Rahasia Tanda Baca Tanwin
Majalahnabawi.com – Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi agar antar satu orang dengan orang lainnya bisa memahami maksud lawan bicaranya. Terdapat berbagai macam bahasa di dunia ini, sebagaimana tercatat ada 7.168 bahasa di seluruh dunia di tahun 2023 (katadata.co.id) dan ada 720 bahasa yang digunakan orang indonesia, belum lagi dengan bangsa lainnya. Namun Allah SWT. memilih satu bahasa diantara banyaknya bahasa yang ada sebagai bahasa kitab suci al-Qur’an yakni bahasa Arab.
Selain kelebihannya karena terplih menjadi bahasa Qur’an, bahasa Arab juga memilki khazanah keilmuan kaidah-kaidah bahasa yang begitu komplit, dalam, namun semakin dipelajari semakin nampak keindahan bahasanya. Kaidah-kaidah itu tertuang dalam disiplin ilmu seperti Nahwu, Ilmu al-Ma’ajim, Sharaf, Balaghah Bayan, Badi’, Ma’ani, Fiqh Lughah, Ilmu al-Ashwat, dan lain-lain.
Yang masyhur dipelajari di pondok-pondok pesantren terbagi berdasarkan maharah atau keterampilan bahasanya, seperti maharah istima’ ada dalam mata pelajaran Imla’ dan Mutholaah, maharah kitabah dalam mata pelajaran Insya’ dan Imla’, maharah qiroah dalam mata pelajaran Nahwu, Sharaf, dan Balaghah, maharah kalam dalam mata pelajaran Mahfudzat, Muhadatsah, dan kegiatan Muhadloroh atau pidato. Meski bisa jadi setiap pesantren memiliki klasifikasi mata pelajaran yang berbeda dalam setiap maharah, namun kurang lebih cabang pembelajaran bahasa Arabnya sama.
Makna Tanda Baca tanwin
Bahkan kejelian bahasa Arab dalam perbedaan harakat, huruf, bunyi dapat mengubah makna dan tujuan dari kata tersebut. Sebagai contoh tanda baca “tanwin”, tentu semua mengenal tanda baca tanwin yang menjadikan huruf hijaiyah berbunyi akhiran ‘n’. Jenis tanwin ini disebutkan dalam kitab Syarah Ibnu Aqil ala Al-Alfiyah Ibni Malik yang meliputi 4 jenis : tanwin ‘iwadh, tanwin tankir, tanwin tamkin, dan tanwin muqobalah, artinya setiap tanwin memilki kaidah bahasa tersendiri, bukan sekedar membunyikan huruf. Penulis akan membahas salah satunya yakni tanwin ‘iwadh, tanwin ‘iwadh adalah tanwin yang menggantikan kata (isim/huruf) atau kalimat yang tidak tercantum, sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an:
وَأَنتُمۡ حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ
“Padahal kamu ketika itu melihat.” (Q.S. al-Waqi’ah (56): 84)
Pada kata “حِينَئِذٍ“ terdapat tanwin ‘iwadh yang berada di huruf yang sesungguhnya menyimpan makna إِذَا بَلَغَتِ (الرّوْحُ) الحُلْقُوْمَ (ketika ruh sampai di kerongkongan). Maka tanwin iwadl ini menyimpan makna lain dalam bentuk kalimat yang tidak disampaikan dalam ayat tersebut.
Begitu luar biasa indahnya seni bahasa Arab yang mampu mengungkap makna dibalik ayat al-Qur’an dari segi tata bahasa maupun kesesuaian kata-kata yang dipilih. Sebagai seorang muslim akan jauh lebih baik jika Al-Qur’an tak sekedar kita khatamkan selama Ramadhan, namun juga kita pelajari kandungan ilmu yang terkandung didalamnya agar semakin mantap mengaplikasikan isi Al-Qur’an.