Pesantren sebagai Sarana Mewujudkan Generasi Emas 2045

Generasi Emas 2045 di Era Bonus Demografi

MajalahnabawiGenerasi emas menjadi impian bagi setiap negara dalam meraih kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan bangsa. Hal ini adalah suatu generasi yang lahir 100 tahun setelah kemerdekaan Indonesia. Melihat dari bonus demografi yang terjadi saat ini, yaitu jumlah penduduk Indonesia yang berusia produktif (15-64 tahun) mencapai 70%, sementara 30% sisanya terdiri dari penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun) dalam rentang waktu 2020-2045,1merupakan peluang langka yang hanya muncul sekali sepanjang sejarah suatu negara. Oleh karena itu, generasi ini harus diisi oleh generasi muda yang memiliki wawasan luas, jiwa kreatif dan berbudi luhur.

Pemuda merupakan pilar utama dalam pembangunan masa depan suatu bangsa.2 Mereka adalah harapan bagi kemajuan dan kesinambungan sebuah negara. Sejarah telah mencatat peran yang luar biasa dari pemuda dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia. Mulai dari peristiwa Sumpah Pemuda hingga perjuangan para pejuang yang gigih melawan penjajah. Namun, saat ini kita dihadapkan pada fenomena yang cukup mengkhawatirkan, yaitu dekadensi moral di kalangan pemuda yang telah menjadi perhatian baik di tingkat nasional maupun internasional. Pada intinya, dekadensi moral adalah perilaku yang melenceng yang dilakukan oleh individu dalam suatu komunitas, yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di lingkungannya.

Peran Pesantren dalam Membentuk Moralitas Bangsa

Telah menjadi fakta umum, bahwa pendidikan karakter menjadi aspek krusial dalam konteks abad ke-21 untuk menghadapi tantangan krisis moral yang dihadapi oleh generasi Indonesia.3 Untuk mewujudkan generasi emas pada tahun 2045, penting bagi kita untuk menghadapi krisis moral yang sedang dihadapi bangsa ini. Salah satu solusi untuk mengatasi tantangan ini adalah melalui pendidikan, terutama pendidikan agama. Pesantren, sebagai institusi pendidikan yang telah lama berdiri di Indonesia, memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan moral generasi masa depan. Oleh karena itu, dengan memperkuat pendidikan agama, kita berharap dapat melahirkan generasi yang kuat moralnya. Generasi inilah yang diharapkan menjadi tulang punggung Indonesia pada tahun 2045, membawa bangsa ini menuju arah kemajuan yang lebih baik.

Sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam :

قال رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم : خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُ لِلنَّاس

Artinya: “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”4

Hadis ini menegaskan bahwa puncak kebaikan seseorang terletak pada manfaat yang dia berikan kepada orang lain. Dalam konteks peran pemuda dalam mewujudkan cita-cita bangsa, hadis ini mengajarkan bahwa kebaikan sejati tidak hanya terkandung dalam kesuksesan pribadi, tetapi juga dalam kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara.

Pesantren Mewujudkan Generasi Emas 2045

Untuk mencapai cita-cita pembangunan yang mulia, penting bagi pemuda untuk memiliki landasan moral yang kokoh. Oleh karena itu, dalam konteks pembangunan masa depan, pemuda perlu menguasai nilai-nilai moral yang kuat agar dapat membawa perubahan positif bagi bangsa dan mencapai visi Generasi Emas yang gemilang. Ada beberapa hal yang harus generasi muda kuasai pada masa kini.

Pertama, kemandirian. Kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk berkompetisi demi kemajuan dirinya, mengambil keputusan dan inisiatif dalam menyelesaikan masalah, memiliki keyakinan diri dalam menjalankan tugas-tugasnya, dan bertanggung jawab terhadap perbuatannya.5 Kemandirian yang pemuda peroleh selama tinggal di pesantren dapat memupuk sikap optimis saat berinteraksi dalam masyarakat. Optimisme adalah keyakinan yang kuat, rasa percaya diri, serta memiliki harapan untuk mencapai kesuksesan.6 Oleh karena itu, kemandirian pemuda yang terbentuk di lingkungan pesantren memiliki dampak positif terhadap sikap optimisme ketika beradaptasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Kedua, pemuda diharapkan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Dengan pengetahuan keagamaan yang mereka dapatkan di pesantren, pemuda dianggap sebagai individu yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama Islam. Mereka menjadi sosok yang dapat memberikan bimbingan kepada masyarakat, terutama di daerah-daerah yang kurang memiliki tokoh agama yang memadai.

