, Bandung: Pustaka Pelajar, 2012), Hlm.57.

[12] Wahyu Nur Huda, “Optimalisasi Peran Pesantren Dalam Lembaga Pendidikan Islam Di Era Modern”, Jurnal Pendidikan Islam, IAIN Ponorogo, Vol.4, Juni (2023), Hlm.109.

Similar Posts