Ramadan di Perantauan

Berpuasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban setiap umat muslim. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam al-Quran surah al-Baqarah:183

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: بُنِيَ الإِسْلامُ عَلى خَمْسٍ: شَهادَةِ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَإِقامِ الصَّلاةِ وَإِيتاءَ الزَّكاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ. (رواه البخاري)

Dari Ibnu Umar r.a., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima (pondasi), yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Ramadhan.” (HR. al-Bukhari).

Perlu kita ketahui bersama bahwa setiap orang pasti sangat mendambakan untuk menikmati bulan yang agung ini bersama keluarga dan sanak saudara di kampung halaman. Namun, apa jadinya jika kita justru berpuasa di tanah rantau sebab ada tuntutan pendidikan, pekerjaan, tanggung jawab dan tuntutan lainnya?

Sebagai seorang penuntut ilmu, kita harus berusaha menahan diri agar terbiasa dengan kondisi yang ada. Tak hanya itu, tapi juga harus bisa menahan gejolak rindu terhadap keluarga. Di saat orang lain tengah asik berkumpul dan bersenda gurau bersama keluarganya, kita lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan belajar, membaca al-Quran serta mengerjakan amalan lainnya.

Suasana Ramadan di Kampung Orang Lain

Sangat seru rasanya bila menikmati bulan Ramadan bersama keluarga. Namun, siapa yang menyangka bahwa menikmati bulan yang sama di daerah yang berbeda, tak kalah seru juga. Ngabuburit bersama teman-teman dan berbuka puasa dengan makanan ala kadarnya, merupakan hal yang tidak jauh berbeda dengan di kampung halaman.

Menikmati bulan yang suci di bumi rantau juga memiliki keistimewaan tersendiri. Di samping kita terlatih untuk mandiri, juga dilatih untuk beradaptasi terhadap kondisi yang sedang terjalani. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi seorang santri yang melanjutkan studi di luar negeri. yang awalnya terlalu bergantung kepada family, sekarang lebih melatih diri untuk mengerjakan semuanya sendiri.

Kesedihan yang tak tertahankan adalah ketika kita sudah memasuki hari akhir pada bulan Ramadan. Lantunan takbir sudah berkumandang, letusan kembang api mulai mewarnai angkasa, aroma masakan rendang mulai tercium dari rumah tetangga. Ketika itulah kita mengingat indahnya kebersamaan bersama keluarga.

Air mata tak bisa lagi terbendung, menangis adalah salah satu cara untuk meluapkan kerinduan kepada keluarga di kampung halaman. Meski demikian, sebagai seorang pelajar harus tetap kuat dan tegar. Harus menahan diri dengan kerinduan yang ada. Salah satu cara untuk mengobati kerinduan itu adalah selalu mendoakan keluarga kita agar senantiasa dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Allah Swt.

Similar Posts