Ketiga, pentingnya wawasan kebangsaan dan nilai-nilai nasionalisme. Faktanya, pemuda memiliki semangat nasionalisme yang tinggi sejak masa sebelum kemerdekaan Indonesia.7 Manifesto nasionalisme ulama Indonesia, yang kita kenal sebagai Resolusi Jihad, menegaskan peran penting ulama dalam perjuangan kemerdekaan. Di era modern ini, mereka yang lulus dari pesantren dengan integritas, kejujuran, dan kesederhanaan akan memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat.8

Pesantren Memiliki Peran dan Peluang Lebih Besar dalam Membentuk Generasi Emas

Menurut Edy Supriyono,9 pesantren memiliki peran dan peluang yang lebih besar dalam membentuk generasi emas dari pada dengan lembaga pendidikan lainnya, dengan setidaknya ada tiga alasan yang menguatkan. Pertama, pesantren menjadi tempat bagi generasi penerus bangsa untuk mendapatkan pendidikan tanpa batas waktu, berbeda dengan lembaga pendidikan umum. Hal ini memungkinkan pesantren untuk lebih menanamkan ajaran agama Islam sebagai benteng dalam menghadapi era globalisasi.

Kedua, pendidikan pesantren yang mencakup keseimbangan antara pembelajaran lahir-batin, agama, dan umum, sangat sesuai dengan relevansi pendidikan di era globalisasi yang membutuhkan kualitas sumber daya manusia dengan moralitas yang tinggi. Ketiga, pesantren memiliki peran penting sebagai lembaga pendidikan yang dapat menampung semua lapisan masyarakat, terutama kelas bawah, sehingga memberikan kesempatan untuk memberdayakan mereka. Dalam konteks ini, peran pesantren bukan hanya terbatas pada penyampaian pengetahuan keagamaan, tetapi juga meluas ke aspek sosial, ekonomi, dan keterampilan yang dapat memberikan dukungan bagi generasi muda yang membutuhkan.

Selain itu, wejangan dan do’a dari seorang Kyai sebagai pengasuh pesantren merupakan keunggulan tersendiri yang tidak lembaga pendidikan formal miliki, bahkan perguruan tinggi sekalipun. Oleh karena itu, berharap pesantren menjadi harapan bagi bangsa dalam mencetak generasi Indonesia emas 2045 yang memiliki wawasan agama serta karakter dan moral yang mulia.

Dalam kesimpulannya, pesantren, sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berdiri, memiliki peran yang signifikan dalam membentuk karakter dan moralitas generasi masa depan. Melalui pendidikan agama Islam yang intensif, berharap pesantren mampu melahirkan generasi emas yang kelak menjadi tulang punggung bangsa Indonesia pada tahun 2045. Peran pesantren sebagai pusat pendidikan dalam membangun generasi emas yang berkelanjutan tidak bisa dipandang sebelah mata. Untuk itu, perlu adanya dukungan yang lebih besar dari pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait agar pesantren dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa dan negara.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina¸ Dwi dan Sudji Munadi. 2023. Pemuda dan Ketidakpastian: Sebuah Hambatan, Strategi Dan Harapan Dalam Memasuki Pasar Kerj. Jurnal Kajian Sosiologi. Vol. 12 No. 1.

Angga dkk. 2022. Penerapan Pendidikan Karakter dengan Model Pembelajaran Berbasis Keterampilan Abad 21. Jurnal basicedu. Vol. 6 No. 1.

Fikri Sabiq, Ahmad. Peran Pesantren Dalam Membangun Moralitas Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045. Akses dari: https://wawasan.bdkjakarta.id/index.php/wawasan/article/view/118/59

Nurfitriani, Desy. 2023. Upaya Guru Dalam Mengoptimalkan Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun Di Ra Al-Izzah Kota Serang. Jurnal AUDHI. Vol. 6 No. 1.

Safradji. 2020. Multi Sistem Pendidikan Pesantren dan Tantangan Masa Depan. Tafhim Al-Ilmi.

Vol. 11 No. 2.

Shahnaz Roellyana. 2016. Peranan Optimisme terhadap Resiliensi pada Mahasiswa Tingkat Akhir yang Mengerjakan Skripsi. Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia. Vol. 1 No. 1.

Triyono. 2016. Menyiapkan Generasi Emas 2045. Seminar Nasional ALFA-VI. Klaten: Unwidha. Ulfatun Najicha, Fatma. Aku Generasi Unggul Masa Depan, Generasi Muda Harapan Bangsa.

Akses dari: https://www.academia.edu/39981475/Aku_Generasi_Unggul_Masa_Depan_Generasi_P erubahan_Oleh_Fatma_Ulfatun_Najicha

Similar Posts