Rasulullah Melarang Memakai Sutera?
Majalahnabawi.com – Hadis Nabi Muhammad ﷺ merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah al-Quran. Salah satu topik penting yang dibahas dalam banyak hadis adalah perintah dan larangan yang berkaitan dengan perilaku sehari-hari umat Muslim. Salah satu hadis yang menyinggung masalah ini adalah larangan memakai kain sutera bagi laki-laki di dunia.
Hadis Larangan Memakai Sutera
Dalam sebuah riwayat yang terdapat dalam Sahih al-Bukhari, Rasulullah ﷺ dengan tegas melarang pemakaian sutera bagi laki-laki. Hal ini sebagai tanda keprihatinan terhadap gaya hidup mewah yang berlebihan dan hubungannya dengan kedudukan di akhirat.
Hadis ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik melalui perantara Syu’bah dan Abdul Aziz bin Shuhaib. Dalam hadis ini, Rasulullah ﷺ menyampaikan, “Barang siapa mengenakan kain sutera di dunia, maka ia tidak akan memakainya di akhirat kelak.” (Sahih al-Bukhari, Kitab al-Libas, Hadis No. 5832). Larangan ini secara khusus ditujukan kepada laki-laki, karena sutera pada masa itu merupakan simbol kemewahan. Dan kemewahan berlebih tidak dianjurkan dalam Islam.
Larangan ini memiliki makna yang lebih dalam, yaitu menjaga umat Islam, khususnya kaum laki-laki, dari sikap cinta dunia yang berlebihan. Demikian menurut para ulama. Pemakaian sutera, yang merupakan lambang kemewahan, bisa memicu kesombongan dan kelekatan pada hal-hal duniawi. Pada gilirannya hal tersebut dapat mengurangi kepedulian terhadap kehidupan akhirat [Ibn Hajar al-Asqalani, Fathul Bari, vol. 10, p. 307.].
Makna Sutera dan Pesan Moral
Dalam konteks keislaman, sutera bukan sekadar kain mewah, tetapi memiliki konotasi simbolik yang dalam. Sutera sering dikaitkan dengan kenikmatan dunia yang fana, yang jika tidak dikendalikan bisa menjerumuskan seseorang ke dalam kesenangan duniawi yang berlebihan. Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa pemakaian sutera di dunia dapat menghalangi seseorang untuk menikmati kebahagiaan di akhirat, khususnya dalam bentuk pakaian yang mulia di surga [An-Nawawi, Sharh Sahih Muslim, vol. 14, p. 31.].
Ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan sikap hidup sederhana, di mana Islam menganjurkan umatnya untuk menahan diri dari hal-hal yang terlalu mewah dan tidak perlu. Dengan menjaga kesederhanaan, umat Islam bisa lebih fokus pada kebahagiaan akhirat yang lebih kekal daripada kesenangan duniawi yang sementara.
Hikmah Larangan dalam Konteks Kehidupan Modern
Walaupun pemakaian sutera adalah larangan bagi laki-laki dalam Islam, prinsip di balik larangan ini masih sangat relevan dalam kehidupan modern. Di tengah gaya hidup yang serba konsumtif dan mewah, hadis ini mengingatkan umat Muslim agar tidak terjebak dalam pola hidup hedonis dan materialistik. Islam menganjurkan kesederhanaan dan kewaspadaan terhadap sikap yang berlebihan terhadap hal-hal duniawi.
Larangan ini juga tidak berarti bahwa umat Islam harus meninggalkan dunia sepenuhnya, melainkan agar mereka tetap menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Keseimbangan ini penting agar umat Muslim tidak melupakan tujuan akhir kehidupan, yaitu menggapai ridha Allah dan kebahagiaan di akhirat.
Kesimpulan
Hadis tentang larangan mengenakan sutera bagi laki-laki di dunia mengandung pelajaran yang mendalam tentang pentingnya menjaga kesederhanaan dan menghindari kemewahan berlebihan. Rasulullah ﷺ mengajarkan umatnya untuk tidak terlalu terikat pada kenikmatan duniawi, tetapi lebih fokus pada kebahagiaan yang abadi di akhirat. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari hadis ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat [Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, vol. 3, p. 202.].